Ciri Fase Kritis DBD pada Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Kenali ciri fase kritis DBD pada anak, gejala, penanganan, dan pencegahannya. Panduan lengkap bagi orang tua untuk melindungi anak dari demam berdarah.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 02 Mar 2025, 14:15 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 14:15 WIB
ciri fase kritis dbd pada anak
ciri fase kritis dbd pada anak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak-anak di Indonesia. Sebagai orang tua, sangat penting untuk memahami ciri-ciri fase kritis DBD pada anak agar dapat memberikan penanganan yang tepat dan cepat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang DBD, mulai dari definisi, gejala, fase-fase penyakit, hingga cara pencegahan dan pengobatannya.

Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus ini dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat, bahkan berpotensi mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan baik.

DBD umumnya menyerang anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Namun, anak-anak cenderung lebih rentan terhadap komplikasi serius akibat DBD. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang penyakit ini sangat penting bagi orang tua.

Virus dengue memiliki empat serotipe berbeda (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4). Seseorang yang pernah terinfeksi oleh satu serotipe akan memiliki kekebalan terhadap serotipe tersebut, namun masih rentan terhadap infeksi oleh tiga serotipe lainnya. Infeksi kedua oleh serotipe yang berbeda seringkali lebih parah dan berisiko tinggi menyebabkan komplikasi.

Ciri-Ciri DBD pada Anak

Gejala DBD pada anak dapat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Berikut adalah gejala-gejala umum yang perlu diwaspadai:

  • Demam tinggi mendadak (39-40°C) yang berlangsung selama 2-7 hari
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri di belakang mata
  • Nyeri otot dan sendi
  • Mual dan muntah
  • Ruam pada kulit (biasanya muncul 2-5 hari setelah demam dimulai)
  • Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit (petechiae)
  • Mudah lelah dan lemas
  • Nyeri perut
  • Kehilangan nafsu makan

Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak akan menunjukkan semua gejala tersebut. Beberapa anak mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa mengalami gejala yang lebih parah.

Fase-Fase DBD pada Anak

DBD memiliki tiga fase utama yang perlu dipahami oleh orang tua. Setiap fase memiliki karakteristik dan risiko tersendiri:

1. Fase Demam (Febrile Phase)

Fase ini berlangsung selama 2-7 hari dan ditandai dengan:

  • Demam tinggi mendadak (39-40°C)
  • Wajah memerah
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi
  • Mual dan muntah
  • Ruam pada kulit yang mungkin muncul

Pada fase ini, anak mungkin terlihat seperti mengalami flu biasa. Namun, penting untuk tetap waspada dan memantau perkembangan gejala.

2. Fase Kritis (Critical Phase)

Fase kritis biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 sejak gejala pertama muncul. Ini adalah fase yang paling berbahaya dan memerlukan perhatian medis segera. Ciri-ciri fase kritis DBD pada anak meliputi:

  • Penurunan suhu tubuh secara tiba-tiba (defervescence)
  • Penurunan jumlah trombosit yang drastis
  • Peningkatan hematokrit
  • Kebocoran plasma darah
  • Perdarahan dari hidung, gusi, atau organ dalam
  • Nyeri perut yang parah
  • Muntah terus-menerus
  • Gelisah atau lesu
  • Perubahan kesadaran (seperti kebingungan atau kejang)
  • Tanda-tanda syok (kulit dingin dan lembab, denyut nadi lemah)

Fase kritis ini berlangsung selama 24-48 jam dan merupakan periode di mana komplikasi serius seperti syok hipovolemik dapat terjadi. Pemantauan ketat dan perawatan medis intensif sangat diperlukan pada fase ini.

3. Fase Pemulihan (Recovery Phase)

Setelah melewati fase kritis, anak akan memasuki fase pemulihan yang ditandai dengan:

  • Perbaikan kondisi umum
  • Nafsu makan membaik
  • Stabilisasi tanda-tanda vital
  • Peningkatan jumlah trombosit
  • Normalisasi hematokrit
  • Hilangnya gejala perdarahan

Meskipun kondisi anak mulai membaik, pengawasan tetap diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi lanjutan.

Faktor Risiko DBD pada Anak

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko anak terkena DBD, di antaranya:

  • Usia: Anak-anak dan remaja lebih rentan terhadap infeksi DBD
  • Lokasi geografis: Daerah tropis dan subtropis memiliki risiko lebih tinggi
  • Musim: Kasus DBD meningkat selama musim hujan
  • Kondisi lingkungan: Genangan air dan sanitasi buruk mendukung perkembangbiakan nyamuk
  • Riwayat infeksi sebelumnya: Infeksi kedua oleh serotipe berbeda berisiko lebih tinggi
  • Sistem kekebalan tubuh: Anak dengan sistem imun lemah lebih rentan

Diagnosis DBD pada Anak

Diagnosis DBD pada anak melibatkan beberapa langkah:

  1. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
  2. Tes darah lengkap untuk memeriksa jumlah trombosit dan hematokrit
  3. Tes NS1 antigen untuk mendeteksi virus dengue
  4. Tes serologi (IgM dan IgG) untuk mengetahui fase infeksi
  5. Pemeriksaan fungsi hati
  6. Tes koagulasi darah

Dokter akan mengevaluasi hasil tes bersama dengan gejala klinis untuk menentukan diagnosis dan tingkat keparahan DBD.

Penanganan dan Pengobatan DBD pada Anak

Penanganan DBD pada anak tergantung pada fase dan tingkat keparahan penyakit. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penanganan DBD:

1. Perawatan di Rumah (untuk kasus ringan)

  • Istirahat yang cukup
  • Pemberian cairan yang adekuat (air putih, oralit, jus buah)
  • Pemberian obat penurun panas seperti paracetamol (hindari aspirin dan ibuprofen)
  • Kompres hangat untuk menurunkan demam
  • Pemantauan gejala secara teratur

2. Perawatan di Rumah Sakit (untuk kasus sedang hingga berat)

  • Terapi cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan syok
  • Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan parameter laboratorium
  • Transfusi trombosit atau plasma jika diperlukan
  • Pemberian oksigen jika terjadi gangguan pernapasan
  • Penanganan komplikasi seperti perdarahan atau gangguan organ

Penting untuk diingat bahwa tidak ada pengobatan spesifik untuk virus dengue. Perawatan utama berfokus pada penanganan gejala dan pencegahan komplikasi.

Pencegahan DBD pada Anak

Pencegahan adalah kunci utama dalam mengurangi risiko DBD pada anak. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1. Pengendalian Vektor

  • Terapkan prinsip 3M: Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan kembali barang bekas
  • Gunakan kelambu saat tidur
  • Pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
  • Gunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk
  • Jaga kebersihan lingkungan sekitar rumah

2. Perlindungan Diri

  • Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang
  • Hindari beraktivitas di luar rumah saat nyamuk aktif (pagi dan sore hari)
  • Gunakan kelambu berinsektisida

3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

  • Berpartisipasi dalam program pemberantasan sarang nyamuk
  • Ikuti penyuluhan kesehatan tentang DBD
  • Sosialisasikan informasi tentang DBD kepada keluarga dan tetangga

4. Vaksinasi

Saat ini, vaksin dengue (QDenga) telah tersedia di beberapa negara termasuk Indonesia. Konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan vaksinasi untuk anak Anda.

Mitos dan Fakta Seputar DBD pada Anak

Berikut adalah beberapa mitos dan fakta tentang DBD yang perlu diketahui:

Mitos: DBD hanya menyerang pada musim hujan

Fakta: Meskipun kasus DBD meningkat saat musim hujan, penyakit ini dapat terjadi sepanjang tahun.

Mitos: Minum jus jambu biji dapat menyembuhkan DBD

Fakta: Meskipun jus jambu biji dapat membantu meningkatkan trombosit, tidak ada bukti ilmiah bahwa ini dapat menyembuhkan DBD. Penanganan medis tetap diperlukan.

Mitos: Anak yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi

Fakta: Seseorang dapat terinfeksi DBD hingga empat kali, sesuai dengan jumlah serotipe virus dengue.

Mitos: Fogging adalah cara terbaik untuk mencegah DBD

Fakta: Fogging hanya efektif untuk membunuh nyamuk dewasa. Pencegahan yang lebih efektif adalah dengan menghilangkan sarang nyamuk.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Orang tua harus segera membawa anak ke dokter atau rumah sakit jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Demam tinggi yang berlangsung lebih dari 2 hari
  • Munculnya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
  • Nyeri perut yang parah
  • Muntah terus-menerus
  • Perdarahan dari hidung atau gusi
  • Tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, urin sedikit)
  • Perubahan kesadaran atau kejang
  • Tanda-tanda syok (kulit dingin dan lembab, denyut nadi lemah)

Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius DBD pada anak.

Perawatan Jangka Panjang Pasca DBD

Setelah sembuh dari DBD, beberapa langkah perawatan jangka panjang yang perlu diperhatikan:

  • Pemeriksaan rutin untuk memantau pemulihan fungsi organ
  • Menjaga pola makan sehat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Istirahat yang cukup selama masa pemulihan
  • Menghindari aktivitas fisik berat dalam beberapa minggu pertama
  • Memperhatikan tanda-tanda infeksi sekunder
  • Melanjutkan tindakan pencegahan DBD di lingkungan rumah

Pertanyaan Umum Seputar DBD pada Anak

Q: Berapa lama masa inkubasi virus dengue?

A: Masa inkubasi virus dengue berkisar antara 3-14 hari, dengan rata-rata 4-7 hari setelah gigitan nyamuk infektif.

Q: Apakah DBD dapat menular dari manusia ke manusia?

A: Tidak, DBD tidak dapat menular langsung dari manusia ke manusia. Penularan hanya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi.

Q: Bagaimana cara membedakan DBD dengan demam biasa?

A: DBD biasanya ditandai dengan demam tinggi mendadak yang berlangsung 2-7 hari, disertai gejala seperti nyeri otot, sakit kepala parah, dan kemungkinan munculnya ruam. Pemeriksaan darah dapat membantu membedakannya dengan demam biasa.

Q: Apakah ada makanan khusus yang harus dihindari saat anak terkena DBD?

A: Tidak ada pantangan makanan khusus untuk penderita DBD. Yang terpenting adalah memastikan asupan cairan yang cukup dan makanan yang mudah dicerna.

Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan total dari DBD?

A: Waktu pemulihan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Umumnya, pemulihan total membutuhkan waktu 2-4 minggu setelah fase akut berakhir.

Kesimpulan

Demam berdarah dengue (DBD) pada anak merupakan penyakit serius yang memerlukan perhatian khusus dari orang tua dan tenaga medis. Pemahaman yang baik tentang ciri-ciri fase kritis DBD pada anak, gejala, dan tindakan pencegahan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi serius.

Kewaspadaan terhadap gejala awal, penanganan yang tepat dan cepat, serta tindakan pencegahan yang konsisten merupakan kunci dalam melindungi anak-anak dari ancaman DBD. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mencurigai anak Anda terkena DBD atau memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyakit ini.

Dengan pengetahuan yang cukup dan tindakan yang tepat, kita dapat bersama-sama melindungi anak-anak dari bahaya DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya