Liputan6.com, Jakarta - Jarak yang jauh tak menghalangi persahabatan Indonesia dan Belarus, negeri yang terletak di Eropa Timur. Hubungan diplomatik kedua negara telah resmi terjalin sejak 18 Juni 1993 dan berlangsung erat hingga kini.
Duta Besar Belarus untuk Indonesia, Vladimir Lopato Zagorsky mengatakan, krisis ekonomi yang menimpa pada 2008 melatarbelakangi negaranya untuk menempatkan misi diplomatik di Indonesia.
"Belarus ingin mencari pasar baru dan Indonesia kami identifikasi sebagai tujuan yang tepat," kata Dubes Zagorsky dalam wawancara dalam program 'The Ambassador' Liputan6.com.
Baca Juga
Kini, Belarus juga telah membuka Kantor Konsulat Kehormatan pertamanya di Indonesia yang bertempat di Surabaya, Jawa Timur. Darmawan Utomo didaulat sebagai Konsul Kehormatan.
Kerja sama yang dijalin Indonesia dan Belarus terutama dalam bidang ekonomi. Salah satu produk yang diimpor Indonesia dari Belarus adalah potasium, unsur penting dalam industri perkebunan. Juga truk, traktor, dan mesin-mesin pertanian.
"Sejalan dengan niat Pemerintah Indonesia memajukan sektor pertanian. Terkait tekad RI mewujudkan kemandirian pangan, Belarus telah berkontribusi dalam hal tersebut," kata Dubes Zagorsky.
Kerja sama juga dijalin dengan Indonesia dalam sektor teknologi canggih, termasuk bidang teknologi informasi. Apalagi, Belarus disebut-sebut memiliki potensi menjadi 'Silicon Valley-nya' Eropa.
Selain soal kerja sama ekonomi, Dubes Belarus juga menuturkan kemajuan negara di bidang perawatan kanker, dampak tragedi Chernobyl 1986 bagi negaranya.
Dubes Zagorsky berharap, ke depan, hubungan antarmasyarakat 2 negara itu kian dekat. Agar rakyat Indonesia makin kenal Belarus, seperti halnya warga di sana mengenal Tanah Air lewat Pulau Bali -- yang sering dikunjungi para artisnya.
Saksikan wawancara khusus Liputan6.com dengan Duta Besar Belarus untuk Indonesia, Vladimir Lopato Zagorsky:
Advertisement