Liputan6.com, Jakarta Menjelang persalinan, ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan pada tubuhnya sebagai tanda-tanda bahwa bayi akan segera lahir. Salah satu tanda yang paling umum adalah kontraksi. Namun, tidak semua kontraksi menandakan bahwa persalinan sudah dekat. Ada kontraksi palsu yang sering membuat ibu hamil bingung dan cemas. Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk dapat membedakan ciri-ciri kontraksi asli dengan kontraksi palsu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail mengenai ciri-ciri kontraksi asli, perbedaannya dengan kontraksi palsu, serta hal-hal yang perlu dipersiapkan menjelang persalinan. Dengan memahami informasi ini, diharapkan ibu hamil dapat lebih siap menghadapi proses persalinan dengan tenang.
Pengertian Kontraksi Asli
Kontraksi asli atau kontraksi persalinan adalah kontraksi rahim yang terjadi sebagai tanda dimulainya proses melahirkan. Kontraksi ini ditandai dengan pengencangan otot-otot rahim secara teratur yang bertujuan untuk mendorong bayi keluar dari rahim.
Secara lebih detail, kontraksi asli terjadi karena adanya pelepasan hormon oksitosin yang merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan pembukaan dan penipisan serviks (leher rahim) secara bertahap, sehingga mempersiapkan jalan lahir bagi bayi.
Beberapa karakteristik utama kontraksi asli antara lain:
- Terjadi secara teratur dengan interval yang semakin pendek
- Intensitasnya semakin kuat seiring waktu
- Durasinya semakin lama
- Menyebabkan rasa nyeri yang menjalar dari punggung ke perut bagian bawah
- Tidak mereda meski ibu beristirahat atau berganti posisi
Kontraksi asli biasanya mulai terjadi saat usia kehamilan sudah mencapai 37-42 minggu. Namun pada beberapa kasus, kontraksi bisa terjadi lebih awal yang menandakan adanya persalinan prematur.
Advertisement
Ciri-Ciri Kontraksi Asli
Untuk dapat membedakan kontraksi asli dengan kontraksi palsu, ibu hamil perlu memperhatikan beberapa ciri khas kontraksi asli berikut ini:
1. Pola Kontraksi yang Teratur
Salah satu ciri utama kontraksi asli adalah polanya yang teratur. Awalnya kontraksi mungkin terjadi setiap 10-20 menit sekali. Namun seiring berjalannya waktu, interval antar kontraksi akan semakin pendek menjadi 5-7 menit sekali. Pola yang teratur ini menandakan bahwa tubuh ibu sudah mulai mempersiapkan proses persalinan.
2. Intensitas yang Semakin Kuat
Kontraksi asli akan terasa semakin kuat intensitasnya dari waktu ke waktu. Awalnya mungkin hanya terasa seperti kram ringan, namun lama-kelamaan rasa nyerinya akan semakin hebat. Hal ini terjadi karena otot-otot rahim berkontraksi semakin kuat untuk mendorong bayi keluar.
3. Durasi yang Semakin Lama
Selain intervalnya yang semakin pendek, durasi setiap kontraksi juga akan bertambah lama. Pada awalnya kontraksi mungkin hanya berlangsung 30-45 detik. Namun menjelang persalinan, durasi kontraksi bisa mencapai 60-90 detik. Kontraksi yang lebih lama ini diperlukan untuk membuka jalan lahir secara bertahap.
4. Rasa Nyeri yang Menjalar
Kontraksi asli biasanya menimbulkan rasa nyeri yang menjalar dari punggung bagian bawah ke arah perut. Rasa nyeri ini semakin lama akan semakin intens dan sulit diabaikan. Berbeda dengan kontraksi palsu yang hanya terasa di bagian perut bawah saja.
5. Tidak Mereda dengan Perubahan Posisi
Ciri khas lainnya dari kontraksi asli adalah tidak akan mereda meskipun ibu beristirahat, berjalan-jalan, atau mengubah posisi tubuh. Kontraksi akan terus berlanjut dengan pola yang teratur. Hal ini berbeda dengan kontraksi palsu yang bisa mereda jika ibu berganti posisi atau beraktivitas.
6. Disertai Tanda Persalinan Lainnya
Kontraksi asli seringkali disertai dengan tanda-tanda persalinan lainnya seperti:
- Keluarnya lendir bercampur darah (bloody show)
- Pecahnya ketuban
- Pembukaan serviks
- Rasa mual dan muntah
- Diare ringan
Adanya tanda-tanda tambahan ini semakin memperkuat bahwa kontraksi yang dialami adalah kontraksi asli menjelang persalinan.
Perbedaan Kontraksi Asli dan Kontraksi Palsu
Selain kontraksi asli, ibu hamil juga bisa mengalami kontraksi palsu atau yang dikenal dengan istilah Braxton Hicks. Kontraksi palsu ini seringkali membuat ibu hamil bingung dan cemas. Berikut beberapa perbedaan utama antara kontraksi asli dan kontraksi palsu:
1. Waktu Terjadinya
Kontraksi palsu bisa terjadi sejak trimester kedua kehamilan, bahkan sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sementara kontraksi asli umumnya baru terjadi saat usia kehamilan sudah memasuki 37-42 minggu atau mendekati perkiraan tanggal persalinan.
2. Pola Kontraksi
Kontraksi palsu memiliki pola yang tidak teratur dan acak. Intervalnya bisa berubah-ubah dan tidak konsisten. Sedangkan kontraksi asli memiliki pola yang teratur dengan interval yang semakin pendek seiring waktu.
3. Intensitas
Intensitas kontraksi palsu cenderung ringan dan tidak bertambah kuat. Sementara kontraksi asli intensitasnya akan semakin kuat dan menyakitkan dari waktu ke waktu.
4. Durasi
Kontraksi palsu biasanya berlangsung singkat, sekitar 15-30 detik saja. Kontraksi asli durasinya lebih lama, bisa mencapai 30-90 detik dan semakin lama semakin panjang durasinya.
5. Lokasi Rasa Nyeri
Kontraksi palsu hanya terasa di bagian perut bawah saja. Sedangkan kontraksi asli rasa nyerinya menjalar dari punggung ke arah perut bagian bawah.
6. Respon Terhadap Perubahan Posisi
Kontraksi palsu bisa mereda jika ibu berganti posisi, berjalan-jalan atau beristirahat. Sementara kontraksi asli akan terus berlanjut meski ibu mengubah posisi atau aktivitasnya.
7. Efek pada Serviks
Kontraksi palsu tidak menyebabkan perubahan pada serviks. Sedangkan kontraksi asli akan menyebabkan pembukaan dan penipisan serviks secara bertahap.
Advertisement
Kapan Harus ke Rumah Sakit?
Setelah memahami ciri-ciri kontraksi asli, pertanyaan selanjutnya adalah kapan waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit? Berikut beberapa kondisi yang mengindikasikan ibu hamil perlu segera ke rumah sakit:
1. Kontraksi Teratur dan Semakin Sering
Jika kontraksi sudah terjadi secara teratur setiap 5 menit sekali dan berlangsung selama minimal 1 menit, ini menandakan persalinan aktif sudah dimulai. Sebaiknya ibu segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
2. Ketuban Pecah
Pecahnya ketuban, baik disertai kontraksi maupun belum, merupakan tanda ibu harus segera ke rumah sakit. Hal ini untuk mencegah risiko infeksi pada bayi.
3. Perdarahan
Jika terjadi perdarahan yang lebih banyak dari sekedar bercak, ibu harus segera mendapatkan penanganan medis. Perdarahan bisa menandakan adanya komplikasi yang membutuhkan penanganan segera.
4. Berkurangnya Gerakan Janin
Jika ibu merasakan gerakan janin berkurang secara signifikan dari biasanya, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisi janin.
5. Nyeri Hebat yang Terus Menerus
Jika ibu merasakan nyeri yang sangat hebat dan terus menerus, bukan hanya saat kontraksi, ini bisa menandakan adanya komplikasi yang memerlukan penanganan segera.
Persiapan Menghadapi Persalinan
Setelah mengenali ciri-ciri kontraksi asli, ibu hamil perlu mempersiapkan diri menghadapi proses persalinan. Berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
1. Perlengkapan Ibu dan Bayi
Siapkan tas berisi perlengkapan yang diperlukan saat di rumah sakit, seperti:
- Pakaian ibu (baju, celana dalam, pembalut)
- Perlengkapan mandi dan perawatan diri
- Pakaian bayi (baju, popok, selimut)
- Perlengkapan menyusui (bra menyusui, breast pad)
- Dokumen penting (KTP, kartu BPJS, buku KIA)
2. Rencana Persalinan
Diskusikan dengan pasangan dan dokter mengenai rencana persalinan, termasuk:
- Pilihan metode persalinan (normal atau caesar)
- Penggunaan obat penghilang rasa sakit
- Pilihan rumah sakit atau klinik bersalin
- Siapa yang akan mendampingi saat persalinan
3. Persiapan Mental
Persiapkan mental menghadapi proses persalinan dengan cara:
- Mempelajari teknik relaksasi dan pernapasan
- Mengikuti kelas persiapan melahirkan
- Berdiskusi dengan ibu yang sudah pernah melahirkan
- Menguatkan pikiran positif dan keyakinan diri
4. Persiapan Fisik
Jaga kesehatan dan kebugaran menjelang persalinan dengan:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Melakukan olahraga ringan secara teratur
- Istirahat yang cukup
- Menghindari stres berlebihan
5. Dukungan Keluarga
Pastikan keluarga siap memberikan dukungan saat persalinan tiba, termasuk:
- Siapa yang akan mengantar ke rumah sakit
- Siapa yang akan menjaga anak lain (jika ada)
- Siapa yang akan membantu mengurus rumah
Advertisement
Tips Mengatasi Nyeri Kontraksi
Rasa nyeri akibat kontraksi memang tidak bisa dihindari sepenuhnya. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman, antara lain:
1. Teknik Pernapasan
Lakukan teknik pernapasan dalam dan teratur untuk membantu relaksasi dan mengurangi rasa sakit. Cobalah bernapas perlahan melalui hidung dan hembuskan melalui mulut.
2. Perubahan Posisi
Coba berbagai posisi yang nyaman seperti berjalan-jalan, duduk di bola persalinan, atau posisi merangkak untuk membantu mengurangi tekanan pada punggung.
3. Pijatan
Minta pasangan atau pendamping untuk memijat lembut area punggung bawah untuk membantu meredakan nyeri kontraksi.
4. Kompres Hangat atau Dingin
Gunakan kompres hangat pada punggung atau kompres dingin pada dahi untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman.
5. Berendam Air Hangat
Jika memungkinkan, berendam di air hangat bisa membantu meredakan ketegangan otot dan mengurangi rasa sakit.
6. Visualisasi dan Fokus
Cobalah teknik visualisasi dengan membayangkan tempat yang menenangkan atau fokus pada satu titik untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit.
7. Dukungan Emosional
Pastikan ada orang yang mendampingi dan memberikan dukungan emosional selama proses persalinan berlangsung.
Mitos dan Fakta Seputar Kontraksi
Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat seputar kontraksi dan persalinan. Mari kita luruskan beberapa mitos tersebut:
Mitos 1: Kontraksi Selalu Menyakitkan
Fakta: Tidak semua ibu merasakan nyeri yang sama saat kontraksi. Beberapa ibu mungkin hanya merasakan ketidaknyamanan ringan, sementara yang lain bisa merasakan nyeri yang hebat. Tingkat nyeri yang dirasakan bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Mitos 2: Kontraksi Palsu Tidak Berguna
Fakta: Meskipun tidak menandakan persalinan segera tiba, kontraksi palsu atau Braxton Hicks memiliki fungsi untuk mempersiapkan tubuh menghadapi persalinan. Kontraksi ini membantu melatih otot-otot rahim.
Mitos 3: Kontraksi Selalu Dimulai dari Perut
Fakta: Beberapa ibu mungkin merasakan kontraksi dimulai dari punggung bawah yang kemudian menjalar ke perut. Lokasi awal kontraksi bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Mitos 4: Semakin Sering Kontraksi, Semakin Cepat Melahirkan
Fakta: Meskipun kontraksi yang semakin sering menandakan kemajuan persalinan, tidak selalu berarti proses melahirkan akan lebih cepat. Setiap ibu memiliki proses persalinan yang berbeda-beda.
Mitos 5: Kontraksi Berhenti Saat Tidur
Fakta: Kontraksi asli akan terus berlanjut meskipun ibu sedang tidur atau beristirahat. Justru tidur dan istirahat bisa membantu menghemat energi untuk menghadapi proses persalinan.
Advertisement
Kesimpulan
Memahami ciri-ciri kontraksi asli merupakan hal penting bagi ibu hamil dalam mempersiapkan diri menghadapi persalinan. Dengan mengenali perbedaan antara kontraksi asli dan kontraksi palsu, ibu bisa lebih tenang dan tahu kapan harus ke rumah sakit. Persiapan yang matang, baik secara fisik maupun mental, akan sangat membantu ibu dalam menjalani proses persalinan dengan lebih lancar.
Ingatlah bahwa setiap ibu memiliki pengalaman persalinan yang berbeda-beda. Jangan ragu untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan jika ada hal-hal yang membuat Anda khawatir. Dengan persiapan yang baik dan dukungan dari orang-orang terdekat, ibu akan lebih siap menyambut kehadiran si kecil ke dunia.
