Liputan6.com, Kyushu - Setidaknya 9 orang tewas dan lebih dari 250 terluka setelah gempa besar dan beruntun mengguncang selatan Jepang. Beberapa bangunan runtuh dan aliran listrik putus.
Otoritas mengatakan, kemungkinan besar jumlah korban bertambah karena dikhawatirkan masih terjebak di reruntuhan.
Ribuan orang terpaksa mengungsi dan banyak di antara mereka harus menghabiskan malam di tenda terbuka di kota Mashiki, dekat kota Kumamoto di Pulau Kyushu.
Advertisement
Â
Baca Juga
Tentara telah dikerahkan ke lokasi, tapi operasi penyelamatan terhenti karena gempa susulan yang masih terus terjadi, seperti dilansir dari BBC, Jumat (15/4/2016).
Tak ada peringatan tsunami setelah lindu berkekuatan 6,3 skala Ritcher (SR) terjadi pada pukul 21.26, Kamis (14/4/2016) di timur Perfektur Kumamoto.
Reaktor nuklir di pulau itu dilaporkan tidak terdampak.
Sementara dua nuklir reaktor Sendai di Kyushu masih berjalan normal, meski 3 reaktor Genkai ditutup sementara untuk inspeksi rutin.
Pada tengah malam, gempa susulan terjadi di kedalaman 10 kilometer dengan kekuatan 5,7 SR dan 40 menit kemudian, pada Jumat dinihari, lindu berkekuatan 6,4 SR menyusul.
"Getarannya luar biasa kencang, saya sampai tak bisa berdiri," kata Hironobu Josaki, seorang polisi.
Petugas Palang Merah Jepang, Yasuhiro Soshino mengatakan mereka merawat korban lebih dari 250 orang dengan 15 korban terluka parah.
"Tim medis Palang Merah dari area lain tengah dikerahkan untuk membantu para korban," tutur Soshino.
Sementara itu, Sekertaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan 16 rumah rumah tak bisa dialiri listrik, 38 rumah suplai gas terhenti.
Gempa juga mengakibatkan kebakaran di berbagai lokasi.
Kantor seismologi Jepang mencatat gempa susulan di berbagai tempat di Pulau Kyushu itu memiliki magnitude besar mirip dengan 9 gempa yang terjadi pada 2011.
Pada Maret 2011 gempa berkekuatan besar 9 SRÂ memicu tsunami yang menewaskan 18 orang. Lindu tersebut memicu krisis nuklir setelah meluruhkan reaktor nuklir Fukhushima Dai-ichi.