Liputan6.com, Kairo - Penerbangan dari kawasan wisata Sharm el-Sheikh, Mesir, menuju Inggris dijadwalkan akan dibuka kembali pada Jumat waktu setempat setelah dicapai kesepakatan mengenai pengetatan prosedur pengamanan. Demikian diumumkan oleh kantor perdana menteri Inggris, Downing Street, Kamis 5 November 2015 malam waktu setempat .
"Mulai Jumat, penerbangan dari Sharm el-Sheikh menuju Inggris dilanjutkan dengan penerapan langkah-langkah keamanan lebih ketat, termasuk penumpang hanya boleh membawa tas jinjing," kata kantor perdana menteri Inggris, Downing Street seperti dikutip dari BBC, Jumat (6/11/2015).
Inggris menghentikan sementara penerbangan menuju dan dari bandar udara di Sharm el-Sheikh hari Rabu 4 November terkait kekhawatiran, bahwa pesawat Rusia jatuh di Semenanjung Sinai pekan lalu mungkin disebabkan oleh bom.
Advertisement
Demi mencegah teror bom, bagasi penumpang akan diangkut terpisah dengan pesawat lain.
Saat ini ribuan wisatawan Inggris tertahan di Sharm el-Sheikh menyusul penghentian sementara penerbangan tersebut. Downing Street menambahkan, penerbangan dari Inggris menuju kawasan resor Sharm el-Sheikh tetap ditutup sementara.
Di sisi lain, Prancis menyarankan warganya untuk hanya melakukan perjalanan penting ke Sharm el-Sheikh, sedangkan Belanda mengeluarkan peringatkan untuk tetap waspada bepergian melalui bandara resor wisata populer di Mesir itu.
Menteri Luar Negeri Belgia mengatakan kepada TV Belgia (dalam bahasa Perancis), bahwa pemerintahnya untuk sementara mengeluarkan imbauan untuk perjalanan ke Sharm el-Sheikh sementara menunggu jaminan atas keamanan bandara.
Perusahaan penerbangan Jerman Lufthansa mengatakan anak perusahaannya, Edelweiss dan Eurowings untuk sementara waktu menghentikan penerbangan ke Sharm el-Sheikh (dari Zurich dan Dusseldorf). Langkah itu diambil sebagai pencegahan, untuk para penumpang yang akan kembali sudah disediakan pesawat oleh pihaknya.
Ketika banyak maskapai membatasi penerbangannya, tak demikian dengan Rusia yang masih melanjutkan rute perjalanan udaranya dari dan menuju resor tersebut.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, usai bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron di London, mengatakan Mesir siap bekerja sama untuk menjamin keamanan di sejumlah bandar udara negaranya. Mesir juga memimpin penyelidikan bencana udara, dengan bantuan ahli luar negeri Rusia dan lainnya.
"Mereka akan memeriksa puing-puing untuk meneliti jejak bahan peledak, tapi belum mencapai kesimpulan pertama mereka selama beberapa bulan," kata kepala badan penerbangan Rusia Alexander Neradko.
Sebelumnya Rusia dan Mesir memperingatkan agar tidak segera menyimpulkan bahwa pesawat jatuh maskapai Rusia, Metrojet, akibat bom.
Namun Presiden AS Barack Obama mengatakan kemungkinan itu ada. "Kami menduga serius bahwa ada kemungkinan bom di pesawat," katanya.
Menteri Pariwisata Mesir Hisham Zaazou menggambarkan keputusan Inggris untuk membatalkan semua penerbangan tak dapat dibenarkan.Â
Pesawat terbang menuju St Petersburg, Rusia, itu jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, 23 menit setelah lepas landas dari Sharm el-Sheikh pada Sabtu, 31 Oktober. Mayoritas korban dalam pesawat maskapai penerbangan Rusia Kogalymavia adalah warga negara Rusia.
Sejauh ini kelompok militan ISIS mengklaim menjadi dalang peristiwa pesawat Rusia jatuh. Mesir menepis pengakuan tersebut dengan menyebutnya sebagai propaganda. Namun hal itu dibantah oleh pihak AS.
Sejauh ini, pemakaman pertama korban kecelakaan pesawat jatuh itu sudah dilakukan di Rusia pada Kamis 5 November. (Tnt/Rie)