Arti Walimatul Ursy, Tradisi Pernikahan dalam Islam

Pelajari arti walimatul ursy, tradisi pernikahan dalam Islam. Ketahui makna, hukum, tata cara, dan doa-doa yang dibacakan dalam walimatul ursy.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 04 Mar 2025, 15:59 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 15:58 WIB
arti walimatul ursy
arti walimatul ursy ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Walimatul ursy merupakan salah satu tradisi penting dalam pernikahan umat Islam. Acara ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kebahagiaan atas pernikahan yang baru saja dilangsungkan. Namun, masih banyak yang belum memahami secara mendalam tentang arti walimatul ursy dan berbagai aspek yang terkait dengannya. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai arti walimatul ursy, mulai dari definisi, sejarah, hukum, tata cara pelaksanaan, hingga doa-doa yang dibacakan.

Definisi dan Arti Walimatul Ursy

Walimatul ursy berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu "walimah" yang berarti perjamuan atau pesta, dan "ursy" yang berarti pernikahan. Jadi, secara harfiah arti walimatul ursy adalah pesta atau jamuan pernikahan. Dalam konteks Islam, walimatul ursy merujuk pada perayaan yang diadakan setelah akad nikah untuk mengumumkan pernikahan kepada masyarakat dan berbagi kebahagiaan dengan kerabat serta handai taulan.

Walimatul ursy bukan sekadar pesta biasa, melainkan memiliki makna dan tujuan yang lebih dalam. Beberapa arti penting dari walimatul ursy antara lain:

  • Sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat pernikahan
  • Mengumumkan pernikahan secara terbuka kepada masyarakat
  • Mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan kerabat
  • Berbagi kebahagiaan dengan fakir miskin melalui sedekah
  • Memohon doa restu dan keberkahan untuk pasangan pengantin

Dengan demikian, walimatul ursy memiliki dimensi ibadah, sosial, dan kultural yang saling berkaitan. Acara ini menjadi sarana untuk menjalankan ajaran agama sekaligus melestarikan tradisi yang baik dalam masyarakat.

Sejarah dan Perkembangan Walimatul Ursy

Tradisi mengadakan walimatul ursy sebenarnya sudah ada sejak zaman pra-Islam di kalangan masyarakat Arab. Namun, setelah kedatangan Islam, tradisi ini dipertahankan dengan beberapa penyesuaian agar selaras dengan nilai-nilai Islam. Nabi Muhammad SAW sendiri mengadakan walimatul ursy ketika menikah dengan istri-istrinya, meskipun dengan cara yang sederhana.

Salah satu riwayat yang terkenal adalah ketika Nabi Muhammad SAW mengadakan walimatul ursy saat menikah dengan Shafiyyah binti Huyay. Beliau hanya menghidangkan kurma, susu kering, dan samin di atas tikar kulit. Meskipun sederhana, acara tersebut tetap bermakna sebagai bentuk syukur dan pengumuman pernikahan kepada para sahabat.

Seiring perkembangan zaman, pelaksanaan walimatul ursy mengalami berbagai variasi di berbagai daerah dan budaya. Di Indonesia misalnya, walimatul ursy sering dipadukan dengan adat istiadat setempat sehingga memiliki keunikan tersendiri. Namun, esensi dan tujuan utamanya tetap sama, yaitu sebagai bentuk syukur dan pengumuman pernikahan.

Hukum Pelaksanaan Walimatul Ursy

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum mengadakan walimatul ursy. Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Pendapat ini didasarkan pada hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu mengadakan walimatul ursy, baik untuk pernikahannya sendiri maupun pernikahan para sahabatnya.

Beberapa dalil yang menjadi landasan hukum walimatul ursy antara lain:

  1. Hadits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW melihat bekas kuning pada Abdurrahman bin Auf dan bertanya, "Apa ini?" Abdurrahman menjawab bahwa ia baru saja menikah. Nabi SAW lalu bersabda, "Semoga Allah memberkahimu. Adakanlah walimah walau hanya dengan seekor kambing."
  2. Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa diundang ke walimah (pernikahan) hendaklah ia memenuhinya."

Meskipun hukumnya sunnah, namun mengadakan walimatul ursy sangat dianjurkan bagi yang mampu. Hal ini karena walimatul ursy memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik bagi pasangan pengantin maupun masyarakat secara umum.

Adapun hukum menghadiri undangan walimatul ursy, mayoritas ulama berpendapat bahwa hukumnya adalah wajib bagi yang diundang, kecuali ada udzur syar'i. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang memerintahkan untuk memenuhi undangan walimah. Namun, kewajiban ini berlaku jika undangan bersifat khusus dan tidak ada kemungkaran dalam acara tersebut.

Tata Cara Pelaksanaan Walimatul Ursy

Pelaksanaan walimatul ursy dapat bervariasi sesuai dengan adat istiadat dan kemampuan masing-masing. Namun, secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan walimatul ursy yang sesuai dengan tuntunan syariat:

  1. Waktu pelaksanaan: Sebaiknya diadakan setelah akad nikah, bisa pada hari yang sama atau beberapa hari setelahnya. Ada yang berpendapat lebih utama diadakan setelah dukhul (malam pertama), namun ini bukan keharusan.
  2. Tempat: Bisa di rumah, masjid, atau tempat lain yang layak dan tidak mengandung unsur kemaksiatan.
  3. Hidangan: Tidak ada ketentuan khusus mengenai jenis makanan, yang penting halal dan baik. Bisa disesuaikan dengan kemampuan, mulai dari yang sederhana hingga yang mewah.
  4. Undangan: Sebaiknya mengundang kerabat, tetangga, dan kaum muslimin secara umum, termasuk fakir miskin. Tidak boleh hanya mengundang orang-orang kaya saja.
  5. Hiburan: Boleh mengadakan hiburan yang tidak melanggar syariat, seperti nasyid atau pembacaan ayat suci Al-Qur'an.
  6. Pemisahan tempat: Sebaiknya ada pemisahan tempat antara tamu laki-laki dan perempuan untuk menjaga adab pergaulan Islam.
  7. Doa dan ucapan selamat: Para tamu dianjurkan untuk mendoakan keberkahan bagi pengantin.

Yang terpenting dalam pelaksanaan walimatul ursy adalah niat yang ikhlas dan tidak berlebih-lebihan. Acara ini hendaknya menjadi sarana ibadah dan bukan ajang pamer kemewahan yang dapat menimbulkan riya atau pemborosan.

Doa-doa dalam Walimatul Ursy

Doa merupakan bagian penting dalam walimatul ursy sebagai bentuk permohonan keberkahan untuk pasangan pengantin. Berikut beberapa doa yang biasa dibacakan dalam walimatul ursy:

  1. Doa untuk pengantin:

    بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

    Baarakallahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khair

    Artinya: "Semoga Allah memberkahimu dan melimpahkan keberkahan atasmu, serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan."

  2. Doa memohon keberkahan:

    اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا، وَبَارِكْ عَلَيْهِمَا، وَاجْمَعْ بَيْنَهُمَا فِي خَيْرٍ

    Allahumma baarik lahumaa, wa baarik 'alaihimaa, wajma' bainahumaa fii khair

    Artinya: "Ya Allah, berkahilah keduanya, limpahkanlah keberkahan atas keduanya, dan kumpulkanlah antara keduanya dalam kebaikan."

  3. Doa memohon keturunan yang baik:

    رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

    Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yun waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa

    Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)

Selain doa-doa di atas, para tamu juga bisa memanjatkan doa sesuai dengan keinginan masing-masing untuk kebaikan dan keberkahan pasangan pengantin.

Tradisi Walimatul Ursy di Berbagai Daerah

Pelaksanaan walimatul ursy di Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena sering dipadukan dengan adat istiadat setempat. Beberapa contoh tradisi walimatul ursy di berbagai daerah antara lain:

  1. Jawa: Di masyarakat Jawa, walimatul ursy sering disebut "resepsi" atau "kepungan". Acara ini biasanya diadakan setelah akad nikah dan diisi dengan berbagai ritual adat seperti siraman, midodareni, dan panggih. Hidangan khas seperti nasi tumpeng dan aneka jajanan pasar juga sering disajikan.
  2. Minangkabau: Masyarakat Minang mengenal istilah "baralek" untuk walimatul ursy. Acara ini bisa berlangsung selama beberapa hari dan diisi dengan berbagai prosesi adat seperti maminang, batuka tando, dan batagak gala. Hidangan khas seperti rendang dan gulai kambing menjadi menu utama.
  3. Bugis-Makassar: Di Sulawesi Selatan, walimatul ursy disebut "mappabotting". Rangkaian acaranya meliputi mappacci (malam pacar), akad nikah, dan resepsi. Hidangan khas seperti pallu basa dan pisang ijo sering disajikan.
  4. Aceh: Masyarakat Aceh menyebut walimatul ursy dengan istilah "walimah". Acara ini biasanya diawali dengan prosesi intat linto (mengantar pengantin pria) dan tueng dara baro (menyambut pengantin wanita). Hidangan khas seperti sie itek (bebek panggang) dan kuah beulangong menjadi menu favorit.

Meskipun memiliki variasi dalam pelaksanaannya, esensi walimatul ursy tetap sama di berbagai daerah, yaitu sebagai bentuk syukur dan pengumuman pernikahan kepada masyarakat.

Manfaat dan Hikmah Walimatul Ursy

Pelaksanaan walimatul ursy memiliki berbagai manfaat dan hikmah, baik bagi pasangan pengantin maupun masyarakat secara umum. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Mengumumkan pernikahan: Walimatul ursy menjadi sarana untuk mengumumkan pernikahan secara terbuka, sehingga menghindari fitnah dan prasangka buruk di masyarakat.
  2. Mempererat silaturahmi: Acara ini menjadi ajang berkumpulnya keluarga, kerabat, dan handai taulan, sehingga dapat mempererat tali silaturahmi.
  3. Berbagi kebahagiaan: Melalui walimatul ursy, pasangan pengantin dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain, termasuk fakir miskin melalui sedekah.
  4. Mendapat doa dan berkah: Para tamu yang hadir akan mendoakan keberkahan untuk pasangan pengantin, sehingga diharapkan pernikahan mereka diberkahi oleh Allah SWT.
  5. Melestarikan tradisi: Walimatul ursy menjadi sarana untuk melestarikan tradisi baik yang telah ada di masyarakat.
  6. Sarana dakwah: Acara ini bisa menjadi sarana dakwah untuk menyampaikan nilai-nilai Islam terkait pernikahan dan kehidupan berumah tangga.
  7. Menumbuhkan rasa syukur: Bagi pasangan pengantin, walimatul ursy menjadi momentum untuk bersyukur atas nikmat pernikahan yang dianugerahkan Allah SWT.

Dengan memahami berbagai manfaat dan hikmah ini, diharapkan pelaksanaan walimatul ursy tidak hanya menjadi sekadar formalitas, tetapi benar-benar menjadi sarana ibadah dan membawa keberkahan bagi semua pihak.

Hal-hal yang Perlu Dihindari dalam Walimatul Ursy

Meskipun walimatul ursy merupakan tradisi yang baik, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan tuntunan syariat:

  1. Berlebih-lebihan (israf): Mengadakan walimatul ursy secara berlebihan dan melampaui batas kemampuan dapat menimbulkan pemborosan dan riya.
  2. Mencampur antara laki-laki dan perempuan: Sebaiknya ada pemisahan tempat antara tamu laki-laki dan perempuan untuk menjaga adab pergaulan Islam.
  3. Hiburan yang melanggar syariat: Menghindari hiburan yang mengandung unsur maksiat seperti musik yang berlebihan, tarian erotis, atau nyanyian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
  4. Memaksakan diri: Jangan memaksakan diri mengadakan walimatul ursy di luar kemampuan finansial, apalagi sampai berhutang.
  5. Mengundang orang-orang kaya saja: Hendaknya mengundang semua kalangan masyarakat, termasuk fakir miskin, bukan hanya orang-orang kaya.
  6. Menunda-nunda pembayaran: Jika menggunakan jasa katering atau vendor lain, hendaknya segera melunasi pembayaran dan tidak menunda-nunda.
  7. Melupakan tujuan utama: Jangan sampai terlalu fokus pada kemeriahan acara sehingga melupakan tujuan utama walimatul ursy sebagai bentuk syukur dan ibadah.

Dengan menghindari hal-hal tersebut, diharapkan pelaksanaan walimatul ursy dapat berjalan sesuai dengan tuntunan syariat dan membawa keberkahan bagi semua pihak.

Perbedaan Walimatul Ursy dengan Resepsi Pernikahan

Meskipun sering digunakan secara bergantian, sebenarnya ada perbedaan antara walimatul ursy dalam konteks Islam dengan resepsi pernikahan secara umum. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:

  1. Tujuan: Walimatul ursy lebih menekankan pada aspek ibadah dan syukur kepada Allah SWT, sementara resepsi pernikahan umumnya lebih berfokus pada aspek seremonial dan perayaan.
  2. Pelaksanaan: Walimatul ursy biasanya lebih sederhana dan menekankan pada nilai-nilai Islam, sedangkan resepsi pernikahan bisa lebih mewah dan mengikuti tren modern.
  3. Hiburan: Dalam walimatul ursy, hiburan yang disajikan harus sesuai dengan syariat Islam. Sementara dalam resepsi pernikahan umum, hiburan bisa lebih beragam dan tidak selalu terikat aturan agama.
  4. Pemisahan tempat: Walimatul ursy umumnya memisahkan tempat antara tamu laki-laki dan perempuan, sedangkan resepsi pernikahan umum biasanya tidak.
  5. Doa dan ritual: Walimatul ursy lebih banyak mengandung unsur doa dan ritual keagamaan, sementara resepsi pernikahan umum mungkin tidak terlalu menekankan hal ini.
  6. Makna: Walimatul ursy memiliki makna religius yang lebih dalam, sedangkan resepsi pernikahan umum lebih bersifat sosial dan kultural.

Meskipun demikian, dalam praktiknya di masyarakat Indonesia, seringkali walimatul ursy dan resepsi pernikahan dipadukan sehingga batas perbedaannya menjadi tidak terlalu jelas. Yang terpenting adalah tetap menjaga nilai-nilai Islam dalam pelaksanaannya.

Kesimpulan

Walimatul ursy merupakan tradisi penting dalam pernikahan Islam yang memiliki makna dan tujuan yang mendalam. Lebih dari sekadar pesta, walimatul ursy adalah bentuk syukur kepada Allah SWT, sarana mengumumkan pernikahan, dan ajang berbagi kebahagiaan dengan sesama. Pelaksanaannya dapat bervariasi sesuai adat dan budaya setempat, namun esensinya tetap sama.

Memahami arti walimatul ursy beserta berbagai aspeknya sangat penting bagi umat Islam. Dengan pemahaman yang benar, diharapkan pelaksanaan walimatul ursy dapat menjadi sarana ibadah dan membawa keberkahan, bukan hanya menjadi ajang pamer kemewahan atau pemborosan. Yang terpenting adalah menjaga niat yang ikhlas dan tidak berlebih-lebihan dalam pelaksanaannya.

Semoga pembahasan tentang arti walimatul ursy ini dapat menjadi panduan bagi mereka yang akan menikah atau menghadiri undangan walimatul ursy. Dengan demikian, tradisi baik ini dapat terus dilestarikan sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan membawa manfaat bagi semua pihak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya