Liputan6.com, Jakarta Baru tanggal 17 September, gempa dengan kekuatan 8,3 skala Ritcher mengguncang Santiago, Chile. Peringatan tsunami pun dikeluarkan untuk sejumlah negara.
Menurut laporan CNN, bencana tersebut menewaskan 5 korban dan 10 orang lainnya luka-luka. Walau terjadi di Santiago, guncangannya bisa dirasakan sampai Bueanos Aires, Argentina. Bencana diperburuk dengan adanya gempa susulan.
Gempa Chile menjadi salah satu dari bencana yang memakan korban jiwa, walau bukan satu-satunya momen yang membuat dunia bersedih. Lima tahun lalu, Haiti diguncang lindu yang memakan korban sekitar 160 ribu jiwa, sedangkan tsunami pada Desember 2004 lalu juga terjadi karena dipicu guncangan dahsyat di Samudera Hindia.
Advertisement
Berdasarkan situs U.S. Geological Survey (USGS), Tim Liputan6.com mengumpulkan lima bencana gempa bumi terdahsyat di abad ke-20.
Haiti
Haiti (316.000 korban jiwa)
Gempa yang terjadi pada 12 Januari 2010 pukul 16:53 di Port-au-Prince, ibukota negara Haiti ini mencapai 7 skala ritcher. Bencana mengakibatkan korban jiwa dalam angka yang mencapai ratusan ribu.
Menurut laporan, sedikitnya 316.000 orang tewas dengan 300.000 lainnya mengalami luka-luka. Tercatat 97.294 rumah hancur, sementara 188.383 lainnya mengalami kerusakan parah.
Tak hanya rumah penduduk yang hancur dan mengalami kerusakan. Guncangan hebat itu juga merusak tiga fasilitas medis di sekitar Port-au-Prince, salah satu bahkan roboh total. Menurut laporan, sekitar 80 persen sekolah yang ada di kota tersebut hancur akibat gempa.
Gempa mengakibatkatkan merebak wabah kolera karena kurangnya makanan dan air bersih.
Kerugian total akibat gempa diperkirakan mencapai sekitar US$7,8 milyar. Bahkan, hingga tahun 2013, puing-puing bekas gempa belum sepenuhnya disingkirkan. Hingga pada tahun 2014, masih ada sekitar 85.423 orang yang tercatat masih tinggal di pengungsian.
Pun begitu, bencana ini mendapat perhatian secara global, Red Cross turut andil membantu menangani korban gempa-- sementara pembangunan infrastruktur terus dilakukan hingga keadaan negara membaik.
Advertisement
Tangshan
Tangshan (242.769 korban jiwa)
Gempa Tangshan pernah disebut-sebut sebagai gempa terbesar di abad ke-20. Terjadi pada 27 Juli 1976 pada pagi hari, bencana ini sedikitnya mengakibatkan 242.769 korban jiwa dan 164.000 orang lainnya terluka.
Sebelum guncangan melanda, sejumlah penduduk melaporkan sejumlah kejadian aneh di mana air sumur di daerah Tangshan naik-turun selama beberapa hari-- serta kebocoran gas di sejumlah tempat.
Daerah Qinlong sudah siaga datangnya gempa, namun tak banyak yang bisa mereka lakukan-- gempa terjadi begitu cepat, menyebabkan struktur bangunan pada masa itu yang tidak memadai mengalami kerusakan parah.
Gempa melanda area kota seluas 6,5 kilometer kali 8 kilometer.
Pemerintah Tiongkok pada saat itu menolak bantuan dari PBB. Shanghai mengirim 56 tim medis ke Tangshan, dan pembangunan infrastuktur dilakukan seketika dengan bantuan People's Liberation Army.
Pada hari ini, Tangshan merupakan rumah bagi hampir tiga juta penduduk dan dikenal sebagai "Kota Berani dari Tiongkok".
Aceh
Aceh (227.898 korban jiwa)
Aceh hingga kini identik dengan tsunami. Namun, sesungguhnya gempa hebat di Samudra Hindia itulah yang mengakibatkan bencana yang memakan ratusan ribu korban jiwa tersebut.
Pada 26 Desember 2004 pukul 14:37, gempa laut yang mencapai 9,1 skala ritcher terjadi di Samudra Hindia. Dengan kekuatan sebesar itu, bencana ini menjadi gempa terbesar ketiga yang pernah dicatat mesin seismograf. Gempa itu memicu tsunami-- dan memakan sedikitnya 227.898 korban jiwa, dengan sebagian besar penduduk lainnya hilang.
Saking dahsyatnya gempa turut mempengaruhi daerah-daerah di sekitar Asia Tenggara dan Selatan-- Sri Lanka, India, Thailand, Maladewa, dan Somalia. Gempa hebat ini juga mengakibatkan lempengan Bumi mengalami pergeseran sebesar 1 cm.
Advertisement
Haiyuan
Haiyuan, Tiongkok (200.000 korban jiwa)
Pada 16 Desember 1920 pukul 20:05, gempa bumi berkekuatan 7,8 sakal ritcher mengguncang kota Haiyuan.
Tidak ada data mengenai kekuatan gempa yang terjadi di wilayah itu, namun kerusakan akibat gempa masih tersisa hingga 3 tahun kemudian. Hingga kini, kerusakan akibat gempa masih bisa dilihat dari perubahan struktur daratan.
Sekitar 200 kilometer perubahan daratan bisa dilihat dari Lijunbu melewati Ganyachi ke Jingtai.
Retakan dan longsor dapat dilihat di sekitar wilayah episentral. Bahkan, sejumlah sungai juga dilaporkan mengalami kerusakan, di mana alirannya berbalik arah.
Kanto
Kanto, Jepang (142.800 korban jiwa)
Gempa dengan 7,9 skala richter melanda dataran Kanto di pulau utama Honshu, Jepang.
Terjadi pada 1 September 1923 pukul 11:58 -- gempa yang dijuluki The Great Kanto Earthequake turut merusak Tokyo, kota pelabukan Yokohama, dan prefektur Chiba, Kanagawa, dan Shizuoka yang berada di sekelilingnya. Di daerah Kamakura, guncangannya dilaporkan begitu kuat hingga 60 kilometer dari episenter-- getarannya mengakibatkan sebuah patung Buddha seberat 93 ton tergeser hingga jarak satu meter.
Menurut catatan gempa mengakibatkan jatuhnya total 142,800 korban, diantaranya 40.000 orang dinyatakan hilang. Sedangkan menurut laporan dari Kajima Kobori Research, korban jiwa tercatat 105.385 nyawa. (Ikr/Rcy)
Advertisement