Catatan Menjelang Ajal Ahli Ular Setelah Dipatok Hewan Melata

Ahli ular Karl P Schmid membuat catatan pengalamannya digigit ular pada 1957. Ia korbankan dirinya untuk ilmu pengetahuan.

oleh Rio Christa Yatim diperbarui 11 Nov 2015, 14:02 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 14:02 WIB
Karl P Schmidt
Karl P Schmidt, herpatologis terkenal pada abad ke-20. (Fieldmuseum.org)

Liputan6.com, Chicago - Dilansir dari News.com.au, Rabu (11/11/2015), pria bernama Karl P Schmidt adalah seorang herpatologis terkenal. Reputasinya terbentuk karena pengalamannya mengenali berbagai jenis ular. Saking banyaknya, sebagian besar ular diberi nama dengan akhiran Schmidt.

Kejadian bermula pada September 1957, seorang karyawan dari Kebun Binatang  Taman Lincoln membawa seekor ular untuk diindentifikasi. Dalam catatannya, ia mengungkapkan reptil yang ditelitinya memiliki warna yang terang-- mirip dengan spesies ular berbisa yang ditemukan di gurun Afrika sub-sahara bernama ular Boomslang.

Ular Boomlsang yang mengakhir nyawa Karl P. Schmidt (News.com.au)

Namun, sebelum memberikan nama kepada ular tersebut, Tn. Schmidt berniat untuk mengangkat ular tersebut untuk diteliti dari dekat.

Namun merasa terancam ular tersebut menyerang dan menggigitnya pada bagian ibu jarinya dengan kekuatan penuh, menyebabkan luka sedalam 3 milimeter.

Mengira tidak fatal, ia menolak untuk mendapatkan perawatan medis dan memutuskan untuk melakukan dokumentasi terhadap efek bisa pada dirinya dalam sebuah jurnal.

Tak diketahuinya, keputusan itu berakibat fatal-- karena dalam waktu 24 jam ia telah dinyatakan meninggal dunia.

Sisa-sisa akhir hidupnya yang menyiksa baru-baru ini diungkapkan dalam video yang dibuat untuk PRI’sScience Friday bersama Ira Flatow.

Inilah rasanya mati karena gigitan ular:

Tulisan pertama tercatat, "16:30 - 1730 - perasaan mual tanpa muntah-muntah. Menjelang perjalanan menuju Homewood dengan kereta.

"17:30 - 18:30, Perasaan dingin yang kuat dan gemetar disusul demam mencapai 39 derajat celcius. Pendarahan membran muksoa pada bagian mulut bermula sekitar pukul 17:30, sebagian besar bagian gusi."

"20:30, makan dua tangkap roti susu."

"21:00 - 00:20, tidur nyenyak. Buang air kecil pukul 00:20, berdarah, tapi hanya sedikit urin."

"Minum air putih pukul 4:30, disusul rasa mual dan muntah-muntah parah. Makan malam yang belum dicerna terlontar. Merasa lebih baik dan tidur kembali hingga pukul 6:30"

26 September, pukul 6:30: Suhu badan mencapai 37 derajat celcius. Makan sereal, telur rebus, roti panggang dengan saus apel dan kopi untuk sarapan. Tidak ada darah dalam urin setiap tiga jam. Mulut dan hidung berdarah namun tidak banyak."

Itu menjadi catatan terakhir yang dilakukan Tn. Schmidt dalam jurnalnya setelah ditemukan tidak bernyawa dan kuyup dengan keringat.

Setelah berupaya melakukan resusitasi, sang ahli ular dibawa ke rumah sakit pada pukul 15:00 dan dinyatakan meninggal dunia karena kegagalan pernapasan.

Melalui laporan otopsi menunjukkan bahwa Tn. Schmidt mengalami pendarahan pada bagian paru-paru, mata, jantung, ginjal dan otak ketika ditemukan tidak bernyawa. 

Ular yang ditelitinya ternyata adalah anak ular Boomslang yang sering ditemukan gurun Afrika sub-sahara. Schmidt adalah herpatologis penting di abad ke-20.

Namun hanya sedikit penemuan yang ia lakukan sendiri, dia telah memberi nama kepada lebih dari 200 jenis ular dan merupakan ahli terdepan terhadap ular karang. Buku ilmu herpatologi dengan lebih dari 15.000 judul telah membentuk fondasi dari The Karl P. Schmidt Memorial Herpetological Library yang terletak di Field Museum, Chicago.

Ini dia rangkuman video jurnal Karl P. Schmidt melalui SciFri (Rcy/Rie)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya