Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan World Peace Forum (WPF). Pertemuan itu ditujukan untuk membahas berbagai isu serta krisis global.
Konferensi dua tahunan tersebut diadakan oleh tiga lembaga, yaitu Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Cheng-Ho Multicultural Education Trust Malaysia.
Baca Juga
Rencananya, pertemuan akan berlangsung pada 1-4 November 2016 di Hotel Sahid, Jakarta.
Advertisement
Dalam keterangannya, Chairman CDCC, Din Syamsudin mengatakan, pertemuan WPF ke-6, akan mengambil tema "Countering Violent Extremism: Human Dignity, Global Injustice and Collective Responsibility".
Tema itu dipilih karena isu tersebut tengah menjadi tantangan di hampir seluruh negara di dunia.
"Ekstremisme kekerasan telah menjadi trending topic dalam wacana dan kajian forum-forum tingkat nasional maupun internasional," ucap Din di kantor CDCC, Selasa (4/10/2016).
Ia menambahkan, nantinya tidak hanya pejabat pemerintah yang diundang dalam WPF, sejumlah tokoh lintas agama internasional juga dijadwalkan hadir.
Menambahkan pernyataan Din, Ketua Organizing Committee dari WPF, Wachid Ridwan, menyatakan ada 101 tokoh nasional dan dunia yang diundang untuk datang.
"Kalau dari daftar sudah ada 101, memang ada beberapa yang drop konfirmasi, tapi sudah ada 40 dari luar negeri yang menyatakan hadir," papar Wachid.
Diadakannya WPF juga disambut baik Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Dia yakin, dengan adanya forum itu, Muhammadiyah dapat menunjukkan perannya dalam mewujudkan perdamaian dunia.
"Ini adalah tantangan besar, di mana di era ini kita melihat dunia ini, apalagi kita kaitkan dengan eskalasi tindak kekerasan di belahan dunia lain. Tapi yang tidak bisa kita nafikan adalah kekerasan terjadi di dunia, baik oleh pribadi atau kelompok," kata dia.
"Muhammadiyah ingin memberikan sumbangan yang bersifat konsep, proposal dan seruan politik. Mudah-mudahan seruan kami meski kecil tetapi penting dalam menciptakan tata dunia yang lebih adil dan lebih damai," pungkasnya.