ISIS Pamer Bom Kaleng Minuman Soda Diduga Peledak Pesawat Rusia

Dipamerkan di majalah milik ISIS, mereka beberkan bahwa ledakan itu sebagai balas dendam Rusia yang telah lalukan serangan udara di Suriah.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 19 Nov 2015, 09:02 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2015, 09:02 WIB
ISIS Pamerkan Bom Kaleng Minuman Soda yang Ledakkan Pesawat Rusia
ISIS Pamerkan Bom Kaleng Minuman Soda yang Ledakkan Pesawat Rusia (Reuters)

Liputan6.com, Kairo Majalah propaganda milik ISIS mempublikasikan sebuah foto berupa bom rakitan menggunakan media kaleng minuman ringan, yang disebut-sebut digunakan untuk meledakan pesawat Rusia Metrojet 9268 pada 31 Oktober lalu.

Foto itu berupa kaleng minuman ringan 'Schweppes Gold' dan benda lain yang mirip detonator serta sebuah pematik. Tiga barang sederhana yang difoto di atas kain biru itu diduga kuat menjadi penyebab ledakan di pesawat.

Selain itu kemungkinan bisa meningkatkan kekhawatiran dalam dunia penerbangan.

"Tentara Salib dari Timur dan Barat berpikir mereka aman di pesawat, ketika mereka dengan pengecut membombardir kalifah muslim, " demikian petikan isi majalah Dabiq milik ISIS.

Tentara Salib dari Timur dan Barat mengacu kepada Amerika Serikat dan Rusia yang melancarkan serangan udara di Suriah. Sementara, kalifah muslim mengacu kepada ISIS.

"Jadi, inilah pembalasan bagi mereka yang merasa nyaman di dalam pesawat," lanjut majalah itu, seperti dilansir Reuters, Rabu 18 November 2015.

Pihak Barat -- Inggris dan AS -- sebelumnya telah mengatakan bahwa tragedi pesawat Rusia di Semenanjung Sinai itu terjadi karena bom. Dan, pada Selasa 17 November, Rusia juga mencapai kesimpulan yang sama. Namun, otoritas Mesir mengatakan bahwa mereka belum menemukan  indikasi tindakan kriminal di penerbangan nahas itu.


ISIS yang nyaris menguasai sebagaian besar Suriah dan Irak mengatakan bahwa mereka menemukan banyak celah lemah di Bandara Sharm al-Sheikh. Sehingga memudahkan mereka untuk menyelundupkan bom.

Bandara itu sendiri terkenal untuk penerbangan murah dan pesawat carteran, untuk menerbangkan turis ke resor-resor terdekat di sepanjang pantai Sinai.

Balas Dendam ISIS terhadap Rusia

ISIS juga mengklaim bahwa mereka sebenarnya ingin meledakkan pesawat sipil milik negara-negara koalisi AS, namun berubah pikiran setelah Moskow memulai serangan udara terlebih dahulu ke Suriah.

"Bom kami selundupkan ke dalam pesawat itu, membuat seluruh penumpangnya tewas. Satu bulan setelah Rusia memulai keputusan yang tak berdasar," tulis majalah itu lagi.

Sementara Menteri dalam negeri Mesir mengatakan bahwa di Bandara Sharm al-Sheikh tidak ditemukan adanya celah lemah keamanan. Namun, ISIS cabang Sinai telah mengatakan bahwa kelompok mereka yang bertanggung jawab atas ledakan bom di pesawat Metrojet milik Rusia.

Sejauh ini, Mesir memang telah memerangi ISIS di Sinai. Sebuah semenanjung yang sangat strategis lokasinya, berbatasan dengan Israel, Gaza dan terusan Suez.

Namun, ISIS mengatakan bahwa ledakan di Metrojet merupakan serangan utama yang telah mereka rancang tak lama setelah Rusia melalukan serangan udara.

"Bom yang kami ledakan di pesawat itu untuk menunjukkan kepada Rusia atau siapapun bahwa tak ada tempat yang aman bagi mereka," tulis militan itu di majalah propaganda tersebut.

Majalah itu juga pamerkan foto paspor milik anggota ISIS sebagai pelaku bom bunuh diri di penerbangan itu.

ISIS Pamerkan Bom Kaleng Minuman Soda yang Ledakkan Pesawat Rusia (Reuters) 

Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian memerintahkan para pasukan mata-matanya mencari siapa yang paling bertanggung jawab atas serangan yang mengakibatkan tewasnya sejumlah orang sipil itu.

Kantor berita Rusia, Interfax menyiarkan bahwa Federal Security Bureau (FSB) menawarkan US$ 50 juta bagi siapapun yang memberikan informasi siapa pelaku peledakan pesawat nahas itu.

Hingga saat kini, otoritas Mesir masih belum mengeluarkan laporan resmi penyebab jatuhnya pesawat itu. Mereka mengatakan telah mempertimbangkan temuan Rusia, AS dan Inggris namun hingga saat kini, mereka belum menemukan indikasi bahwa bom penyebab jatuhnya burung besi itu. (Rie/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya