Memahami Perbedaan Infaq dan Shodaqoh: Panduan Lengkap

Pelajari perbedaan mendasar antara infaq dan shodaqoh, termasuk definisi, hukum, manfaat, dan cara pelaksanaannya dalam Islam. Panduan lengkap di sini.

oleh Alieza Nurulita diperbarui 21 Jan 2025, 22:22 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 22:22 WIB
perbedaan infaq dan shodaqoh
perbedaan infaq dan shodaqoh ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, berbagi dan membantu sesama merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Dua bentuk amal yang sering kita dengar adalah infaq dan shodaqoh. Meski keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu berbagi kepada sesama, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai perbedaan infaq dan shodaqoh, mulai dari definisi, hukum, manfaat, hingga cara pelaksanaannya.

Definisi Infaq dan Shodaqoh

Untuk memahami perbedaan antara infaq dan shodaqoh, kita perlu mengetahui definisi masing-masing terlebih dahulu:

Pengertian Infaq

Infaq berasal dari kata bahasa Arab "anfaqa" yang artinya mengeluarkan atau membelanjakan harta. Secara istilah, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam. Infaq tidak memiliki batasan jumlah atau waktu tertentu, dan dapat diberikan kepada siapa saja.

Pengertian Shodaqoh

Shodaqoh atau sedekah berasal dari kata "shadaqa" yang berarti benar. Dalam konteks ini, orang yang bersedekah adalah orang yang membenarkan pengakuan imannya dengan memberikan sebagian hartanya di jalan Allah. Shodaqoh memiliki pengertian yang lebih luas dari infaq, karena tidak hanya terbatas pada pemberian materi, tapi juga bisa berupa non-materi seperti senyuman, bantuan tenaga, atau bahkan menahan diri dari perbuatan buruk.

Perbedaan Utama Infaq dan Shodaqoh

Meski sekilas terlihat mirip, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara infaq dan shodaqoh:

1. Bentuk Pemberian

Infaq selalu berbentuk materi atau harta benda. Biasanya berupa uang atau barang yang memiliki nilai ekonomis. Sementara itu, shodaqoh bisa berupa materi maupun non-materi. Seseorang bisa bersedekah dengan memberikan senyuman, membantu tetangga, atau bahkan menyingkirkan duri dari jalan.

2. Cakupan

Infaq memiliki cakupan yang lebih sempit dibandingkan shodaqoh. Infaq terbatas pada pemberian harta benda, sedangkan shodaqoh mencakup segala bentuk kebaikan. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa "Setiap kebaikan adalah sedekah".

3. Penerima

Infaq biasanya ditujukan untuk kepentingan umum atau lembaga tertentu, seperti pembangunan masjid, sekolah, atau panti asuhan. Shodaqoh memiliki cakupan penerima yang lebih luas, bisa diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, termasuk hewan atau lingkungan.

4. Motivasi

Infaq lebih cenderung dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau program yang telah direncanakan. Shodaqoh lebih fleksibel dan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan motivasi murni untuk membantu atau berbuat baik.

Hukum Infaq dan Shodaqoh dalam Islam

Pemahaman mengenai hukum infaq dan shodaqoh sangat penting bagi umat Muslim. Berikut penjelasannya:

Hukum Infaq

Infaq memiliki beberapa kategori hukum tergantung situasinya:

  • Infaq wajib: Seperti zakat, kafarat, nazar
  • Infaq sunnah: Infaq yang sangat dianjurkan namun tidak wajib
  • Infaq mubah: Infaq yang diperbolehkan namun tidak ada anjuran khusus

Hukum Shodaqoh

Secara umum, hukum shodaqoh adalah sunnah mu'akkadah (sangat dianjurkan). Namun dalam beberapa kondisi, shodaqoh bisa menjadi wajib, misalnya ketika ada orang yang sangat membutuhkan bantuan dan kita mampu membantunya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 261:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Manfaat Infaq dan Shodaqoh

Melakukan infaq dan shodaqoh membawa banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima:

Manfaat bagi Pemberi

  • Membersihkan hati dari sifat kikir dan tamak
  • Meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah
  • Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
  • Menjauhkan diri dari siksa api neraka
  • Mempererat hubungan sosial dengan sesama

Manfaat bagi Penerima

  • Membantu meringankan beban ekonomi
  • Meningkatkan taraf hidup
  • Menumbuhkan rasa solidaritas sosial
  • Mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat

Cara Melaksanakan Infaq dan Shodaqoh

Agar infaq dan shodaqoh yang kita lakukan bernilai ibadah dan mendapat ridha Allah, perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Niat yang Ikhlas

Pastikan niat kita dalam berinfaq atau bersedekah semata-mata karena Allah, bukan untuk pamer atau mengharapkan pujian dari manusia. Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 264:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian..."

2. Memberikan dari Harta yang Baik

Usahakan untuk memberikan infaq atau sedekah dari harta yang baik dan halal. Jangan memberikan sesuatu yang kita sendiri tidak suka atau enggan menerimanya jika berada di posisi penerima.

3. Menjaga Perasaan Penerima

Berikan infaq atau sedekah dengan cara yang baik, tidak merendahkan atau menyakiti perasaan penerima. Jika memungkinkan, berikan secara sembunyi-sembunyi untuk menjaga kehormatan penerima.

4. Konsisten dan Berkelanjutan

Lebih baik memberikan infaq atau sedekah dalam jumlah kecil namun rutin, daripada dalam jumlah besar tapi hanya sekali-sekali. Konsistensi dalam beramal akan membentuk karakter dermawan dalam diri kita.

5. Memanfaatkan Lembaga Resmi

Untuk memastikan infaq atau sedekah kita tersalurkan dengan baik, bisa memanfaatkan lembaga amil zakat atau yayasan sosial yang terpercaya. Mereka biasanya memiliki program-program yang terstruktur untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Perbedaan Infaq dan Shodaqoh dengan Zakat

Selain infaq dan shodaqoh, dalam ajaran Islam juga dikenal istilah zakat. Meski sama-sama bentuk pemberian kepada sesama, zakat memiliki beberapa perbedaan mendasar:

1. Hukum

Zakat hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat, sementara infaq dan shodaqoh hukumnya sunnah (dianjurkan).

2. Ketentuan

Zakat memiliki ketentuan yang jelas mengenai nisab (batas minimal harta yang wajib dizakati), haul (batas waktu kepemilikan harta), dan kadar (jumlah yang harus dikeluarkan). Infaq dan shodaqoh tidak memiliki ketentuan khusus.

3. Penerima

Penerima zakat (mustahik) telah ditentukan dalam Al-Quran, yaitu 8 golongan (asnaf). Sementara infaq dan shodaqoh bisa diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan.

4. Waktu Pelaksanaan

Zakat memiliki waktu tertentu untuk dikeluarkan, misalnya zakat fitrah yang dikeluarkan menjelang Idul Fitri. Infaq dan shodaqoh bisa dilakukan kapan saja.

Tradisi Infaq dan Shodaqoh dalam Masyarakat Muslim

Infaq dan shodaqoh telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Muslim sejak zaman Rasulullah SAW. Beberapa tradisi yang masih terjaga hingga kini antara lain:

1. Sedekah Jumat

Banyak Muslim yang menjadikan hari Jumat sebagai hari khusus untuk bersedekah, baik di masjid maupun kepada fakir miskin di sekitar tempat tinggal.

2. Infaq Pembangunan Masjid

Tradisi mengumpulkan infaq untuk pembangunan atau renovasi masjid masih sangat kuat di berbagai daerah. Biasanya dilakukan melalui kotak amal atau penggalangan dana khusus.

3. Sedekah Makanan

Membagikan makanan kepada tetangga atau fakir miskin, terutama pada momen-momen khusus seperti hari raya, acara syukuran, atau setelah kematian anggota keluarga.

4. Wakaf Produktif

Meski bukan infaq atau shodaqoh dalam arti sempit, wakaf produktif seperti tanah atau bangunan yang dikelola untuk kepentingan umum juga menjadi tradisi yang berkembang di masyarakat Muslim.

Mitos dan Fakta Seputar Infaq dan Shodaqoh

Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait infaq dan shodaqoh. Mari kita luruskan dengan fakta yang sebenarnya:

Mitos: Infaq dan shodaqoh hanya untuk orang kaya

Fakta: Infaq dan shodaqoh bisa dilakukan oleh siapa saja sesuai kemampuan. Bahkan senyuman pun bisa menjadi sedekah.

Mitos: Bersedekah akan mengurangi harta

Fakta: Allah menjanjikan bahwa sedekah justru akan melipat gandakan rezeki, bukan menguranginya.

Mitos: Lebih baik menabung daripada bersedekah

Fakta: Bersedekah tidak menghalangi kita untuk menabung. Keduanya bisa dilakukan secara seimbang.

Mitos: Infaq harus dalam jumlah besar

Fakta: Tidak ada batasan minimal dalam berinfaq. Yang terpenting adalah keikhlasan dan konsistensi.

Pertanyaan Umum Seputar Infaq dan Shodaqoh

Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait infaq dan shodaqoh:

Q: Apakah infaq dan shodaqoh bisa menggantikan zakat?

A: Tidak. Zakat adalah kewajiban tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh infaq atau shodaqoh. Namun, kita tetap dianjurkan untuk berinfaq dan bersedekah di samping menunaikan zakat.

Q: Bolehkah bersedekah kepada non-Muslim?

A: Ya, boleh. Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada semua manusia, termasuk non-Muslim, selama mereka tidak memusuhi Islam.

Q: Apakah ada doa khusus ketika berinfaq atau bersedekah?

A: Tidak ada doa khusus, namun kita bisa berdoa agar infaq atau sedekah kita diterima Allah dan membawa keberkahan. Misalnya dengan mengucapkan "Allahumma taqabbal minna" (Ya Allah, terimalah dari kami).

Q: Bagaimana hukumnya jika bersedekah menggunakan uang haram?

A: Sedekah dengan uang haram tidak akan diterima Allah. Sebaiknya uang haram tersebut dikembalikan kepada pemiliknya atau disalurkan untuk kepentingan umum tanpa niat ibadah.

Kesimpulan

Infaq dan shodaqoh merupakan dua bentuk amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meski memiliki beberapa perbedaan, keduanya sama-sama bertujuan untuk membantu sesama dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perbedaan utamanya terletak pada bentuk pemberian, cakupan, dan motivasinya.

Infaq lebih spesifik pada pemberian materi untuk kepentingan tertentu, sementara shodaqoh memiliki cakupan yang lebih luas termasuk pemberian non-materi. Keduanya memiliki manfaat yang besar, baik bagi pemberi maupun penerima, serta masyarakat secara umum.

Dalam melaksanakan infaq dan shodaqoh, yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan konsistensi. Tidak perlu menunggu kaya atau memiliki harta berlimpah untuk mulai berbagi. Setiap kebaikan, sekecil apapun, akan bernilai di sisi Allah jika dilakukan dengan tulus.

Semoga pemahaman tentang perbedaan infaq dan shodaqoh ini dapat memotivasi kita untuk lebih giat dalam beramal dan berbagi kepada sesama. Dengan demikian, kita tidak hanya mendapatkan pahala di akhirat, tapi juga turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya