Liputan6.com, Jakarta - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, sekitar pukul 06.05 WIT pagi tadi, Minggu (20/4/2025) melaporkan Gunung Dukono erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak gunung.
"Iya, tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.000 meter," ujar petugas Pos PGA Dukono Bambang Sugiono dalam keterangan tertulis yang diterima di Ternate, melansir Antara, Minggu (20/4/2025).
Baca Juga
Dia menyebut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Timur. Bambang mengatakan, erupsi Gunung Dukono ini berhasil terekam pada seismogram dengan amplitudo maximum 22 mm dan durasi 59.19 detik yang berada di Pos PGA di Desa Mamuya, Kecamatan Galela.
Advertisement
"Saat ini kondisi gunung api setinggi 1.087 meter dari permukaan laut itu masih berstatus level II atau Waspada," ucap dia.
Oleh karena itu, lanjut Bambang, masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung maupun wisatawan agar tidak beraktivitas mendaki dan mendekati kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 kilometer.
"Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap," papar Bambang.
Sebelumnya, menurut dia, berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api, sejak Sabtu pukul 00.01 WIT terjadi 252 kali letusan, dengan ketinggian kolom abu vulkanik setinggi 800 meter - 1.000 meter di atas puncak kawah.
Bambang menjabarkan, letusan berjumlah 252, amplitudo 6-34 mm, durasi 30.92-92.69 detik, sementara tektonik lokal jumlah 1, amplitudo 8 mm, S-P 8.91 detik, durasi 40.64 detik.
"Sedangkan tektonik jauh jumlah 2, amplitudo 7-20 mm, S-P 13.77-24.07 detik, durasi 46.45-73.77 detik, kemudian tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-5 mm (dominan 3 mm) dan secara visual Gunung Dukono jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III dan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter hingga 900 meter di atas puncak kawah," terang dia.
Bambang pun meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Â
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 700 Meterologi
Sebelumnya, Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3676 meter diatas permukaan laut (mdpl) kembali mengalami erupsi. Tinggi letusan abu vulkanik kali ini mencapai 700 meter di atas puncak pada kamis malam 17 April 2025.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 21.25 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mter di atas permukaan laut (mdpl)," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto Jumat 18 April 2025.
Kata dia, abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih terus berlangsung.
Berdasarkan data petugas, Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi sebanyak 14 kali sejak pukul 04.00 WIB hingga 23.00 WIB dengan tinggi letusan 700 meter hingga 1.000 meter di atas puncak.
Â
Advertisement
Rekomendasi yang Diberikan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status Gunung Semeru yang masih waspada atau level II, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," tandas Liswanto..
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
