Cegah Radikalisme, Tajikistan Cukur Janggut 13 Ribu Pria

Kepolisian Tajikistan yakin cara ini ampuh memberengus paham radikal yang berpotensi kuat jadi tindakan terorisme.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 21 Jan 2016, 17:07 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 17:07 WIB
Warga Tajikistan
Cegah Radikalisme Tajikistan Larang Pria Berjanggut (Foto:REUTERS/NOZIM KALANDAROV)

Liputan6.com, Dushanbe - Merebaknya paham radikal menjadi perhantian khusus dari Pemerintah Tajikistan. Negara Pecahan Uni Soviet ini punya cara tak biasa agar doktrin ekstremisme tidak menyebar luas di negaranya.

Mereka memaksa pria-pria Tajikistan yang punya janggut panjang dan tak rapih untuk dicukur. Saat kebijakan ini diterapkan, hampir 13 ribu pria di negara ini dicukur janggutnya oleh kepolisian setempat.

Walau tanpa alasan jelas, Kepolisian Tajikistan yakin cara ini ampuh memberengus paham radikal yang berpotensi kuat jika tidak dibiarkan akan berkembang jadi tindakan terorisme.

"Kampanye ini sukses pada 2015," ucap Kepala Polisi Daerah Khalton, Bahrom Sharifzoda seperti dikutip dari Time, Kamis (21/1/2016).

"Sebanyak 12.818 pria dengan janggut yang tidak rapi sudah kami tindak dengan tindakan ini," tegas dia.

Selain itu, Pemerintah Tajikistan juga sudah menutup lebih dari 150 toko yang menjual hijab. Meski demikian, para wanita Muslim di Tajikistan menegaskan mereka tidak takut untuk mengenakan pakaian sesuai dengan syariah.

Tajikistan merupakan negara kecil di Asia Tengah. Negara ini berdiri seiring hancurnya Uni Soviet.

Sebagian besar warga Tajikistan memeluk Islam. Tetapi negara ini tak mau disebut negara agama mereka selalu mendengungkan bahwa Tajikistan adalah negara sekuler.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya