Liputan6.com, Jakarta Kurap merupakan infeksi jamur pada kulit yang umum terjadi dan dapat menyerang siapa saja. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam melingkar berwarna merah yang gatal pada permukaan kulit. Meski terdengar menakutkan, kurap sebenarnya dapat dicegah dan diobati dengan mudah jika ditangani dengan tepat. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang penyebab kurap, gejala, pengobatan, serta cara pencegahannya.
Pengertian Kurap
Kurap, yang dalam istilah medis disebut tinea atau dermatofitosis, adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang lapisan luar kulit, rambut, atau kuku. Nama "kurap" sendiri berasal dari bentuk lesi kulit yang khas, yaitu lingkaran atau cincin merah yang menyerupai cacing melingkar. Meski namanya mengandung kata "cacing", kurap sama sekali tidak disebabkan oleh cacing melainkan oleh jamur dermatofita.
Infeksi ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh dan memiliki nama spesifik berdasarkan lokasinya, misalnya:
- Tinea corporis - kurap pada badan
- Tinea pedis - kurap pada kaki (dikenal juga sebagai "athlete's foot")
- Tinea capitis - kurap pada kulit kepala
- Tinea cruris - kurap pada selangkangan (dikenal juga sebagai "jock itch")
- Tinea unguium - kurap pada kuku
Kurap dapat menyerang orang dari segala usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Infeksi ini juga lebih umum di daerah beriklim hangat dan lembab, karena kondisi tersebut mendukung pertumbuhan jamur.
Advertisement
Penyebab Utama Kurap
Kurap disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita yang hidup di lapisan luar kulit, rambut, dan kuku. Tiga genus utama jamur penyebab kurap adalah:
- Trichophyton
- Microsporum
- Epidermophyton
Jamur-jamur ini berkembang biak dengan baik di lingkungan yang hangat dan lembab. Mereka memperoleh nutrisi dari keratin, protein yang menjadi komponen utama kulit, rambut, dan kuku. Ketika jamur ini menginfeksi jaringan tubuh, mereka menyebabkan peradangan dan gejala khas kurap.
Penularan kurap dapat terjadi melalui beberapa cara:
- Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
- Kontak dengan hewan yang terinfeksi (zoonosis)
- Kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi jamur
- Kontak dengan tanah yang mengandung jamur dermatofita
Penting untuk diingat bahwa kurap sangat menular. Seseorang dapat tertular hanya dengan menyentuh area yang terinfeksi pada orang lain atau menggunakan barang pribadi seperti handuk atau sisir yang terkontaminasi.
Faktor Risiko Penyebab Kurap
Meskipun siapa saja dapat terkena kurap, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi. Berikut adalah faktor-faktor risiko utama penyebab kurap:
- Tinggal di iklim hangat dan lembab: Jamur penyebab kurap tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembab. Oleh karena itu, orang yang tinggal di daerah tropis atau subtropis memiliki risiko lebih tinggi terkena kurap.
- Berkeringat berlebihan: Keringat menciptakan lingkungan lembab pada kulit yang mendukung pertumbuhan jamur. Orang yang sering berkeringat, baik karena aktivitas fisik intens atau kondisi medis tertentu, lebih rentan terkena kurap.
- Kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi: Kurap sangat mudah menular melalui kontak langsung. Atlet yang terlibat dalam olahraga kontak, seperti gulat, memiliki risiko lebih tinggi.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan sistem imun yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS atau yang sedang menjalani kemoterapi, lebih rentan terhadap infeksi jamur termasuk kurap.
- Obesitas: Lipatan kulit pada orang dengan obesitas dapat menciptakan lingkungan lembab yang ideal bagi pertumbuhan jamur.
- Penggunaan pakaian ketat atau tidak menyerap keringat: Pakaian yang tidak memungkinkan sirkulasi udara yang baik dapat meningkatkan kelembaban kulit dan risiko infeksi jamur.
- Berbagi barang pribadi: Penggunaan bersama handuk, pakaian, atau alas kaki dengan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan jamur penyebab kurap.
- Berjalan tanpa alas kaki di area umum: Berjalan tanpa alas kaki di ruang ganti, kolam renang, atau kamar mandi umum meningkatkan risiko terkena kurap kaki.
- Kontak dengan hewan peliharaan: Hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, dapat membawa jamur penyebab kurap dan menularkannya ke manusia.
Memahami faktor-faktor risiko ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mengurangi kemungkinan terkena kurap.
Advertisement
Gejala Kurap yang Perlu Diwaspadai
Gejala kurap dapat bervariasi tergantung pada lokasi infeksi dan jenis jamur yang menyebabkannya. Namun, ada beberapa tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai:
- Ruam melingkar: Ciri khas kurap adalah munculnya ruam berbentuk lingkaran atau cincin pada kulit. Bagian tengah ruam biasanya lebih terang atau bersih, sementara tepinya merah dan sedikit menonjol.
- Rasa gatal: Area yang terinfeksi biasanya terasa sangat gatal, terutama di bagian tepi ruam.
- Kulit bersisik atau mengelupas: Kulit di area yang terinfeksi mungkin tampak kering, bersisik, atau mengelupas.
- Perubahan warna kulit: Kulit di area yang terinfeksi mungkin berubah warna menjadi kemerahan, kecoklatan, atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya.
- Pembengkakan atau peradangan: Pada beberapa kasus, area yang terinfeksi mungkin terlihat bengkak atau meradang.
- Lepuhan atau pustula: Terutama pada kasus kurap kaki, mungkin muncul lepuhan kecil berisi cairan atau pustula.
- Kerontokan rambut: Pada kasus kurap di kulit kepala, mungkin terjadi kerontokan rambut di area yang terinfeksi.
- Perubahan pada kuku: Jika kurap menyerang kuku, mungkin terjadi perubahan warna, penebalan, atau kerapuhan kuku.
Gejala-gejala ini mungkin berbeda-beda tergantung jenis kurap:
- Kurap badan (tinea corporis): Ruam melingkar dengan tepi yang menonjol dan gatal, biasanya muncul di badan, lengan, atau kaki.
- Kurap kaki (tinea pedis): Gatal, kemerahan, dan pecah-pecah pada kulit kaki, terutama di antara jari-jari kaki.
- Kurap selangkangan (tinea cruris): Ruam kemerahan yang gatal di area selangkangan, paha bagian dalam, atau bokong.
- Kurap kulit kepala (tinea capitis): Bercak-bercak botak, kulit kepala bersisik, dan rambut yang mudah patah.
- Kurap kuku (tinea unguium): Kuku menebal, berubah warna, atau menjadi rapuh.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, terutama jika berlangsung lebih dari dua minggu atau semakin memburuk, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Diagnosis Kurap
Diagnosis kurap biasanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan evaluasi gejala oleh dokter. Namun, untuk memastikan diagnosis dan menentukan jenis jamur penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan:
- Pemeriksaan dengan lampu Wood: Dokter mungkin menggunakan lampu ultraviolet khusus untuk memeriksa kulit. Beberapa jenis jamur akan berpendar di bawah sinar UV, membantu mengidentifikasi infeksi.
- Pemeriksaan mikroskopis: Dokter mungkin mengambil sampel kerokan kulit, rambut, atau kuku dari area yang terinfeksi dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda jamur.
- Kultur jamur: Sampel dari area yang terinfeksi dapat dibiakkan di laboratorium untuk mengidentifikasi jenis jamur penyebab infeksi.
- Tes KOH (Kalium Hidroksida): Sampel kulit yang diambil diolah dengan larutan KOH dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari keberadaan hifa jamur.
- Biopsi kulit: Dalam kasus yang jarang terjadi atau sulit didiagnosis, dokter mungkin mengambil sampel kecil kulit untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Diagnosis yang akurat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat, karena beberapa kondisi kulit lain seperti eksim atau psoriasis mungkin memiliki gejala yang mirip dengan kurap.
Advertisement
Pengobatan Kurap yang Efektif
Pengobatan kurap bertujuan untuk membunuh jamur penyebab infeksi dan menghilangkan gejala. Pilihan pengobatan tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan infeksi. Berikut adalah beberapa metode pengobatan kurap yang umum digunakan:
1. Obat antijamur topikal
Untuk kasus kurap ringan hingga sedang, obat antijamur topikal biasanya menjadi pilihan utama. Obat-obatan ini tersedia dalam bentuk krim, lotion, atau gel yang diaplikasikan langsung ke area yang terinfeksi. Beberapa contoh obat antijamur topikal meliputi:
- Clotrimazole
- Miconazole
- Terbinafine
- Ketoconazole
- Econazole
Obat-obatan ini biasanya digunakan sekali atau dua kali sehari selama satu hingga empat minggu, tergantung pada jenis obat dan tingkat keparahan infeksi.
2. Obat antijamur oral
Untuk kasus kurap yang lebih parah, meluas, atau tidak merespon terhadap pengobatan topikal, dokter mungkin meresepkan obat antijamur oral. Obat-obatan ini bekerja dari dalam tubuh untuk membunuh jamur. Contoh obat antijamur oral meliputi:
- Terbinafine
- Itraconazole
- Fluconazole
- Griseofulvin
Pengobatan oral biasanya berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi.
3. Pengobatan tambahan
Selain obat antijamur, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan tambahan untuk mengurangi gejala dan mempercepat penyembuhan:
- Krim kortikosteroid: Untuk mengurangi peradangan dan gatal pada kulit yang terinfeksi.
- Antihistamin oral: Untuk mengurangi rasa gatal yang intens.
- Sampo antijamur: Untuk kasus kurap di kulit kepala.
4. Perawatan di rumah
Selain pengobatan medis, ada beberapa langkah perawatan di rumah yang dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi:
- Jaga kebersihan: Cuci area yang terinfeksi dengan sabun dan air setiap hari, lalu keringkan dengan hati-hati.
- Gunakan pakaian longgar: Hindari pakaian ketat untuk mengurangi gesekan dan kelembaban pada kulit.
- Ganti pakaian dan handuk secara teratur: Cuci pakaian, handuk, dan sprei dengan air panas untuk membunuh jamur.
- Hindari berbagi barang pribadi: Jangan berbagi handuk, pakaian, atau alas kaki dengan orang lain selama pengobatan.
- Lanjutkan pengobatan: Tetap gunakan obat sesuai petunjuk dokter, bahkan setelah gejala menghilang, untuk memastikan infeksi benar-benar sembuh.
Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan yang diresepkan, meskipun gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan infeksi kambuh atau menjadi lebih sulit diobati.
Pencegahan Kurap
Mencegah kurap lebih mudah daripada mengobatinya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terkena kurap:
1. Jaga kebersihan pribadi
- Mandi secara teratur dan keringkan tubuh dengan baik, terutama di area lipatan kulit.
- Ganti pakaian dalam dan kaus kaki setiap hari, terutama jika Anda berkeringat banyak.
- Cuci tangan secara teratur, terutama setelah bersentuhan dengan hewan atau area yang berpotensi terkontaminasi jamur.
2. Hindari berbagi barang pribadi
- Jangan berbagi handuk, pakaian, sisir, atau alas kaki dengan orang lain.
- Gunakan sandal atau alas kaki di area umum seperti kamar mandi umum, ruang ganti, atau kolam renang.
3. Pilih pakaian yang tepat
- Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat, terutama saat berolahraga atau cuaca panas.
- Ganti pakaian basah atau berkeringat segera setelah berolahraga atau beraktivitas.
4. Jaga kaki tetap kering
- Keringkan kaki dengan baik setelah mandi atau berenang, terutama di antara jari-jari kaki.
- Gunakan bedak antijamur pada kaki jika Anda rentan terhadap infeksi jamur.
5. Perhatikan hewan peliharaan
- Periksa hewan peliharaan secara teratur untuk tanda-tanda infeksi jamur.
- Jika hewan peliharaan Anda terinfeksi, segera bawa ke dokter hewan untuk pengobatan.
6. Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
- Jika seseorang di rumah Anda terinfeksi kurap, hindari kontak langsung dengan area yang terinfeksi.
- Pastikan orang yang terinfeksi mendapatkan pengobatan yang tepat untuk mencegah penyebaran.
7. Jaga kebersihan lingkungan
- Bersihkan dan disinfeksi area yang sering digunakan, terutama jika ada anggota keluarga yang terinfeksi kurap.
- Cuci sprei, handuk, dan pakaian dengan air panas secara teratur.
8. Perhatikan diet dan gaya hidup
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
- Kurangi konsumsi gula berlebih, karena gula dapat mendukung pertumbuhan jamur.
- Kelola stres dengan baik, karena stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena kurap dan infeksi jamur lainnya.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Kurap
Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang kurap. Mari kita luruskan beberapa mitos umum dengan fakta yang benar:
Mitos 1: Kurap disebabkan oleh cacing
Fakta: Meskipun namanya mengandung kata "cacing" dalam bahasa Inggris (ringworm), kurap sebenarnya disebabkan oleh jamur, bukan cacing.
Mitos 2: Kurap hanya menyerang orang dengan kebersihan buruk
Fakta: Meskipun kebersihan yang buruk dapat meningkatkan risiko, kurap dapat menyerang siapa saja, termasuk orang yang menjaga kebersihan dengan baik.
Mitos 3: Kurap akan sembuh sendiri tanpa pengobatan
Fakta: Meskipun beberapa kasus ringan mungkin membaik tanpa pengobatan, sebagian besar kasus kurap memerlukan pengobatan antijamur untuk sembuh sepenuhnya.
Mitos 4: Kurap tidak menular
Fakta: Kurap sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi.
Mitos 5: Kurap hanya menyerang kulit
Fakta: Meskipun paling sering menyerang kulit, kurap juga dapat menginfeksi rambut dan kuku.
Mitos 6: Sekali terkena kurap, seseorang menjadi kebal
Fakta: Tidak ada kekebalan terhadap kurap. Seseorang dapat terkena kurap berulang kali jika terpapar jamur penyebabnya.
Mitos 7: Kurap hanya menyerang manusia
Fakta: Kurap dapat menyerang berbagai jenis hewan, termasuk anjing, kucing, dan ternak, dan dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Meskipun beberapa kasus kurap ringan dapat sembuh dengan perawatan di rumah, ada situasi di mana Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter:
- Jika gejala tidak membaik setelah dua minggu pengobatan dengan obat antijamur yang dijual bebas.
- Jika ruam kurap meluas atau menyebar ke area lain di tubuh Anda.
- Jika Anda mengalami demam atau gejala sistemik lainnya bersamaan dengan ruam kurap.
- Jika area yang terinfeksi menjadi sangat merah, bengkak, atau mengeluarkan nanah, yang mungkin menandakan infeksi bakteri sekunder.
- Jika kurap muncul di kulit kepala atau wajah.
- Jika Anda memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes atau HIV/AIDS.
- Jika Anda hamil atau menyusui dan mengalami gejala kurap.
- Jika kurap menyerang area yang luas di tubuh Anda.
- Jika Anda mengalami reaksi alergi terhadap obat antijamur yang Anda gunakan.
Dokter dapat memberikan diagnosis yang akurat dan meresepkan pengobatan yang lebih kuat jika diperlukan. Selain itu, dokter juga dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang mungkin membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi jamur.
Advertisement
Kesimpulan
Kurap adalah infeksi jamur yang umum terjadi namun dapat dicegah dan diobati dengan efektif. Pemahaman tentang penyebab, gejala, dan faktor risiko kurap sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanganan yang tepat. Menjaga kebersihan pribadi, menghindari berbagi barang pribadi, dan menjaga kesehatan umum adalah langkah-langkah kunci dalam mencegah infeksi ini.
Jika Anda mengalami gejala kurap, jangan ragu untuk mencari bantuan medis, terutama jika gejala tidak membaik dengan pengobatan di rumah. Pengobatan dini dan tepat dapat mencegah penyebaran infeksi dan komplikasi yang mungkin timbul. Ingatlah bahwa meskipun kurap bukanlah kondisi yang mengancam jiwa, namun dapat sangat mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup jika dibiarkan tanpa pengobatan.
Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang konsisten, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena kurap dan menjaga kesehatan kulit kita. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
