Fungsi Kapak Persegi: Alat Multifungsi Zaman Prasejarah Neolitikum

Kapak persegi adalah alat multifungsi zaman prasejarah. Pelajari fungsi, jenis, dan sejarah kapak persegi sebagai peninggalan penting masa Neolitikum.

oleh Anugerah Ayu Sendari Diperbarui 05 Feb 2025, 14:25 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 14:25 WIB
fungsi kapak persegi
fungsi kapak persegi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kapak persegi merupakan salah satu peninggalan purbakala yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia prasejarah. Alat ini banyak ditemukan di berbagai wilayah Indonesia dan menjadi bukti perkembangan teknologi pada masa Neolitikum. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang fungsi, jenis, dan sejarah kapak persegi ini.

Promosi 1

Pengertian dan Sejarah Kapak Persegi

Kapak persegi, yang juga dikenal sebagai beliung persegi, adalah alat batu yang dibentuk menyerupai persegi panjang atau trapesium. Alat ini pertama kali ditemukan dan diberi nama oleh Robert von Heine-Geldern, seorang ahli prasejarah asal Austria, pada tahun 1920-an. Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam studi arkeologi Indonesia.

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan zaman Neolitikum atau zaman batu muda, yang berlangsung sekitar 4.500 hingga 2.500 tahun yang lalu. Pada masa ini, manusia prasejarah mulai mengenal teknologi penghalusan batu dan mulai hidup menetap. Kapak persegi menjadi bukti perkembangan teknologi dan keterampilan manusia dalam mengolah bahan baku alam menjadi alat yang lebih efektif.

Proses pembuatan kapak persegi melibatkan teknik penggosokan dan pengasahan batu hingga halus. Seluruh permukaan kapak digosok halus, kecuali bagian pangkal yang digunakan sebagai tempat ikatan tangkai. Bagian ujung pemukaan bawah dan atas diasah untuk menciptakan tajaman yang miring, mirip dengan pahat modern.

Ciri-ciri Kapak Persegi

Untuk dapat mengidentifikasi kapak persegi, perlu diketahui ciri-ciri khasnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama kapak persegi:

  • Bentuk dasar persegi panjang atau trapesium
  • Permukaan halus hasil penggosokan
  • Bagian tajam berada di salah satu ujung
  • Bagian pangkal lebih tebal dan kasar untuk tempat ikatan tangkai
  • Ukuran bervariasi, dari yang kecil hingga besar
  • Terbuat dari berbagai jenis batuan, seperti kalsedon, rijang, atau batuan lainnya
  • Penampang lintang berbentuk persegi atau persegi panjang

Ciri-ciri ini membantu para arkeolog dan peneliti untuk membedakan kapak persegi dari alat batu lainnya. Keunikan bentuk dan pengerjaan yang halus menunjukkan tingkat keahlian yang tinggi dari pembuatnya.

Fungsi Utama Kapak Persegi

Kapak persegi memiliki berbagai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia prasejarah. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari alat ini:

1. Alat Pertanian dan Bercocok Tanam

Salah satu fungsi utama kapak persegi adalah sebagai alat pertanian. Kapak ini digunakan untuk:

  • Mencangkul tanah untuk persiapan lahan pertanian
  • Membuat lubang tanam
  • Memotong akar dan ranting tanaman
  • Memanen hasil pertanian

Penggunaan kapak persegi dalam pertanian menandai transisi penting dari pola hidup berburu-meramu ke bercocok tanam. Ini merupakan revolusi besar dalam cara hidup manusia prasejarah.

2. Alat Pengerjaan Kayu

Kapak persegi juga berfungsi sebagai alat untuk mengolah kayu. Fungsinya meliputi:

  • Menebang pohon
  • Memotong dan membelah kayu
  • Mengukir dan memahat kayu
  • Membuat perahu dan bangunan sederhana

Kemampuan untuk mengolah kayu dengan lebih efisien memungkinkan manusia prasejarah untuk membuat tempat tinggal yang lebih baik dan alat-alat yang lebih kompleks.

3. Alat Berburu

Meskipun tidak seefektif tombak atau panah, kapak persegi juga digunakan dalam aktivitas berburu, terutama untuk:

  • Memotong daging hewan buruan
  • Memecah tulang untuk mengambil sumsum
  • Menguliti hewan buruan

Penggunaan kapak persegi dalam berburu menunjukkan fleksibilitas alat ini dalam berbagai situasi.

Fungsi Sosial dan Budaya Kapak Persegi

Selain fungsi praktisnya, kapak persegi juga memiliki peran penting dalam aspek sosial dan budaya masyarakat prasejarah. Berikut adalah beberapa fungsi sosial dan budaya kapak persegi:

1. Alat Barter dan Perdagangan

Kapak persegi memiliki nilai yang tinggi dalam masyarakat prasejarah, sehingga sering digunakan sebagai alat tukar dalam sistem barter. Fungsi ini meliputi:

  • Pertukaran dengan bahan makanan
  • Pertukaran dengan alat perkakas lain
  • Sebagai barang berharga dalam transaksi antar kelompok

Penggunaan kapak persegi sebagai alat barter menunjukkan adanya sistem ekonomi yang mulai berkembang pada masa itu.

2. Simbol Status Sosial

Kepemilikan kapak persegi, terutama yang berkualitas tinggi, dapat menjadi penanda status sosial seseorang. Hal ini terlihat dari:

  • Kapak persegi yang lebih halus dan indah dimiliki oleh pemimpin atau orang terpandang
  • Jumlah kepemilikan kapak persegi menunjukkan kekayaan seseorang
  • Keterampilan membuat kapak persegi yang baik dihargai dalam masyarakat

Fungsi ini menggambarkan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat prasejarah.

3. Benda Ritual dan Upacara

Kapak persegi juga memiliki fungsi dalam ritual dan upacara adat, seperti:

  • Sebagai persembahan dalam upacara keagamaan
  • Sebagai bekal kubur untuk orang yang meninggal
  • Digunakan dalam ritual-ritual tertentu, seperti pernikahan atau penobatan pemimpin

Penggunaan kapak persegi dalam konteks ritual menunjukkan nilai sakral yang dilekatkan pada benda ini.

Jenis-jenis Kapak Persegi

Kapak persegi memiliki beberapa variasi bentuk dan ukuran, yang masing-masing memiliki fungsi spesifik. Berikut adalah beberapa jenis kapak persegi yang telah diidentifikasi:

1. Kapak Tangga

Kapak tangga memiliki ciri khas berupa permukaan beliung yang lebih rendah pada bagian atasnya dibandingkan bagian bawahnya. Karakteristik kapak tangga meliputi:

  • Bentuk menyerupai tangga
  • Umumnya ditemukan di wilayah Cina, Taiwan, Hong Kong, dan Sulawesi
  • Digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan presisi tinggi

2. Kapak Bahu Sederhana

Kapak bahu sederhana memiliki ciri khas berupa tekstur tangkai yang kasar. Karakteristik kapak ini meliputi:

  • Memiliki "bahu" atau tonjolan pada bagian tangkainya
  • Ditemukan di berbagai wilayah Asia dan Indonesia, khususnya di daerah Mamuju, Sulawesi Barat
  • Cocok untuk pekerjaan yang memerlukan genggaman kuat

3. Kapak Atap

Kapak atap memiliki bentuk yang khas dengan variasi yang tebal. Karakteristiknya meliputi:

  • Bagian sisinya miring ke permukaan bawah berbentuk trapesium
  • Tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti Bali, Maluku, dan Jawa Timur
  • Sering digunakan dalam konstruksi bangunan sederhana

4. Kapak Biola

Kapak biola memiliki bentuk yang unik menyerupai alat musik biola. Ciri-cirinya meliputi:

  • Terdapat cekungan pada bagian tengahnya
  • Penampangnya lonjong
  • Banyak ditemukan di Taiwan, Jepang, dan Botel Tabago
  • Mungkin memiliki fungsi khusus dalam ritual atau upacara

5. Kapak Penarah

Kapak penarah memiliki bentuk yang panjang dan penampang yang khas. Karakteristiknya meliputi:

  • Penampang lintang mirip dengan segi empat tetapi hampir bundar
  • Ukuran yang dimiliki cukup besar
  • Tersebar di beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatra, Jawa, dan Bali
  • Digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan kekuatan besar, seperti menebang pohon

Keragaman jenis kapak persegi ini menunjukkan adanya spesialisasi fungsi dan adaptasi terhadap kebutuhan lokal di berbagai wilayah.

Lokasi Penemuan Kapak Persegi di Indonesia

Kapak persegi telah ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, menunjukkan penyebaran teknologi dan budaya Neolitikum yang luas. Berikut adalah beberapa lokasi utama penemuan kapak persegi di Indonesia:

1. Sumatra

Di Sumatra, kapak persegi ditemukan di beberapa lokasi, termasuk:

  • Aceh
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat
  • Jambi
  • Lampung

Penemuan di Sumatra menunjukkan adanya jalur migrasi dan perdagangan kuno yang menghubungkan pulau ini dengan daratan Asia.

2. Jawa

Jawa merupakan salah satu pusat penemuan kapak persegi, dengan lokasi meliputi:

  • Jawa Barat (Tasikmalaya, Ciamis)
  • Jawa Tengah (Purbalingga, Pekalongan)
  • Jawa Timur (Pacitan, Madiun)
  • Daerah Istimewa Yogyakarta

Banyaknya penemuan di Jawa menunjukkan tingginya aktivitas manusia prasejarah di pulau ini.

3. Bali

Di Bali, kapak persegi ditemukan di beberapa situs, termasuk:

  • Gilimanuk
  • Sembiran
  • Cekik

Penemuan di Bali menunjukkan adanya koneksi budaya antara pulau ini dengan Jawa dan wilayah lainnya.

4. Kalimantan

Meskipun tidak sebanyak di pulau lain, kapak persegi juga ditemukan di Kalimantan, terutama di:

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur

Penemuan di Kalimantan menunjukkan penyebaran teknologi Neolitikum hingga ke pulau terbesar di Indonesia ini.

5. Sulawesi

Di Sulawesi, kapak persegi ditemukan di beberapa lokasi, termasuk:

  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara

Penemuan di Sulawesi menunjukkan adanya jalur migrasi dan perdagangan yang menghubungkan pulau ini dengan wilayah lain di Indonesia dan Asia Tenggara.

6. Nusa Tenggara

Kapak persegi juga ditemukan di kepulauan Nusa Tenggara, termasuk:

  • Nusa Tenggara Barat (Lombok, Sumbawa)
  • Nusa Tenggara Timur (Flores, Timor)

Penemuan di wilayah ini menunjukkan penyebaran teknologi Neolitikum hingga ke wilayah timur Indonesia.

7. Maluku

Di kepulauan Maluku, kapak persegi ditemukan di beberapa pulau, termasuk:

  • Seram
  • Ambon
  • Halmahera

Penemuan di Maluku menunjukkan adanya koneksi budaya antara wilayah ini dengan wilayah lain di Indonesia bagian timur.

Penyebaran kapak persegi yang luas di Indonesia menunjukkan adanya jaringan perdagangan dan migrasi yang kompleks pada masa Neolitikum. Hal ini juga menggambarkan kemampuan adaptasi teknologi ini terhadap berbagai kondisi lingkungan di Nusantara.

Perbedaan Kapak Persegi dengan Alat Batu Lainnya

Untuk memahami keunikan kapak persegi, penting untuk membandingkannya dengan alat batu lain yang juga digunakan pada masa prasejarah. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

1. Kapak Persegi vs Kapak Genggam

Perbedaan utama antara kapak persegi dan kapak genggam meliputi:

  • Bentuk: Kapak persegi memiliki bentuk yang lebih teratur dan simetris, sementara kapak genggam cenderung tidak beraturan.
  • Pengerjaan: Kapak persegi dihaluskan seluruh permukaannya, sedangkan kapak genggam hanya diasah pada bagian tajamnya.
  • Masa penggunaan: Kapak genggam lebih tua, berasal dari masa Paleolitikum, sementara kapak persegi dari masa Neolitikum.
  • Fungsi: Kapak persegi memiliki fungsi yang lebih beragam, termasuk untuk pertanian, sementara kapak genggam terutama digunakan untuk berburu dan mengolah hasil buruan.

2. Kapak Persegi vs Kapak Lonjong

Perbedaan antara kapak persegi dan kapak lonjong meliputi:

  • Bentuk: Kapak persegi memiliki penampang lintang berbentuk persegi atau persegi panjang, sementara kapak lonjong berbentuk lonjong atau oval.
  • Wilayah persebaran: Kapak persegi lebih banyak ditemukan di Indonesia bagian barat, sedangkan kapak lonjong lebih umum di Indonesia bagian timur.
  • Bahan: Kapak lonjong sering terbuat dari batu kali berwarna kehitam-hitaman, sementara kapak persegi dapat terbuat dari berbagai jenis batuan.
  • Fungsi khusus: Kapak lonjong sering dikaitkan dengan pembuatan perahu, sementara kapak persegi memiliki fungsi yang lebih beragam.

3. Kapak Persegi vs Alat Serpih

Perbedaan antara kapak persegi dan alat serpih meliputi:

  • Ukuran: Kapak persegi umumnya lebih besar dibandingkan alat serpih yang cenderung kecil dan tipis.
  • Metode pembuatan: Kapak persegi dibuat dengan teknik penggosokan, sementara alat serpih dibuat dengan teknik penyerpihan.
  • Fungsi: Kapak persegi memiliki fungsi yang lebih berat seperti menebang dan mencangkul, sementara alat serpih digunakan untuk pekerjaan yang lebih halus seperti mengiris dan mengukir.
  • Pegangan: Kapak persegi biasanya memiliki tangkai, sementara alat serpih umumnya digenggam langsung.

4. Kapak Persegi vs Beliung

Meskipun sering dianggap sama, kapak persegi dan beliung memiliki beberapa perbedaan:

  • Ukuran: Beliung umumnya lebih kecil dan tipis dibandingkan kapak persegi.
  • Fungsi: Beliung lebih sering digunakan untuk pekerjaan halus seperti mengukir, sementara kapak persegi untuk pekerjaan yang lebih berat.
  • Cara penggunaan: Beliung sering digunakan dengan cara dipukulkan, sementara kapak persegi lebih sering diayunkan.

Pemahaman tentang perbedaan ini penting dalam studi arkeologi untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan temuan-temuan arkeologis dengan tepat.

Teknologi Pembuatan Kapak Persegi

Pembuatan kapak persegi melibatkan serangkaian proses yang mencerminkan kemajuan teknologi pada masa Neolitikum. Berikut adalah tahapan dan teknik yang digunakan dalam pembuatan kapak persegi:

1. Pemilihan Bahan Baku

Langkah pertama dalam pembuatan kapak persegi adalah pemilihan bahan baku yang tepat. Proses ini meliputi:

  • Pencarian batuan yang cocok, seperti kalsedon, rijang, atau batuan metamorf lainnya
  • Pemilihan batu berdasarkan kekerasan dan kemampuan untuk dibentuk
  • Pengujian kualitas batu untuk memastikan tidak ada retakan atau cacat

2. Pembentukan Dasar

Setelah bahan baku dipilih, proses pembentukan dasar dilakukan. Tahap ini meliputi:

  • Pemecahan batu besar menjadi ukuran yang sesuai
  • Pembentukan kasar menggunakan teknik penyerpihan untuk mendapatkan bentuk dasar persegi atau trapesium
  • Penghalusan awal untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan

3. Penggosokan dan Penghalusan

Tahap ini merupakan ciri khas pembuatan kapak persegi yang membedakannya dari alat batu lainnya. Proses ini meliputi:

  • Penggosokan seluruh permukaan kapak menggunakan batu gosok atau pasir
  • Penghalusan bertahap untuk mencapai permukaan yang rata dan halus
  • Pembentukan sisi-sisi kapak agar simetris dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan

4. Pembuatan Tajaman

Setelah bentuk dasar kapak selesai, tahap selanjutnya adalah pembuatan bagian tajam. Proses ini meliputi:

  • Pengasahan salah satu ujung kapak untuk membentuk bagian tajam
  • Pembentukan sudut kemiringan yang tepat untuk menghasilkan tajaman yang efektif
  • Penghalusan akhir pada bagian tajam untuk memastikan ketajamannya

5. Pembuatan Tangkai

Tahap terakhir adalah persiapan untuk pemasangan tangkai. Proses ini meliputi:

  • Pembentukan bagian pangkal kapak agar sesuai untuk pemasangan tangkai
  • Pembuatan lekukan atau tonjolan untuk memastikan ikatan tangkai yang kuat
  • Pengasaran permukaan pada bagian yang akan diikat untuk meningkatkan daya cengkeram

Proses pembuatan kapak persegi ini membutuhkan keterampilan dan kesabaran yang tinggi. Teknologi ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengolahan bahan baku alam oleh manusia prasejarah.

Kapak Persegi dalam Konteks Arkeologi Modern

Dalam konteks arkeologi modern, kapak persegi memiliki peran penting dalam pemahaman kita tentang kehidupan manusia prasejarah. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait kapak persegi dalam studi arkeologi:

1. Indikator Perkembangan Teknologi

Kapak persegi menjadi bukti penting perkembangan teknologi manusia prasejarah. Hal ini terlihat dari:

  • Teknik pengerjaan yang lebih maju dibandingkan alat batu sebelumnya
  • Penggunaan teknik penggosokan yang menunjukkan pemahaman lebih baik tentang sifat bahan
  • Variasi bentuk dan ukuran yang menunjukkan spesialisasi fungsi

2. Bukti Migrasi dan Perdagangan

Penyebaran kapak persegi di berbagai wilayah memberikan informasi tentang:

  • Jalur migrasi manusia prasejarah
  • Adanya jaringan perdagangan antar wilayah
  • Pertukaran teknologi dan budaya antar kelompok manusia

3. Indikator Pola Hidup Menetap

Keberadaan kapak persegi sering dikaitkan dengan pola hidup menetap, yang ditandai dengan:

  • Pengembangan pertanian dan bercocok tanam
  • Pembangunan pemukiman yang lebih permanen
  • Perkembangan sistem sosial yang lebih kompleks

4. Sumber Informasi Paleoekologi

Studi terhadap kapak persegi juga dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan masa lalu, seperti:

  • Jenis vegetasi yang ada berdasarkan fungsi kapak
  • Ketersediaan sumber daya alam untuk pembuatan alat
  • Perubahan lingkungan yang mungkin terjadi sepanjang waktu

5. Metode Analisis Modern

Dalam arkeologi modern, kapak persegi diteliti menggunakan berbagai metode canggih, termasuk:

  • Analisis petrografi untuk menentukan asal bahan baku
  • Analisis jejak pakai untuk memahami fungsi spesifik alat
  • Teknik penanggalan untuk menentukan usia kapak
  • Rekonstruksi digital untuk memahami proses pembuatan dan penggunaan

6. Konteks Budaya dan Sosial

Studi kapak persegi juga membantu memahami aspek budaya dan sosial masyarakat prasejarah, seperti:

  • Sistem kepercayaan dan ritual berdasarkan penggunaan kapak dalam upacara
  • Struktur sosial berdasarkan distribusi dan kepemilikan kapak
  • Perkembangan keterampilan dan spesialisasi dalam masyarakat

Dengan pendekatan multidisiplin dalam arkeologi modern, kapak persegi tidak hanya dilihat sebagai artefak fisik, tetapi juga sebagai jendela untuk memahami kehidupan, teknologi, dan budaya manusia prasejarah secara lebih komprehensif.

Kesimpulan

Kapak persegi merupakan peninggalan purbakala yang memiliki nilai sejarah dan arkeologis yang sangat tinggi. Alat ini tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi pada masa Neolitikum, tetapi juga memberikan gambaran tentang kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya manusia prasejarah.

Fungsi kapak persegi yang beragam, mulai dari alat pertanian hingga simbol status sosial, menunjukkan kompleksitas masyarakat pada masa itu. Penyebaran kapak persegi di berbagai wilayah Indonesia juga menjadi bukti adanya jaringan perdagangan dan migrasi yang luas pada masa prasejarah.

Dalam konteks arkeologi modern, studi tentang kapak persegi terus berkembang dengan penggunaan teknologi dan metode analisis yang semakin canggih. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang kehidupan manusia prasejarah dan perkembangan peradaban di Nusantara.

Pemahaman tentang kapak persegi tidak hanya penting bagi para arkeolog dan sejarawan, tetapi juga bagi masyarakat umum. Pengetahuan ini membantu kita menghargai warisan budaya dan teknologi nenek moyang, serta memahami akar peradaban kita. Dengan demikian, kapak persegi bukan hanya sekadar alat batu kuno, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang manusia dalam mengembangkan teknologi dan budaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya