Rusia Keluarkan Travel Advice ke RI, Ini Respons Menlu Retno

Menurut Menlu Retno, peringatan Rusia itu biasa dilakukan setiap negara. Nothing special.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 23 Des 2015, 19:55 WIB
Diterbitkan 23 Des 2015, 19:55 WIB
Menlu Minta Australia Hindari Kebijakan Sepihak untuk Pengungsi
Menlu Retno LP Marsudi mengatakan akan mengajak bicara perwakilan UNHCR di tanah air dan pemerintah Australia terkait masalah pengungsi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan responsnya terkait dengan travel advice oleh Kemenlu Rusia kepada warganya yang hendak bepergian ke Indonesia. Ditemui di Kantor Presiden di Jakarta, pada Rabu (23/12/2015), Menlu Retno menilai, peringatan yang dikeluarkan Pemerintah Rusia untuk warganya yang ingin berkunjung ke Indonesia merupakan hal yang lumrah.

Menurut Retno, Pemerintah Indonesia juga sering memberikan peringatan kepada warganya saat akan berkunjung ke negara yang sedang mengalami gangguan keamanan.

"Peringatan Rusia itu biasa dilakukan setiap negara. Nothing special," kata Retno.

Retno mengatakan Indonesia juga akan memberikan peringatan yang kepada WNI jika akan mengunjungi negara yang mengalami gangguan keamanan.

Salah satu contohnya adalah peringatan untuk berhati-hati pada WNI yang akan mengunjungi Prancis setelah teror melanda Paris, beberapa waktu lalu.

Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan warganya yang berkunjung ke Indonesia untuk waspada terhadap kemungkinan ancaman teroris.

"Terkait informasi mutakhir tentang kemungkinan peningkatan ancaman teroris di Indonesia, Kementerian Luar Negeri merekomendasikan agar warga Rusia yang berencana untuk bepergian ke Indonesia agar berhati-hati dan menahan diri saat mengunjungi tempat-tempat ramai, dan sebaiknya tinggal di daerah wisata yang menyediakan petugas keamanan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia yang dimuat di laman kemenlu Rusia.

Peringatan tersebut di-posting pada 19 Desember 2015. Namun, Pemerintah Rusia tidak merinci kemungkinan ancaman teroris yang dimaksud.

Peringatan dari Kementerian Luar Negeri Rusia itu keluar sehari sebelum pihak kepolisian Indonesia menggagalkan rencana serangan bom di Indonesia dan menangkap sejumlah orang yang terkait dengan ISIS.

Penggerebekan selama tiga hari di beberapa tempat di Pulau Jawa yang berakhir hari Minggu 20 Desember lalu, dan Densus 88 berhasil menyita bahan peledak dan bendera ISIS serta penangkapan sembilan orang tersangka.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, para teroris itu berencana mengebom pusat perbelanjaan, kantor polisi, dan kantor pemerintahan. Setelah penangkapan tersebut, keamanan telah ditingkatkan.

"Masih ada (sejumlah teroris), karena itu kami harap masyarakat waspada dan lapor bila melihat ada hal mencurigakan," ucap Badrodin setelah penangkapan teroris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya