Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia bisnis dan keuangan, laba merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kinerja dan kesehatan finansial suatu perusahaan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan laba? Bagaimana cara menghitungnya? Dan apa saja jenis-jenis laba yang perlu Anda ketahui? Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang konsep laba, mulai dari pengertian, jenis, hingga cara menghitungnya.
Pengertian Laba
Laba dapat didefinisikan sebagai selisih positif antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh suatu entitas bisnis dalam periode tertentu. Laba juga merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Beberapa ahli ekonomi dan akuntansi juga memiliki definisi tersendiri mengenai laba:
- Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen mendefinisikan laba sebagai pendapatan dari kegiatan operasional yang sudah dikurangi dengan jumlah biaya bunga, pajak, biaya penelitian dan pengembangan.
- Charles Thomas Horngren menyatakan bahwa laba merupakan penghasilan lebih dari total jumlah pendapatan dengan perbandingan total beban, yang juga disebut dengan keuntungan bersih.
- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan laba sebagai ukuran dasar untuk ukuran lainnya seperti earnings per share atau return on investment.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba adalah kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut atau profit. Laba juga dapat diartikan sebagai penghasilan bersih atau imbalan dari aktivitas perusahaan.
Advertisement
Jenis-Jenis Laba
Dalam dunia akuntansi dan bisnis, terdapat beberapa jenis laba yang perlu dipahami. Masing-masing jenis laba ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dalam analisis keuangan perusahaan. Berikut adalah penjelasan detail mengenai jenis-jenis laba:
1. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP). Laba kotor menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja langsung dalam proses produksinya. Laba kotor belum memperhitungkan biaya operasional lainnya.
Rumus laba kotor:
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan - Harga Pokok Penjualan
2. Laba Operasional (Operating Profit)
Laba operasional adalah laba yang dihasilkan dari kegiatan utama perusahaan setelah dikurangi dengan biaya operasional. Laba operasional menunjukkan seberapa efisien perusahaan menjalankan operasinya sehari-hari.
Rumus laba operasional:
Laba Operasional = Laba Kotor - Biaya Operasional
3. Laba Sebelum Pajak (Earnings Before Tax/EBT)
Laba sebelum pajak adalah laba operasional ditambah pendapatan lain-lain dan dikurangi beban lain-lain, namun belum dikurangi pajak penghasilan. EBT menunjukkan kinerja perusahaan sebelum memperhitungkan kewajiban pajaknya.
Rumus laba sebelum pajak:
Laba Sebelum Pajak = Laba Operasional + Pendapatan Lain-lain - Beban Lain-lain
4. Laba Bersih (Net Profit)
Laba bersih adalah laba yang tersisa setelah semua biaya, termasuk pajak penghasilan, telah dikurangkan dari pendapatan. Laba bersih merupakan indikator utama profitabilitas perusahaan dan sering digunakan untuk menghitung rasio keuangan seperti Return on Equity (ROE) dan Earnings Per Share (EPS).
Rumus laba bersih:
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak - Pajak Penghasilan
5. EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization)
EBITDA adalah laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Metrik ini sering digunakan untuk membandingkan profitabilitas antar perusahaan dan industri karena menghilangkan efek dari keputusan pendanaan dan akuntansi.
Rumus EBITDA:
EBITDA = Laba Operasional + Depresiasi + Amortisasi
6. Laba Ditahan (Retained Earnings)
Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham, melainkan disimpan oleh perusahaan untuk reinvestasi atau cadangan. Laba ditahan merupakan sumber pendanaan internal yang penting bagi pertumbuhan perusahaan.
Rumus laba ditahan:
Laba Ditahan = Laba Ditahan Awal Periode + Laba Bersih - Dividen
Memahami berbagai jenis laba ini penting bagi para manajer, investor, dan analis keuangan untuk menilai kinerja perusahaan dari berbagai aspek. Setiap jenis laba memberikan wawasan yang berbeda tentang profitabilitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Unsur-Unsur Laba
Untuk memahami konsep laba secara komprehensif, penting untuk mengetahui unsur-unsur yang membentuk laba. Berikut adalah penjelasan detail mengenai unsur-unsur laba:
1. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode. Pendapatan dapat berupa:
- Penjualan barang atau jasa
- Bunga dari investasi
- Royalti
- Dividen
Pendapatan merupakan komponen utama dalam perhitungan laba. Tanpa pendapatan, tidak akan ada laba yang bisa dihasilkan.
2. Beban (Expenses)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas. Beban dapat meliputi:
- Beban pokok penjualan
- Beban operasional (gaji, sewa, utilitas)
- Beban pemasaran dan penjualan
- Beban administrasi dan umum
- Beban bunga
- Beban pajak
Beban mengurangi pendapatan dalam perhitungan laba. Efisiensi dalam mengelola beban dapat meningkatkan laba perusahaan.
3. Keuntungan (Gains)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas dari transaksi sampingan atau insidental yang terjadi pada perusahaan. Contoh keuntungan meliputi:
- Keuntungan penjualan aset tetap
- Keuntungan selisih kurs
- Keuntungan dari investasi
Keuntungan menambah laba perusahaan, meskipun bukan berasal dari aktivitas utama perusahaan.
4. Kerugian (Losses)
Kerugian adalah penurunan ekuitas dari transaksi sampingan atau insidental yang terjadi pada perusahaan. Contoh kerugian meliputi:
- Kerugian penjualan aset tetap
- Kerugian selisih kurs
- Kerugian dari investasi
Kerugian mengurangi laba perusahaan, meskipun bukan berasal dari aktivitas utama perusahaan.
5. Penghasilan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income)
Penghasilan komprehensif lain adalah pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Contohnya meliputi:
- Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap
- Keuntungan atau kerugian aktuarial atas program manfaat pasti
- Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Penghasilan komprehensif lain mempengaruhi total laba komprehensif perusahaan, yang merupakan gabungan dari laba bersih dan penghasilan komprehensif lain.
Memahami unsur-unsur laba ini penting untuk analisis keuangan yang lebih mendalam. Setiap unsur memberikan informasi yang berbeda tentang sumber dan penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan. Dengan memahami unsur-unsur ini, para pemangku kepentingan dapat lebih baik dalam menilai kinerja keuangan dan prospek masa depan perusahaan.
Advertisement
Fungsi dan Manfaat Laba
Laba memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis dan ekonomi. Berikut adalah penjelasan detail mengenai fungsi dan manfaat laba:
1. Indikator Kinerja Perusahaan
Laba merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja perusahaan. Peningkatan laba dari periode ke periode menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola sumber dayanya dengan efisien dan efektif. Sebaliknya, penurunan laba bisa menjadi sinyal adanya masalah dalam operasional atau strategi perusahaan.
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Informasi tentang laba digunakan oleh berbagai pihak untuk mengambil keputusan, seperti:
- Investor: untuk memutuskan apakah akan membeli, menjual, atau mempertahankan investasi mereka
- Manajemen: untuk mengevaluasi strategi bisnis dan membuat keputusan operasional
- Kreditor: untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
3. Alat Ukur Efisiensi Manajemen
Laba mencerminkan seberapa efisien manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Tingkat laba yang tinggi menunjukkan bahwa manajemen mampu mengoptimalkan penggunaan aset dan meminimalkan biaya operasional.
4. Dasar Perhitungan Pajak
Laba menjadi dasar dalam perhitungan pajak penghasilan yang harus dibayarkan perusahaan kepada pemerintah. Semakin tinggi laba, semakin besar pula kontribusi perusahaan terhadap pendapatan negara melalui pajak.
5. Sumber Pendanaan Internal
Laba yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber pendanaan internal untuk pengembangan bisnis, seperti ekspansi usaha, penelitian dan pengembangan, atau pembelian aset baru. Ini mengurangi ketergantungan perusahaan pada sumber pendanaan eksternal seperti hutang atau penerbitan saham baru.
6. Dasar Pembagian Dividen
Bagi perusahaan yang go public, laba menjadi dasar dalam menentukan besaran dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen yang konsisten dan meningkat dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
7. Alat Motivasi Karyawan
Laba sering dijadikan dasar dalam sistem bonus atau insentif karyawan. Peningkatan laba dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif karena mereka juga akan mendapatkan manfaat dari keberhasilan perusahaan.
8. Indikator Nilai Perusahaan
Laba yang konsisten dan meningkat dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan publik. Ini tercermin dalam peningkatan harga saham bagi perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
9. Alat Analisis Ekonomi
Pada tingkat makro, laba perusahaan-perusahaan dalam suatu industri atau negara dapat menjadi indikator kesehatan ekonomi secara keseluruhan. Tren laba dapat memberikan wawasan tentang siklus bisnis dan prospek ekonomi.
10. Dasar Perencanaan Strategis
Analisis laba historis dan proyeksi laba masa depan menjadi dasar dalam perencanaan strategis jangka panjang perusahaan. Ini membantu manajemen dalam menetapkan target dan merancang strategi untuk mencapai tujuan bisnis.
Memahami fungsi dan manfaat laba ini penting bagi semua pemangku kepentingan dalam bisnis. Laba bukan hanya sekedar angka, tetapi merupakan indikator multidimensi yang mencerminkan berbagai aspek kinerja dan prospek perusahaan. Oleh karena itu, analisis laba yang cermat dan komprehensif sangat penting dalam pengambilan keputusan bisnis dan investasi.
Cara Menghitung Laba
Menghitung laba merupakan keterampilan penting dalam manajemen keuangan dan akuntansi. Berikut adalah penjelasan detail tentang cara menghitung berbagai jenis laba:
1. Menghitung Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP).
Rumus: Laba Kotor = Pendapatan Penjualan - Harga Pokok Penjualan
Contoh:
Pendapatan Penjualan: Rp 100.000.000
HPP: Rp 60.000.000
Laba Kotor = Rp 100.000.000 - Rp 60.000.000 = Rp 40.000.000
2. Menghitung Laba Operasional
Laba operasional adalah laba kotor dikurangi dengan biaya operasional.
Rumus: Laba Operasional = Laba Kotor - Biaya Operasional
Contoh:
Laba Kotor: Rp 40.000.000
Biaya Operasional: Rp 15.000.000
Laba Operasional = Rp 40.000.000 - Rp 15.000.000 = Rp 25.000.000
3. Menghitung Laba Sebelum Pajak (EBT)
Laba sebelum pajak adalah laba operasional ditambah pendapatan lain-lain dan dikurangi beban lain-lain.
Rumus: EBT = Laba Operasional + Pendapatan Lain-lain - Beban Lain-lain
Contoh:
Laba Operasional: Rp 25.000.000
Pendapatan Lain-lain: Rp 2.000.000
Beban Lain-lain: Rp 1.000.000
EBT = Rp 25.000.000 + Rp 2.000.000 - Rp 1.000.000 = Rp 26.000.000
4. Menghitung Laba Bersih
Laba bersih adalah laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan.
Rumus: Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak - Pajak Penghasilan
Contoh:
EBT: Rp 26.000.000
Pajak Penghasilan (asumsi 25%): Rp 6.500.000
Laba Bersih = Rp 26.000.000 - Rp 6.500.000 = Rp 19.500.000
5. Menghitung EBITDA
EBITDA adalah laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Rumus: EBITDA = Laba Operasional + Depresiasi + Amortisasi
Contoh:
Laba Operasional: Rp 25.000.000
Depresiasi: Rp 3.000.000
Amortisasi: Rp 1.000.000
EBITDA = Rp 25.000.000 + Rp 3.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 29.000.000
6. Menghitung Margin Laba
Margin laba adalah persentase laba dari penjualan.
Rumus: Margin Laba = (Laba / Penjualan) x 100%
Contoh:
Laba Bersih: Rp 19.500.000
Penjualan: Rp 100.000.000
Margin Laba = (Rp 19.500.000 / Rp 100.000.000) x 100% = 19,5%
7. Menghitung Return on Investment (ROI)
ROI mengukur efisiensi penggunaan modal investasi.
Rumus: ROI = (Laba Bersih / Total Investasi) x 100%
Contoh:
Laba Bersih: Rp 19.500.000
Total Investasi: Rp 200.000.000
ROI = (Rp 19.500.000 / Rp 200.000.000) x 100% = 9,75%
8. Menghitung Earnings Per Share (EPS)
EPS menunjukkan laba bersih per lembar saham.
Rumus: EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar
Contoh:
Laba Bersih: Rp 19.500.000
Jumlah Saham Beredar: 1.000.000 lembar
EPS = Rp 19.500.000 / 1.000.000 = Rp 19,5 per lembar
Dalam menghitung laba, penting untuk memperhatikan beberapa hal:
Â
- Konsistensi dalam penggunaan metode akuntansi
Â
Â
- Keakuratan data keuangan yang digunakan
Â
Â
- Pemahaman tentang standar akuntansi yang berlaku
Â
Â
- Pertimbangan faktor-faktor non-finansial yang dapat mempengaruhi laba
Dengan memahami cara menghitung berbagai jenis laba dan rasio terkait, Anda dapat melakukan analisis keuangan yang lebih mendalam dan membuat keputusan bisnis yang lebih informasional.
Advertisement
Perbedaan Laba dan Keuntungan
Meskipun sering digunakan secara bergantian, laba dan keuntungan memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks akuntansi dan keuangan. Berikut adalah penjelasan detail tentang perbedaan antara laba dan keuntungan:
1. Definisi
Laba (Profit):
Laba adalah selisih positif antara total pendapatan dan total biaya yang terkait dengan kegiatan utama perusahaan dalam periode tertentu. Laba merupakan hasil dari operasi bisnis normal dan berkelanjutan.
Keuntungan (Gain):
Keuntungan adalah peningkatan dalam ekuitas (aset bersih) perusahaan yang berasal dari transaksi sampingan atau insidental yang bukan merupakan kegiatan utama perusahaan.
2. Sumber
Laba:
Berasal dari kegiatan operasional utama perusahaan, seperti penjualan barang atau jasa.
Keuntungan:
Berasal dari aktivitas non-operasional atau transaksi yang tidak rutin, seperti penjualan aset tetap atau investasi.
3. Frekuensi
Laba:
Dihasilkan secara rutin dan berkelanjutan sebagai bagian dari operasi normal perusahaan.
Keuntungan:
Bersifat tidak rutin dan mungkin hanya terjadi sesekali atau dalam situasi tertentu.
4. Prediktabilitas
Laba:
Lebih mudah diprediksi karena berkaitan dengan aktivitas bisnis yang berkelanjutan.
Keuntungan:
Sulit diprediksi karena bersifat insidental dan tidak teratur.
5. Pelaporan dalam Laporan Keuangan
Laba:
Dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari hasil operasi normal.
Keuntungan:
Biasanya dilaporkan secara terpisah dalam laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan.
6. Pengaruh terhadap Analisis Kinerja
Laba:
Sangat penting dalam analisis kinerja operasional dan profitabilitas jangka panjang perusahaan.
Keuntungan:
Meskipun penting, biasanya tidak dianggap sebagai indikator utama kinerja operasional karena sifatnya yang tidak rutin.
7. Contoh
Laba:
- Pendapatan dari penjualan produk dikurangi biaya produksi dan operasional
- Pendapatan jasa dikurangi biaya penyediaan jasa
Keuntungan:
- Keuntungan dari penjualan aset tetap
- Keuntungan selisih kurs
- Keuntungan dari penilaian kembali investasi
8. Implikasi Pajak
Laba:
Umumnya dikenakan pajak penghasilan reguler.
Keuntungan:
Mungkin dikenakan perlakuan pajak khusus, tergantung pada jenis keuntungan dan peraturan pajak yang berlaku.
9. Penggunaan dalam Analisis Rasio
Laba:
Digunakan dalam berbagai rasio keuangan seperti margin laba, ROI, dan EPS.
Keuntungan:
Biasanya tidak dimasukkan dalam perhitungan rasio keuangan standar karena sifatnya yang tidak rutin.
10. Pengaruh terhadap Kebijakan Perusahaan
Laba:
Mempengaruhi kebijakan operasional, investasi, dan pendanaan jangka panjang.
Keuntungan:
Mungkin mempengaruhi keputusan jangka pendek atau spesifik, tetapi umumnya tidak menjadi dasar untuk kebijakan jangka panjang.
Memahami perbedaan antara laba dan keuntungan sangat penting dalam analisis keuangan dan pengambilan keputusan bisnis. Laba memberikan gambaran tentang kinerja operasional inti perusahaan, sementara keuntungan dapat memberikan informasi tambahan tentang peristiwa atau transaksi khusus yang mungkin mempengaruhi posisi keuangan perusahaan.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah salah satu komponen penting dalam laporan keuangan yang memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu. Berikut adalah penjelasan detail tentang laporan laba rugi:
1. Definisi Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan, beban, dan hasil bersih (laba atau rugi) suatu perusahaan selama periode tertentu, biasanya satu tahun atau satu kuartal. Laporan ini memberikan gambaran tentang profitabilitas dan kinerja operasional perusahaan.
2. Tujuan Laporan Laba Rugi
Tujuan utama laporan laba rugi adalah:
- Mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan
- Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis
- Memberikan informasi kepada investor dan kreditor
- Memenuhi persyaratan pelaporan keuangan
- Membantu dalam perencanaan dan pengendalian
3. Komponen Utama Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi umumnya terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Pendapatan (Revenue)
- Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
- Laba Kotor (Gross Profit)
- Beban Operasional (Operating Expenses)
- Laba Operasional (Operating Income)
- Pendapatan dan Beban Lain-lain (Other Income and Expenses)
- Laba Sebelum Pajak (Income Before Tax)
- Beban Pajak (Income Tax Expense)
- Laba Bersih (Net Income)
4. Format Laporan Laba Rugi
Ada dua format umum untuk laporan laba rugi:
Format Single-Step:Dalam format ini, semua pendapatan dan keuntungan dikelompokkan bersama, dan semua beban dan kerugian dikelompokkan bersama. Laba bersih dihitung dengan mengurangkan total beban dari total pendapatan.
Format Multi-Step:Format ini lebih terperinci dan menunjukkan beberapa subtotal seperti laba kotor dan laba operasional sebelum mencapai laba bersih. Format ini memberikan informasi yang lebih rinci tentang sumber laba perusahaan.
5. Analisis Laporan Laba Rugi
Analisis laporan laba rugi melibatkan beberapa teknik, termasuk:
- Analisis vertikal: Membandingkan setiap item sebagai persentase dari pendapatan total
- Analisis horizontal: Membandingkan perubahan dalam item-item dari satu periode ke periode lainnya
- Analisis rasio: Menghitung rasio-rasio seperti margin laba kotor, margin laba operasional, dan margin laba bersih
- Analisis tren: Melihat perubahan dalam item-item laporan laba rugi selama beberapa periode
6. Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Meskipun sangat informatif, laporan laba rugi memiliki beberapa keterbatasan:
- Tidak menunjukkan arus kas aktual
- Dapat dipengaruhi oleh metode akuntansi yang dipilih
- Tidak mencerminkan semua perubahan dalam nilai ekonomi perusahaan
- Tidak menunjukkan risiko bisnis
- Dapat dimanipulasi melalui praktik manajemen laba
7. Hubungan dengan Laporan Keuangan Lainnya
Laporan laba rugi berkaitan erat dengan laporan keuangan lainnya:
- Neraca: Laba bersih dari laporan laba rugi menambah ekuitas pemilik di neraca
- Laporan Arus Kas: Laba bersih adalah titik awal dalam metode tidak langsung penyusunan laporan arus kas
- Laporan Perubahan Ekuitas: Laba bersih mempengaruhi perubahan dalam ekuitas pemilik
8. Pentingnya Laporan Laba Rugi dalam Pengambilan Keputusan
Laporan laba rugi memainkan peran krusial dalam pengambilan keputusan bisnis dan investasi:
- Investor menggunakannya untuk menilai profitabilitas dan potensi pertumbuhan perusahaan
- Kreditor menggunakannya untuk menilai kemampuan perusahaan membayar hutang
- Manajemen menggunakannya untuk mengevaluasi kinerja dan membuat keputusan strategis
- Analis keuangan menggunakannya untuk membuat proyeksi dan rekomendasi investasi
9. Perbedaan Laporan Laba Rugi untuk Berbagai Jenis Bisnis
Struktur laporan laba rugi dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis:
- Perusahaan manufaktur: Menekankan pada harga pokok produksi
- Perusahaan jasa: Fokus pada biaya penyediaan jasa
- Perusahaan ritel: Menekankan pada margin kotor dan biaya penjualan
- Lembaga keuangan: Fokus pada pendapatan bunga dan biaya bunga
10. Pelaporan Laba Rugi dalam Konteks Internasional
Standar pelaporan laba rugi dapat berbeda antar negara:
- IFRS (International Financial Reporting Standards) vs. GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
- Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban
- Variasi dalam format dan terminologi yang digunakan
Memahami laporan laba rugi dan komponennya sangat penting bagi semua pemangku kepentingan dalam bisnis. Laporan ini memberikan wawasan yang berharga tentang profitabilitas, efisiensi operasional, dan kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dengan analisis yang tepat, laporan laba rugi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan strategis dan evaluasi kinerja perusahaan.
Advertisement
Tips Meningkatkan Laba
Meningkatkan laba adalah tujuan utama setiap bisnis. Berikut adalah beberapa strategi dan tips yang dapat membantu perusahaan meningkatkan labanya:
1. Optimalisasi Harga
Strategi penetapan harga yang tepat dapat secara signifikan meningkatkan laba:
- Lakukan analisis elastisitas harga untuk menentukan harga optimal
- Pertimbangkan strategi penetapan harga dinamis berdasarkan permintaan
- Tawarkan paket produk atau layanan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan
- Implementasikan strategi diskon yang cerdas untuk menarik pelanggan tanpa mengorbankan margin
2. Efisiensi Operasional
Meningkatkan efisiensi operasional dapat mengurangi biaya dan meningkatkan laba:
- Otomatisasi proses yang berulang untuk mengurangi biaya tenaga kerja
- Implementasikan sistem manajemen inventori yang lebih baik untuk mengurangi biaya penyimpanan
- Optimalkan rantai pasokan untuk mengurangi biaya logistik
- Gunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas karyawan
3. Diversifikasi Produk atau Layanan
Memperluas lini produk atau layanan dapat membuka sumber pendapatan baru:
- Lakukan riset pasar untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi
- Kembangkan produk atau layanan komplementer
- Pertimbangkan untuk memasuki pasar baru atau segmen pelanggan baru
- Lakukan inovasi produk untuk tetap relevan dan kompetitif
4. Peningkatan Penjualan dan Pemasaran
Strategi penjualan dan pemasaran yang efektif dapat meningkatkan pendapatan:
- Implementasikan strategi pemasaran digital yang kuat
- Fokus pada retensi pelanggan dan penjualan silang
- Latih tim penjualan untuk meningkatkan keterampilan negosiasi dan penutupan penjualan
- Gunakan analitik data untuk menargetkan pelanggan potensial dengan lebih baik
5. Manajemen Biaya yang Efektif
Mengelola biaya dengan bijak dapat meningkatkan margin laba:
- Lakukan audit biaya secara berkala untuk mengidentifikasi area penghematan
- Negosiasikan kontrak dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih baik
- Pertimbangkan outsourcing untuk fungsi non-inti
- Implementasikan program penghematan energi dan sumber daya
6. Fokus pada Pelanggan Bernilai Tinggi
Mengidentifikasi dan melayani pelanggan yang paling menguntungkan dapat meningkatkan profitabilitas:
- Lakukan analisis profitabilitas pelanggan
- Kembangkan program loyalitas untuk pelanggan bernilai tinggi
- Tawarkan layanan premium atau personalisasi untuk pelanggan utama
- Alokasikan sumber daya untuk mempertahankan dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan kunci
7. Investasi dalam Teknologi
Teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan membuka peluang baru:
- Implementasikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mengintegrasikan proses bisnis
- Gunakan analitik data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik
- Investasikan dalam keamanan siber untuk melindungi aset digital
- Pertimbangkan adopsi teknologi baru seperti AI atau blockchain jika relevan dengan bisnis Anda
8. Pengembangan Karyawan
Karyawan yang terampil dan termotivasi dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi:
- Investasikan dalam pelatihan dan pengembangan karyawan
- Implementasikan sistem manajemen kinerja yang efektif
- Ciptakan budaya inovasi dan perbaikan berkelanjutan
- Tawarkan insentif yang terkait dengan peningkatan laba perusahaan
9. Manajemen Risiko yang Efektif
Mengelola risiko dengan baik dapat melindungi dan meningkatkan laba:
- Identifikasi dan mitigasi risiko bisnis utama
- Implementasikan strategi lindung nilai untuk risiko keuangan
- Kembangkan rencana kontinuitas bisnis
- Pertimbangkan asuransi untuk risiko yang tidak dapat dimitigasi
10. Ekspansi Geografis
Memasuki pasar baru dapat membuka sumber pendapatan tambahan:
- Lakukan riset pasar yang menyeluruh sebelum memasuki pasar baru
- Pertimbangkan kemitraan atau akuisisi untuk mempercepat ekspansi
- Adaptasikan produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhan lokal
- Pahami dan patuhi peraturan dan budaya setempat
Meningkatkan laba membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai aspek bisnis. Penting untuk secara konsisten mengevaluasi strategi, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan terus berinovasi. Selain itu, fokus pada penciptaan nilai jangka panjang, bukan hanya keuntungan jangka pendek, akan membantu memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Implementasi strategi-strategi ini harus disesuaikan dengan kondisi spesifik perusahaan, industri dan lingkungan bisnis.
Kesalahan Umum dalam Menghitung Laba
Menghitung laba dengan akurat sangat penting untuk manajemen keuangan yang efektif dan pengambilan keputusan bisnis yang tepat. Namun, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses ini. Berikut adalah penjelasan detail tentang kesalahan-kesalahan tersebut dan cara menghindarinya:
1. Mengabaikan Biaya Tersembunyi
Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan operasi bisnis. Biaya tersembunyi ini dapat mencakup:
- Depresiasi aset tetap
- Biaya perawatan dan perbaikan
- Biaya overhead yang tidak langsung
- Biaya pelatihan karyawan
- Biaya asuransi
Untuk menghindari kesalahan ini, lakukan audit menyeluruh terhadap semua biaya operasional dan pastikan semuanya tercatat dan diperhitungkan dalam kalkulasi laba.
2. Salah Mengklasifikasikan Pendapatan dan Beban
Kesalahan klasifikasi dapat menyebabkan perhitungan laba yang tidak akurat. Contoh kesalahan klasifikasi meliputi:
- Mencatat pendapatan non-operasional sebagai pendapatan operasional
- Mengklasifikasikan beban modal sebagai beban operasional
- Salah menempatkan beban dalam kategori yang tidak tepat
Untuk menghindari hal ini, pastikan ada sistem akuntansi yang jelas dan konsisten dalam mengklasifikasikan setiap transaksi.
3. Mengabaikan Prinsip Akrual
Prinsip akrual dalam akuntansi mengharuskan pendapatan dan beban diakui saat terjadi, bukan saat kas diterima atau dibayarkan. Kesalahan umum meliputi:
- Hanya mencatat transaksi kas
- Mengabaikan piutang atau utang
- Tidak mengakui pendapatan atau beban yang belum direalisasi
Implementasikan sistem akuntansi berbasis akrual untuk memastikan pengakuan pendapatan dan beban yang tepat waktu.
4. Kesalahan dalam Penilaian Inventori
Penilaian inventori yang tidak akurat dapat mempengaruhi perhitungan laba. Kesalahan umum meliputi:
- Salah menghitung jumlah inventori
- Menggunakan metode penilaian inventori yang tidak konsisten
- Tidak memperhitungkan inventori yang rusak atau usang
Lakukan penghitungan inventori secara berkala dan gunakan metode penilaian yang konsisten dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
5. Mengabaikan Penyesuaian Akhir Periode
Penyesuaian akhir periode penting untuk memastikan semua pendapatan dan beban tercatat dengan benar. Kesalahan umum meliputi:
- Tidak mencatat beban dibayar di muka
- Mengabaikan pendapatan yang masih harus diterima
- Lupa menyesuaikan akun penyisihan piutang tak tertagih
Buat daftar periksa untuk penyesuaian akhir periode dan pastikan semua item diselesaikan sebelum menutup buku.
6. Kesalahan dalam Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan yang tidak tepat dapat menyebabkan overstatement atau understatement laba. Kesalahan umum meliputi:
- Mengakui pendapatan terlalu dini
- Tidak mengakui pendapatan yang sudah diperoleh
- Salah menerapkan metode persentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang
Pahami dan terapkan standar pengakuan pendapatan yang berlaku untuk industri Anda.
7. Mengabaikan Biaya Modal
Biaya modal sering diabaikan dalam perhitungan laba, terutama oleh bisnis kecil. Ini mencakup:
- Biaya bunga pinjaman
- Biaya peluang dari modal yang diinvestasikan
- Biaya sewa guna usaha (leasing)
Pertimbangkan semua biaya modal dalam analisis profitabilitas Anda.
8. Kesalahan dalam Alokasi Biaya
Alokasi biaya yang tidak tepat dapat menyebabkan distorsi dalam perhitungan laba per produk atau departemen. Kesalahan umum meliputi:
- Menggunakan dasar alokasi yang tidak tepat
- Tidak memperbarui metode alokasi seiring perubahan operasional
- Mengalokasikan terlalu banyak atau terlalu sedikit biaya ke unit tertentu
Tinjau dan perbarui metode alokasi biaya secara berkala untuk memastikan akurasi.
9. Mengabaikan Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat mempengaruhi laba tetapi sering diabaikan. Ini termasuk:
- Perubahan nilai tukar untuk transaksi internasional
- Perubahan peraturan yang mempengaruhi biaya operasional
- Perubahan kondisi pasar yang mempengaruhi harga jual
Lakukan analisis lingkungan bisnis secara berkala dan pertimbangkan dampaknya terhadap laba.
10. Kesalahan dalam Pelaporan Pajak
Kesalahan dalam perhitungan atau pelaporan pajak dapat mempengaruhi laba bersih. Kesalahan umum meliputi:
- Salah menghitung kewajiban pajak
- Tidak memanfaatkan insentif pajak yang tersedia
- Mengabaikan perbedaan antara laba akuntansi dan laba kena pajak
Konsultasikan dengan ahli pajak untuk memastikan kepatuhan dan optimalisasi pajak.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini membutuhkan perhatian terhadap detail, pemahaman yang kuat tentang prinsip akuntansi, dan sistem yang baik untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan. Implementasikan kontrol internal yang kuat, lakukan audit berkala, dan pertimbangkan untuk menggunakan software akuntansi yang canggih untuk membantu mengurangi risiko kesalahan.
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar Laba
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar laba beserta jawabannya:
1. Apa perbedaan antara laba kotor dan laba bersih?
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan, sementara laba bersih adalah laba yang tersisa setelah semua beban, termasuk pajak, telah dikurangkan dari pendapatan. Laba kotor menunjukkan profitabilitas produk atau layanan, sedangkan laba bersih menunjukkan profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. Bagaimana cara meningkatkan margin laba?
Margin laba dapat ditingkatkan dengan beberapa cara:
- Meningkatkan harga jual
- Mengurangi biaya produksi atau operasional
- Meningkatkan efisiensi operasional
- Fokus pada produk atau layanan dengan margin tinggi
- Meningkatkan volume penjualan untuk mencapai skala ekonomi
3. Apakah laba yang tinggi selalu berarti perusahaan sehat secara finansial?
Tidak selalu. Meskipun laba tinggi adalah indikator positif, kesehatan finansial perusahaan juga tergantung pada faktor lain seperti arus kas, tingkat utang, dan kualitas aset. Perusahaan dengan laba tinggi namun arus kas negatif atau utang yang berlebihan masih bisa menghadapi masalah keuangan.
4. Bagaimana pajak mempengaruhi laba?
Pajak mengurangi laba bersih perusahaan. Laba sebelum pajak dikurangi dengan beban pajak penghasilan untuk mendapatkan laba bersih. Tingkat pajak yang berbeda dan insentif pajak dapat mempengaruhi jumlah laba bersih yang tersisa bagi perusahaan.
5. Apa itu manajemen laba dan apakah itu legal?
Manajemen laba adalah praktik menggunakan teknik akuntansi untuk menampilkan laporan keuangan yang lebih menguntungkan. Beberapa bentuk manajemen laba, seperti perataan laba (income smoothing), mungkin legal jika dilakukan dalam batas-batas standar akuntansi. Namun, manipulasi laba yang melanggar standar akuntansi atau hukum adalah ilegal dan dapat mengakibatkan sanksi.
6. Bagaimana laba mempengaruhi nilai saham perusahaan?
Laba umumnya memiliki korelasi positif dengan nilai saham. Perusahaan dengan laba yang konsisten dan meningkat cenderung memiliki harga saham yang lebih tinggi. Namun, ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan laba di masa depan juga sangat mempengaruhi nilai saham.
7. Apakah perusahaan harus selalu fokus pada maksimalisasi laba?
Meskipun laba penting, fokus eksklusif pada maksimalisasi laba jangka pendek dapat merugikan dalam jangka panjang. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor lain seperti kepuasan pelanggan, inovasi, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan untuk kesuksesan jangka panjang.
8. Bagaimana cara membaca laporan laba rugi?
Untuk membaca laporan laba rugi:
- Mulai dari bagian atas (pendapatan) dan turun ke bawah
- Perhatikan subtotal seperti laba kotor dan laba operasional
- Bandingkan angka-angka dengan periode sebelumnya untuk melihat tren
- Perhatikan persentase setiap item terhadap pendapatan total
- Fokus pada laba bersih sebagai hasil akhir
9. Apa perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi?
Laba akuntansi adalah laba yang dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Laba ekonomi, di sisi lain, memperhitungkan biaya peluang dan mencerminkan nilai tambah ekonomi yang sebenarnya. Laba ekonomi biasanya lebih rendah dari laba akuntansi karena memperhitungkan biaya implisit.
10. Bagaimana inflasi mempengaruhi laba?
Inflasi dapat mempengaruhi laba dengan beberapa cara:
- Meningkatkan biaya input, yang dapat mengurangi margin laba jika tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual
- Menyebabkan overstatement laba jika metode akuntansi tidak disesuaikan dengan inflasi
- Mempengaruhi nilai riil laba, karena laba nominal yang sama memiliki daya beli yang lebih rendah dalam lingkungan inflasi tinggi
11. Apakah laba negatif selalu berarti bisnis gagal?
Tidak selalu. Laba negatif (kerugian) dalam jangka pendek tidak selalu menandakan kegagalan bisnis. Beberapa situasi di mana laba negatif mungkin terjadi tanpa mengindikasikan kegagalan termasuk:
- Fase awal start-up yang sedang berinvestasi untuk pertumbuhan
- Restrukturisasi bisnis atau investasi besar dalam teknologi baru
- Kondisi pasar yang sulit namun sementara
- Industri dengan siklus bisnis yang panjang
Namun, kerugian yang berkelanjutan tanpa rencana pemulihan yang jelas bisa menjadi tanda masalah serius.
12. Bagaimana laba ditahan berbeda dari laba bersih?
Laba ditahan adalah akumulasi laba bersih yang tidak dibagikan sebagai dividen dan disimpan dalam perusahaan. Laba bersih adalah pendapatan yang tersisa setelah semua beban dikurangkan dalam satu periode akuntansi. Laba bersih berkontribusi pada laba ditahan, tetapi laba ditahan mencerminkan akumulasi laba dari seluruh sejarah perusahaan.
13. Apakah perusahaan dengan laba tinggi selalu memiliki arus kas yang baik?
Tidak selalu. Laba tinggi tidak menjamin arus kas yang baik. Perusahaan bisa memiliki laba tinggi tetapi arus kas negatif jika, misalnya:
- Banyak penjualan dilakukan secara kredit dan belum tertagih
- Investasi besar dalam persediaan atau aset tetap
- Pertumbuhan cepat yang membutuhkan modal ker ja yang besar
Oleh karena itu, penting untuk menganalisis laporan arus kas bersama dengan laporan laba rugi untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan.
14. Bagaimana laba per saham (EPS) dihitung dan apa artinya?
Laba per saham (Earnings Per Share/EPS) dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Rumusnya adalah:
EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar
EPS menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan untuk setiap lembar saham. Ini adalah metrik penting yang digunakan investor untuk menilai profitabilitas perusahaan dan sering digunakan dalam perhitungan rasio seperti Price to Earnings (P/E) ratio.
15. Apa itu EBITDA dan mengapa penting?
EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) adalah ukuran profitabilitas yang menghilangkan efek keputusan pendanaan, lingkungan pajak, dan metode akuntansi. EBITDA penting karena:
- Memberikan gambaran tentang kinerja operasional murni perusahaan
- Memudahkan perbandingan antar perusahaan dengan struktur modal dan pajak yang berbeda
- Sering digunakan dalam penilaian perusahaan dan analisis akuisisi
Namun, EBITDA juga memiliki keterbatasan karena mengabaikan beberapa biaya penting seperti belanja modal.
16. Bagaimana siklus bisnis mempengaruhi laba?
Siklus bisnis dapat memiliki dampak signifikan terhadap laba perusahaan:
- Selama fase ekspansi ekonomi, laba cenderung meningkat karena permintaan yang lebih tinggi dan peningkatan produktivitas
- Dalam fase puncak, laba mungkin mencapai titik tertinggi tetapi juga bisa mulai tertekan karena peningkatan kompetisi dan biaya
- Selama resesi, laba cenderung menurun karena penurunan permintaan dan penurunan harga
- Dalam fase pemulihan, laba mulai meningkat kembali seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi
Perusahaan perlu memahami bagaimana siklus bisnis mempengaruhi industri mereka dan merencanakan strategi untuk mengelola fluktuasi laba yang terkait dengan siklus ini.
17. Apa itu analisis margin dan bagaimana cara menggunakannya?
Analisis margin adalah teknik untuk mengevaluasi profitabilitas perusahaan dengan melihat berbagai tingkat margin laba. Beberapa margin penting termasuk:
- Margin Laba Kotor = (Laba Kotor / Pendapatan) x 100%
- Margin Laba Operasional = (Laba Operasional / Pendapatan) x 100%
- Margin Laba Bersih = (Laba Bersih / Pendapatan) x 100%
Analisis margin digunakan untuk:
- Menilai efisiensi operasional perusahaan
- Membandingkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu
- Membandingkan perusahaan dengan pesaing atau rata-rata industri
- Mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan
Margin yang lebih tinggi umumnya menunjukkan profitabilitas yang lebih baik, tetapi perlu diinterpretasikan dalam konteks industri dan strategi bisnis perusahaan.
18. Bagaimana kebijakan akuntansi mempengaruhi laba yang dilaporkan?
Kebijakan akuntansi dapat memiliki dampak signifikan terhadap laba yang dilaporkan. Beberapa cara kebijakan akuntansi mempengaruhi laba termasuk:
- Metode penilaian inventori (FIFO vs LIFO) dapat mempengaruhi harga pokok penjualan dan laba kotor
- Metode depresiasi (garis lurus vs saldo menurun) mempengaruhi beban depresiasi dan laba operasional
- Kebijakan pengakuan pendapatan dapat mempengaruhi waktu dan jumlah pendapatan yang diakui
- Estimasi untuk penyisihan piutang tak tertagih mempengaruhi beban operasional
- Kapitalisasi vs pengeluaran biaya dapat mempengaruhi laba jangka pendek
Penting untuk memahami kebijakan akuntansi perusahaan saat menganalisis laporan keuangan dan membandingkan antar perusahaan.
19. Apa hubungan antara laba dan nilai perusahaan?
Hubungan antara laba dan nilai perusahaan umumnya positif, tetapi kompleks. Beberapa aspek hubungan ini meliputi:
- Laba yang konsisten dan meningkat cenderung meningkatkan nilai perusahaan
- Kualitas laba (stabilitas, prediktabilitas, dan sumber laba) mempengaruhi bagaimana pasar menilai laba tersebut
- Ekspektasi pertumbuhan laba di masa depan sering lebih penting daripada laba saat ini dalam menentukan nilai perusahaan
- Faktor lain seperti risiko bisnis, struktur modal, dan kebijakan dividen juga mempengaruhi bagaimana laba diterjemahkan menjadi nilai perusahaan
Investor dan analis sering menggunakan metode seperti Discounted Cash Flow (DCF) atau Price to Earnings (P/E) ratio untuk menghubungkan laba dengan nilai perusahaan.
20. Bagaimana laba mempengaruhi keputusan investasi dan pendanaan perusahaan?
Laba memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi dan pendanaan perusahaan:
- Investasi: Laba yang tinggi dapat memberikan sumber dana internal untuk investasi dalam proyek baru, penelitian dan pengembangan, atau ekspansi bisnis
- Pendanaan: Perusahaan dengan laba yang kuat umumnya memiliki akses yang lebih baik ke sumber pendanaan eksternal dan dapat memperoleh pinjaman dengan syarat yang lebih menguntungkan
- Kebijakan dividen: Laba mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham
- Struktur modal: Perusahaan dengan laba yang konsisten mungkin lebih cenderung menggunakan lebih banyak utang dalam struktur modalnya karena kemampuan yang lebih baik untuk membayar bunga
Laba juga mempengaruhi persepsi investor dan kreditor terhadap perusahaan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ketersediaan dan biaya modal.
Kesimpulan
Laba merupakan konsep fundamental dalam dunia bisnis dan keuangan yang memiliki peran penting dalam mengukur kinerja perusahaan, mengevaluasi efisiensi operasional, dan membuat keputusan strategis. Pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek laba, mulai dari definisi, jenis-jenis, cara perhitungan, hingga analisis dan interpretasinya, sangat penting bagi para pelaku bisnis, investor, dan pemangku kepentingan lainnya.
Beberapa poin kunci yang perlu diingat tentang laba meliputi:
- Laba bukan hanya sekedar angka, tetapi merupakan indikator multidimensi yang mencerminkan berbagai aspek kinerja dan kesehatan finansial perusahaan.
- Ada berbagai jenis laba (laba kotor, laba operasional, laba bersih, dll.) yang masing-masing memberikan wawasan yang berbeda tentang profitabilitas perusahaan.
- Perhitungan laba yang akurat memerlukan pemahaman yang baik tentang prinsip akuntansi dan perhatian terhadap detail dalam pencatatan dan pelaporan keuangan.
- Analisis laba harus dilakukan dalam konteks yang lebih luas, mempertimbangkan faktor-faktor seperti industri, siklus bisnis, dan strategi perusahaan.
- Meskipun laba penting, fokus eksklusif pada maksimalisasi laba jangka pendek dapat merugikan keberlanjutan jangka panjang perusahaan.
- Laba harus dilihat bersama dengan metrik keuangan lainnya seperti arus kas dan rasio keuangan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kinerja perusahaan.
Dalam era bisnis yang semakin kompleks dan dinamis, kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan laba menjadi semakin penting. Perusahaan yang dapat mengelola labanya dengan baik, tidak hanya dalam hal peningkatan nominal tetapi juga dalam hal kualitas dan keberlanjutan, akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa laba bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan bisnis. Faktor-faktor seperti kepuasan pelanggan, inovasi, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan juga memainkan peran penting dalam kesuksesan jangka panjang perusahaan. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang menyeimbangkan fokus pada laba dengan tujuan-tujuan strategis lainnya akan menjadi kunci keberhasilan dalam lanskap bisnis modern.
Â
Advertisement