Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar: Memahami Hikmah di Balik Ketetapan Allah

Memahami fungsi beriman kepada qada dan qadar dapat meningkatkan keimanan dan memberikan ketenangan hidup. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jan 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2025, 12:00 WIB
fungsi beriman kepada qada dan qadar
fungsi beriman kepada qada dan qadar ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Qada dan qadar merupakan dua konsep penting dalam ajaran Islam yang berkaitan dengan takdir atau ketetapan Allah SWT. Meskipun sering disebut bersamaan, qada dan qadar memiliki makna yang sedikit berbeda:

Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, atau keputusan. Dalam konteks keimanan, qada merujuk pada ketetapan Allah SWT yang sudah ditulis di Lauh Mahfuz sejak zaman azali, yaitu sebelum penciptaan alam semesta. Ketetapan ini mencakup segala hal yang akan terjadi di alam semesta, termasuk nasib dan perjalanan hidup setiap makhluk.

Sementara itu, qadar secara bahasa berarti ukuran atau kadar. Dalam pengertian yang lebih luas, qadar adalah perwujudan atau realisasi dari qada Allah SWT dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, qadar merupakan kejadian atau peristiwa yang kita alami sehari-hari sebagai bentuk nyata dari ketetapan Allah yang sudah dituliskan sebelumnya.

Hubungan antara qada dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qada ibarat rencana atau ketetapan awal, sedangkan qadar adalah pelaksanaan atau perwujudan dari rencana tersebut. Keduanya merupakan bagian dari kekuasaan mutlak Allah SWT dalam mengatur seluruh ciptaan-Nya.

Beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik hal baik maupun buruk, merupakan ketetapan dan kehendak Allah SWT. Keyakinan ini menjadi salah satu rukun iman yang wajib dipegang oleh setiap muslim, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk." (HR. Muslim)

Dengan memahami konsep qada dan qadar secara benar, seorang muslim diharapkan dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang, optimis, dan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT. Pemahaman ini juga akan membantu seseorang untuk lebih bijak dalam menyikapi berbagai peristiwa dan ujian yang dihadapi dalam kehidupan.

Dalil-Dalil tentang Qada dan Qadar

Keimanan terhadap qada dan qadar memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur'an dan hadits. Berikut ini beberapa dalil yang menjelaskan tentang konsep qada dan qadar:

1. Al-Qur'an Surah Al-Qamar ayat 49:

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan ketentuan yang pasti. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan atau tanpa rencana.

2. Al-Qur'an Surah Al-Hadid ayat 22:

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

Ayat ini menegaskan bahwa segala peristiwa yang terjadi di dunia, termasuk musibah atau bencana, telah dituliskan oleh Allah SWT sebelum penciptaan alam semesta.

3. Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 51:

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."

Ayat ini mengajarkan kita untuk senantiasa bertawakal kepada Allah SWT dan meyakini bahwa segala yang terjadi adalah atas kehendak-Nya.

4. Hadits riwayat Imam Muslim:

"Allah telah menentukan takdir-takdir para makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi." (HR. Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir seluruh makhluk jauh sebelum penciptaan alam semesta.

5. Hadits riwayat Imam Tirmidzi:

"Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk." (HR. Tirmidzi)

Hadits ini menekankan pentingnya beriman kepada qada dan qadar sebagai bagian dari kesempurnaan iman seorang muslim.

Dalil-dalil di atas memberikan landasan yang kuat bagi umat Islam untuk meyakini adanya qada dan qadar Allah SWT. Pemahaman yang benar terhadap dalil-dalil ini akan membantu seorang muslim untuk lebih menghayati makna keimanan kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar

Beriman kepada qada dan qadar memiliki berbagai fungsi penting dalam kehidupan seorang muslim. Berikut ini beberapa fungsi utama dari keimanan terhadap qada dan qadar:

1. Meningkatkan Ketauhidan

Iman kepada qada dan qadar memperkuat keyakinan seorang muslim terhadap kekuasaan dan keesaan Allah SWT. Dengan memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, seseorang akan semakin menyadari keagungan dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.

2. Menumbuhkan Sikap Tawakal

Keimanan terhadap qada dan qadar mendorong seseorang untuk bertawakal atau berserah diri kepada Allah SWT. Setelah berusaha maksimal, seorang muslim akan menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah, karena ia yakin bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan ketetapan-Nya.

3. Meningkatkan Kesabaran

Ketika menghadapi ujian atau musibah, iman kepada qada dan qadar akan membantu seseorang untuk bersabar. Ia menyadari bahwa setiap kejadian, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, merupakan bagian dari rencana Allah yang terbaik untuknya.

4. Menghilangkan Rasa Takut dan Cemas Berlebihan

Keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT dapat mengurangi rasa takut dan kecemasan yang berlebihan. Seorang muslim akan merasa lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi karena ia percaya bahwa Allah selalu menyertai dan melindunginya.

5. Mendorong Sikap Optimis

Iman kepada qada dan qadar membuat seseorang lebih optimis dalam menjalani kehidupan. Ia yakin bahwa Allah SWT telah merencanakan yang terbaik untuknya, sehingga ia akan terus berusaha dan berpikir positif dalam menghadapi berbagai tantangan.

6. Meningkatkan Rasa Syukur

Dengan memahami konsep qada dan qadar, seseorang akan lebih mudah bersyukur atas segala nikmat yang diterimanya. Ia menyadari bahwa setiap kebaikan yang ia peroleh merupakan anugerah dari Allah SWT.

7. Menjauhkan dari Sifat Sombong

Keimanan terhadap qada dan qadar dapat mencegah seseorang dari sikap sombong atau ujub. Ia menyadari bahwa keberhasilan yang diraihnya bukan semata-mata karena kehebatan dirinya, melainkan atas izin dan pertolongan Allah SWT.

8. Meningkatkan Semangat Berusaha

Meskipun meyakini adanya takdir, iman kepada qada dan qadar justru mendorong seseorang untuk lebih giat berusaha. Ia memahami bahwa takdir yang baik harus diupayakan melalui ikhtiar dan doa yang sungguh-sungguh.

Dengan memahami dan menghayati fungsi-fungsi ini, seorang muslim dapat merasakan manfaat nyata dari keimanannya terhadap qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini pada akhirnya akan membawa pada ketenangan jiwa dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar

Beriman kepada qada dan qadar tidak hanya merupakan kewajiban seorang muslim, tetapi juga membawa berbagai hikmah dan manfaat dalam kehidupan. Berikut ini beberapa hikmah penting dari beriman kepada qada dan qadar:

1. Ketenangan Jiwa

Salah satu hikmah terbesar dari beriman kepada qada dan qadar adalah terciptanya ketenangan jiwa. Ketika seseorang meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT, ia akan lebih mudah menerima berbagai kondisi dalam hidupnya, baik itu kebahagiaan maupun kesulitan. Keyakinan ini membantu mengurangi stres dan kecemasan yang sering muncul akibat ketidakpastian hidup.

2. Menumbuhkan Sikap Tawadhu (Rendah Hati)

Iman kepada qada dan qadar mengajarkan seseorang untuk selalu rendah hati. Ketika meraih kesuksesan, ia tidak akan menjadi sombong karena menyadari bahwa keberhasilannya adalah atas izin dan pertolongan Allah SWT. Sebaliknya, ketika mengalami kegagalan, ia tidak akan putus asa karena memahami bahwa itu adalah bagian dari ujian dan rencana Allah yang lebih besar.

3. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Pemahaman yang benar tentang qada dan qadar dapat meningkatkan kualitas ibadah seseorang. Ia akan lebih khusyuk dalam beribadah karena menyadari bahwa segala sesuatu, termasuk kemampuannya untuk beribadah, adalah anugerah dari Allah SWT. Hal ini juga mendorong seseorang untuk lebih bersungguh-sungguh dalam berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah.

4. Mengembangkan Sikap Proaktif

Meskipun meyakini adanya takdir, iman kepada qada dan qadar justru mendorong seseorang untuk bersikap proaktif dalam kehidupan. Ia memahami bahwa takdir yang baik harus diupayakan melalui usaha dan ikhtiar yang maksimal. Hal ini menciptakan keseimbangan antara tawakal kepada Allah dan usaha pribadi.

5. Meningkatkan Rasa Empati dan Solidaritas

Keyakinan terhadap qada dan qadar dapat meningkatkan rasa empati dan solidaritas terhadap sesama. Ketika melihat orang lain mengalami kesulitan, seseorang akan lebih mudah berempati dan memberikan bantuan, karena memahami bahwa setiap orang memiliki takdirnya masing-masing yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

6. Membangun Karakter yang Kuat

Iman kepada qada dan qadar membantu membentuk karakter yang kuat dan tangguh. Seseorang akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan hidup karena memiliki keyakinan bahwa Allah SWT selalu bersamanya dan telah merencanakan yang terbaik untuknya.

7. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman yang benar tentang qada dan qadar dapat mendorong kreativitas dan inovasi. Seseorang akan terdorong untuk terus mengeksplorasi potensi dan kemampuannya, karena ia yakin bahwa Allah SWT telah memberikan berbagai karunia yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

8. Menciptakan Keharmonisan Sosial

Pada tingkat masyarakat, iman kepada qada dan qadar dapat menciptakan keharmonisan sosial. Ketika setiap individu memahami bahwa perbedaan adalah bagian dari ketetapan Allah, mereka akan lebih mudah menerima keberagaman dan hidup berdampingan secara damai.

Dengan memahami dan menghayati hikmah-hikmah ini, seorang muslim dapat merasakan dampak positif dari keimanannya terhadap qada dan qadar dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini pada akhirnya akan membawa pada peningkatan kualitas hidup secara individual maupun sosial.

Cara Meningkatkan Keimanan terhadap Qada dan Qadar

Meningkatkan keimanan terhadap qada dan qadar merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan usaha yang konsisten. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keimanan terhadap qada dan qadar:

1. Memperdalam Pemahaman

Langkah pertama untuk meningkatkan keimanan adalah dengan memperdalam pemahaman tentang konsep qada dan qadar. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca Al-Qur'an dan hadits yang berkaitan dengan tema ini, serta mempelajari tafsir dan penjelasan dari para ulama. Mengikuti kajian atau ceramah tentang qada dan qadar juga dapat membantu memperluas wawasan.

2. Merenungkan Tanda-tanda Kekuasaan Allah

Meluangkan waktu untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta dapat memperkuat keyakinan terhadap qada dan qadar. Keteraturan alam, keindahan ciptaan Allah, dan kompleksitas kehidupan semuanya menunjukkan adanya rencana dan ketetapan yang sempurna dari Sang Pencipta.

3. Bersyukur dalam Segala Keadaan

Membiasakan diri untuk bersyukur dalam segala keadaan, baik suka maupun duka, dapat meningkatkan keimanan terhadap qada dan qadar. Dengan bersyukur, kita mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah dan pasti mengandung hikmah, meskipun kita belum memahaminya saat itu.

4. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan sedekah, dapat memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan keimanan terhadap segala ketetapan-Nya, termasuk qada dan qadar.

5. Berdoa dan Berdzikir

Memperbanyak doa dan dzikir dapat membantu menguatkan keyakinan terhadap qada dan qadar. Dengan berdoa, kita mengakui keterbatasan diri dan bergantung sepenuhnya kepada Allah SWT. Sementara dzikir membantu kita untuk selalu mengingat kebesaran dan kekuasaan Allah.

6. Mempraktikkan Sikap Tawakal

Melatih diri untuk bertawakal atau berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal dapat meningkatkan keimanan terhadap qada dan qadar. Sikap ini menunjukkan kepercayaan penuh bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik sesuai dengan ketetapan-Nya.

7. Belajar dari Pengalaman Hidup

Mengambil pelajaran dan hikmah dari berbagai pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, dapat memperkuat keyakinan terhadap qada dan qadar. Seringkali, kita baru memahami hikmah di balik suatu kejadian setelah beberapa waktu berlalu.

8. Bergaul dengan Orang-orang Saleh

Bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang qada dan qadar dapat membantu meningkatkan keimanan kita. Diskusi dan berbagi pengalaman dengan mereka dapat memberikan perspektif baru dan memperkuat keyakinan.

9. Introspeksi Diri

Melakukan introspeksi diri secara rutin dapat membantu kita mengevaluasi tingkat keimanan kita terhadap qada dan qadar. Hal ini juga membantu kita untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan.

10. Konsisten dalam Beramal Saleh

Konsistensi dalam melakukan amal saleh, sekecil apapun, dapat membantu meningkatkan keimanan terhadap qada dan qadar. Hal ini menunjukkan bahwa kita percaya setiap perbuatan baik, meskipun kecil, telah dicatat dan akan mendapat balasan dari Allah SWT.

Dengan menerapkan cara-cara di atas secara konsisten, seorang muslim dapat meningkatkan keimanannya terhadap qada dan qadar. Proses ini membutuhkan kesabaran dan komitmen, namun hasilnya akan sangat bermanfaat dalam membentuk kepribadian yang lebih kuat dan lebih dekat kepada Allah SWT.

Kesalahpahaman Umum tentang Qada dan Qadar

Meskipun konsep qada dan qadar merupakan bagian penting dari keimanan dalam Islam, seringkali terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan pemahaman yang keliru. Berikut ini beberapa kesalahpahaman umum tentang qada dan qadar beserta penjelasannya:

1. Fatalisme atau Sikap Pasrah Tanpa Usaha

Kesalahpahaman: Beberapa orang menganggap bahwa beriman kepada qada dan qadar berarti harus pasrah sepenuhnya tanpa perlu berusaha, karena semua sudah ditakdirkan.

Penjelasan: Islam mengajarkan keseimbangan antara tawakal (berserah diri kepada Allah) dan ikhtiar (usaha). Meskipun kita meyakini adanya takdir, kita tetap diwajibkan untuk berusaha maksimal dalam mencapai tujuan kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan katakanlah: 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.'" (QS. At-Taubah: 105)

2. Menyalahkan Takdir atas Kesalahan Pribadi

Kesalahpahaman: Ada yang beranggapan bahwa setiap kesalahan atau kegagalan yang dialami adalah semata-mata karena takdir, sehingga mereka tidak perlu bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

Penjelasan: Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki kehendak bebas dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan mereka. Allah SWT berfirman:

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

3. Menganggap Doa Tidak Berguna

Kesalahpahaman: Beberapa orang berpikir bahwa jika semua sudah ditakdirkan, maka berdoa tidak ada gunanya.

Penjelasan: Doa adalah bagian integral dari ibadah dan merupakan bentuk komunikasi dengan Allah SWT. Bahkan, doa itu sendiri bisa menjadi bagian dari takdir seseorang. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali doa." (HR. Ahmad)

4. Menganggap Semua Kejadian Buruk sebagai Hukuman

Kesalahpahaman: Ada yang beranggapan bahwa setiap musibah atau kejadian buruk yang menimpa seseorang pasti merupakan hukuman atas dosa-dosanya.

Penjelasan: Meskipun beberapa musibah bisa jadi merupakan peringatan atau konsekuensi dari perbuatan kita, tidak semua kejadian buruk adalah hukuman. Musibah juga bisa menjadi ujian untuk meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT. Allah berfirman:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

5. Menganggap Takdir sebagai Alasan untuk Tidak Berobat

Kesalahpahaman: Beberapa orang menganggap bahwa jika sakit adalah takdir, maka tidak perlu berobat.

Penjelasan: Islam mengajarkan bahwa berobat ketika sakit adalah bagian dari ikhtiar yang diperintahkan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Berobatlah, karena Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan obatnya." (HR. Bukhari)

6. Menganggap Semua Hal Sudah Ditentukan Secara Kaku

Kesalahpahaman: Ada anggapan bahwa qada dan qadar berarti semua hal sudah ditentukan secara kaku dan tidak bisa berubah sama sekali.

Penjelasan: Dalam Islam, dikenal konsep "takdir mu'allaq" atau takdir yang bergantung pada sebab-akibat. Artinya, ada takdir yang bisa berubah sesuai dengan usaha dan doa seseorang. Ini menunjukkan fleksibilitas dalam konsep takdir.

Memahami dan menghindari kesalahpahaman-kesalahpahaman ini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang qada dan qadar. Dengan pemahaman yang tepat, seorang muslim dapat menjalani hidupnya dengan lebih seimbang, optimis, dan senantiasa berusaha sambil bertawakal kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Beriman kepada qada dan qadar merupakan aspek fundamental dalam keimanan seorang muslim. Pemahaman yang benar tentang konsep ini membawa berbagai manfaat dan hikmah dalam kehidupan, mulai dari ketenangan jiwa hingga peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan adalah:

1. Qada dan qadar adalah ketetapan Allah SWT yang mencakup segala hal yang terjadi di alam semesta, termasuk dalam kehidupan manusia.

2. Beriman kepada qada dan qadar bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan mendorong seseorang untuk berikhtiar maksimal sambil bertawakal kepada Allah SWT.

3. Keimanan terhadap qada dan qadar membantu seseorang menghadapi berbagai situasi kehidupan dengan lebih bijak, sabar, dan optimis.

4. Pemahaman yang benar tentang qada dan qadar dapat meningkatkan kualitas ibadah, mendorong sikap syukur, dan menjauhkan dari sifat sombong.

5. Meningkatkan keimanan terhadap qada dan qadar adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan usaha konsisten, seperti memperdalam ilmu, merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah, dan meningkatkan kualitas ibadah.

6. Penting untuk menghindari kesalahpahaman umum tentang qada dan qadar, seperti fatalisme atau menyalahkan takdir atas kesalahan pribadi.

7. Beriman kepada qada dan qadar membentuk karakter yang kuat, meningkatkan solidaritas sosial, dan menciptakan keharmonisan dalam masyarakat.

Dengan memahami dan menghayati fungsi beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna, tenang, dan senantiasa berorientasi pada ridha Allah SWT. Keimanan ini menjadi fondasi kuat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya