Contoh Marginalisasi, Berikut Bentuk, Penyebab, dan Dampaknya di Masyarakat

Pelajari contoh marginalisasi, bentuk-bentuknya, penyebab, dan dampaknya terhadap kelompok terpinggirkan di masyarakat. Kenali untuk mencegah ketidakadilan.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 09 Apr 2025, 21:04 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 21:04 WIB
contoh marginalisasi
contoh marginalisasi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Marginalisasi merupakan fenomena sosial yang masih sering terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Proses peminggiran ini membuat kelompok tertentu mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya dan kesempatan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang contoh marginalisasi, bentuk-bentuknya, penyebab, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat.

Pengertian Marginalisasi

Marginalisasi dapat didefinisikan sebagai proses peminggiran atau pengucilan suatu kelompok dari partisipasi dan akses penuh dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Kelompok yang termarginalkan seringkali mengalami diskriminasi dan memiliki keterbatasan dalam memperoleh hak-hak dasar mereka sebagai warga negara.

Beberapa pengertian marginalisasi menurut para ahli:

  • Murniati (2004) mendefinisikan marginalisasi sebagai proses pengabaian hak-hak yang seharusnya didapat oleh pihak yang termarginalkan.
  • Fakih (2008) menyatakan bahwa marginalisasi sama dengan proses pemiskinan, karena tidak diberinya kesempatan kepada pihak yang termarginalkan untuk mengembangkan diri.
  • Kamus Sosiologi dan Kependudukan mengartikan marginalisasi sebagai proses menjadikan kelompok terasimilasi secara tidak sempurna atau meminggirkan kelompok sehingga memiliki kedudukan yang rendah.

Pada intinya, marginalisasi merupakan bentuk ketidakadilan sosial yang membatasi akses dan peluang bagi kelompok tertentu untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan bermasyarakat.

Bentuk-bentuk Marginalisasi

Marginalisasi dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini adalah beberapa bentuk umum marginalisasi yang sering dijumpai di masyarakat:

1. Marginalisasi Gender

Marginalisasi gender terjadi ketika salah satu jenis kelamin, umumnya perempuan, mengalami diskriminasi dan pembatasan peran dalam berbagai bidang kehidupan. Contoh marginalisasi gender antara lain:

  • Pembatasan akses pendidikan bagi anak perempuan
  • Diskriminasi upah antara pekerja laki-laki dan perempuan
  • Pembatasan peran perempuan dalam pengambilan keputusan politik
  • Stereotip bahwa perempuan lebih cocok bekerja di sektor domestik

2. Marginalisasi Ekonomi

Marginalisasi ekonomi terjadi ketika kelompok tertentu mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya ekonomi dan peluang kerja. Contohnya:

  • Penggusuran pedagang kaki lima dari pusat kota
  • Sulitnya akses kredit bagi pengusaha kecil dan informal
  • Kesenjangan upah antara pekerja formal dan informal
  • Pembatasan akses lahan bagi petani kecil

3. Marginalisasi Sosial-Budaya

Marginalisasi sosial-budaya terkait dengan pengucilan kelompok tertentu berdasarkan latar belakang etnis, agama, atau budaya. Contohnya:

  • Diskriminasi terhadap kelompok minoritas etnis atau agama
  • Pembatasan penggunaan bahasa daerah di ruang publik
  • Stereotip negatif terhadap kelompok adat tertentu
  • Pengucilan komunitas LGBT dari kegiatan sosial

4. Marginalisasi Politik

Marginalisasi politik terjadi ketika kelompok tertentu dibatasi partisipasinya dalam proses pengambilan keputusan dan pemerintahan. Contohnya:

  • Pembatasan hak pilih bagi kelompok tertentu
  • Kurangnya keterwakilan kelompok minoritas di lembaga legislatif
  • Sulitnya akses informasi publik bagi masyarakat pedesaan
  • Pengabaian aspirasi kelompok adat dalam kebijakan pembangunan

Penyebab Marginalisasi

Marginalisasi dapat terjadi karena berbagai faktor yang saling terkait. Beberapa penyebab utama terjadinya marginalisasi antara lain:

1. Diskriminasi dan Stereotip

Adanya prasangka dan stereotip negatif terhadap kelompok tertentu seringkali menjadi akar dari praktik diskriminasi. Misalnya, stereotip bahwa perempuan lebih emosional dan kurang rasional membuat mereka dianggap tidak cocok untuk posisi kepemimpinan. Stereotip ini kemudian melahirkan diskriminasi dalam proses rekrutmen dan promosi jabatan.

2. Ketimpangan Struktural

Struktur sosial, ekonomi, dan politik yang tidak adil dapat melanggengkan marginalisasi. Misalnya, sistem pendidikan yang mahal membuat kelompok miskin sulit mengakses pendidikan berkualitas. Hal ini kemudian berdampak pada kesempatan kerja dan mobilitas sosial mereka di masa depan.

3. Kebijakan yang Diskriminatif

Kebijakan pemerintah yang tidak mempertimbangkan kebutuhan kelompok rentan dapat menyebabkan marginalisasi. Contohnya, kebijakan pembangunan yang mengabaikan hak-hak masyarakat adat atas tanah ulayat mereka.

4. Faktor Budaya

Nilai-nilai budaya tertentu dapat melanggengkan praktik marginalisasi. Misalnya, budaya patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dapat membatasi peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

5. Globalisasi dan Perubahan Ekonomi

Proses globalisasi dan perubahan struktur ekonomi dapat menyebabkan marginalisasi bagi kelompok yang tidak mampu beradaptasi. Contohnya, petani tradisional yang kesulitan bersaing dengan agribisnis skala besar.

Dampak Marginalisasi

Marginalisasi memiliki dampak yang luas, baik bagi individu yang mengalaminya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak utama marginalisasi antara lain:

1. Kemiskinan dan Kesenjangan Ekonomi

Kelompok yang termarginalkan seringkali mengalami kesulitan ekonomi akibat terbatasnya akses terhadap pekerjaan dan sumber daya produktif. Hal ini dapat menyebabkan kemiskinan yang berkelanjutan dan memperlebar kesenjangan ekonomi di masyarakat.

2. Rendahnya Tingkat Pendidikan

Marginalisasi dalam akses pendidikan dapat menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan pada kelompok tertentu. Hal ini kemudian berdampak pada kesempatan kerja dan kemampuan mereka untuk meningkatkan taraf hidup.

3. Masalah Kesehatan

Kelompok marginal seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada kelompok tersebut.

4. Konflik Sosial

Marginalisasi yang berkelanjutan dapat memicu kecemburuan sosial dan konflik antar kelompok di masyarakat. Hal ini dapat mengancam kohesi sosial dan stabilitas politik.

5. Hilangnya Potensi Sumber Daya Manusia

Marginalisasi menyebabkan potensi dan bakat dari kelompok tertentu tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini merupakan kerugian bagi masyarakat secara keseluruhan.

Upaya Mengatasi Marginalisasi

Untuk mengatasi marginalisasi, diperlukan upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Penguatan Kebijakan Inklusif

Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mempertimbangkan kebutuhan kelompok marginal dan menjamin partisipasi mereka dalam proses pembangunan. Misalnya, kebijakan afirmasi untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dan kelompok minoritas di lembaga politik.

2. Pendidikan dan Penyadaran Masyarakat

Diperlukan upaya edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan dan non-diskriminasi. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye publik, integrasi nilai-nilai inklusif dalam kurikulum pendidikan, dan pelatihan sensitifitas bagi aparat pemerintah.

3. Pemberdayaan Ekonomi

Program-program pemberdayaan ekonomi yang ditargetkan pada kelompok marginal dapat membantu meningkatkan kemandirian dan akses mereka terhadap sumber daya produktif. Misalnya, program kredit mikro bagi perempuan atau pelatihan keterampilan bagi penyandang disabilitas.

4. Penguatan Akses Layanan Dasar

Pemerintah perlu memastikan bahwa kelompok marginal memiliki akses yang setara terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Hal ini dapat dilakukan melalui subsidi, jaminan sosial, atau program outreach khusus.

5. Penegakan Hukum Anti-Diskriminasi

Diperlukan penegakan hukum yang tegas terhadap praktik-praktik diskriminasi. Hal ini termasuk pemberian sanksi bagi pelaku diskriminasi dan penyediaan mekanisme pengaduan yang mudah diakses oleh korban marginalisasi.

Contoh Kasus Marginalisasi di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus marginalisasi yang terjadi di Indonesia:

1. Marginalisasi Masyarakat Adat

Masyarakat adat di berbagai daerah di Indonesia seringkali mengalami marginalisasi dalam hal penguasaan tanah adat mereka. Pembangunan infrastruktur atau ekspansi perkebunan skala besar seringkali mengabaikan hak-hak masyarakat adat atas tanah ulayat. Hal ini menyebabkan hilangnya sumber penghidupan dan terancamnya kelestarian budaya mereka.

2. Marginalisasi Pekerja Informal

Pekerja sektor informal seperti pedagang kaki lima, pemulung, atau buruh harian lepas seringkali mengalami marginalisasi ekonomi. Mereka sulit mengakses perlindungan sosial, kredit perbankan, atau tunjangan kerja. Penggusuran PKL dari pusat kota tanpa solusi yang memadai juga merupakan bentuk marginalisasi terhadap kelompok ini.

3. Marginalisasi Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas masih menghadapi berbagai bentuk diskriminasi dan marginalisasi di Indonesia. Mereka seringkali kesulitan mengakses pendidikan inklusif, pekerjaan yang layak, atau fasilitas publik yang ramah disabilitas. Stereotip negatif juga masih kuat di masyarakat, membatasi partisipasi mereka dalam kehidupan sosial.

4. Marginalisasi Kelompok Minoritas Agama

Beberapa kelompok minoritas agama di Indonesia mengalami marginalisasi dalam bentuk pembatasan izin pendirian rumah ibadah, diskriminasi dalam pelayanan publik, atau bahkan kekerasan berbasis agama. Hal ini menunjukkan masih lemahnya perlindungan terhadap kebebasan beragama bagi kelompok minoritas.

5. Marginalisasi Perempuan di Sektor Pertanian

Perempuan petani di beberapa daerah di Indonesia masih mengalami marginalisasi dalam hal akses terhadap kepemilikan lahan, kredit pertanian, atau teknologi produksi. Peran mereka seringkali hanya dianggap sebagai "pembantu" suami, padahal kontribusi mereka sangat signifikan dalam produksi pertanian.

Kesimpulan

Marginalisasi merupakan masalah sosial yang kompleks dan memiliki dampak luas terhadap individu maupun masyarakat. Contoh-contoh marginalisasi yang telah dibahas menunjukkan bahwa fenomena ini masih terjadi di berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, hingga politik.

Untuk mengatasi marginalisasi, diperlukan upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang inklusif dan memastikan penegakan hukum anti-diskriminasi. Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran dan empati terhadap kelompok-kelompok yang termarginalkan.

Dengan memahami akar penyebab dan dampak marginalisasi, kita dapat lebih peka terhadap ketidakadilan di sekitar kita dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan. Hanya dengan kesadaran dan tindakan kolektif, kita dapat membangun Indonesia yang lebih setara dan menghargai keberagaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya