Liputan6.com, Jakarta - Sosok pria berjanggut dengan kostum merah yang dikenal dengan nama Sinterklas, Santa Klaus, Santo Nikolas, St. Nicholas atau Santo Nick, adalah tokoh dalam berbagai budaya Kristiani. Ia diceritakan sebagai seorang pemberi hadiah kepada anak-anak, khususnya saat Natal tiba.
Dikutip dari History.com, Kamis (25/12/2014), legenda Santa Claus yang ditelusuri ratusan tahun menceritakan ia sebagai sosok pendeta baik hati bernama Santo Nicholas.
Ia diyakini lahir sekitar tahun 280 Masehi di Patara, dekat Myra yang kini dikenal dengan Turki. Sosoknya banyak dikagumi karena kesalehan dan kebaikan dirinya yang akhirnya melegenda.
Dalam salah satu kisah tentang Santa Klaus, disebutkan St. Nicholas menyerahkan semua kekayaan yang diwariskan padanya untuk membantu orang miskin dan sakit di pedesaan. Salah satu yang paling dikenal dari cerita Pendeta St. Nicholas ketika ia menyelamatkan 3 perempuan bersaudara miskin yang dijual sebagai budak oleh ayah mereka.
Sang ayah tidak mempunyai cukup uang untuk membayar mahar untuk menikah, sehingga mereka dijadikan budak.
Mengetahui hal itu, Santo Nicholas pun pergi diam-diam ke rumah mereka pada malam hari dan meletakkan uang di dalam kantong. Sehingga si ayah bisa menggunakannya untuk menikahkan salah satu putrinya.
Suatu ketika sang ayah melihat Santo Nicholas memasukkan uang lagi dan mengucapkan terimakasih kepadanya. Selama bertahun-tahun, popularitas Nicholas menyebar dan ia menjadi dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pelaut.
Hari kematiannya pada 6 Desember kerap dirayakan. Secara tradisional dianggap sebagai hari keberuntungan untuk belanja atau menikah.
Pada zaman Renaissance, Santa Nicholas dianggap orang suci yang paling populer di Eropa. Sejak saat itu, ia kerap disebut sebagai Santa Klaus yang kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia barat dan juga di Amerika Latin, Jepang, dan bagian lain di Asia Timur. (Tnt/Mut)