Liputan6.com, New York - Ternyata dunia fashion pun turut menyoroti pemilihan presiden AS yang kontroversial.
Selama bertahun-tahun, First Lady Michelle Obama dan serta capres Hillary Clinton menjadi sosok yang digemari oleh para perancang busana. Mereka bangga jika karyanya dipakai oleh dua sosok itu. Demikian dilansir dari YahooNews, Minggu (20/11/2016).
Dengan terpilihnya Donald Trump jadi presiden ke-45 AS, menjadikan Melania First Lady mendatang. Semua perancang berlomba-lomba untuk menjadi perancang pribadi perempuan asal Slovenia itu.
Advertisement
Tapi, tidak dengan perancang busana Prancis yang menetap di New York, Sophie Theallet. Ia menolak untuk memberikan desainnya kepada Trump. Hal itu disebabkan kerena cara pandang politik Trump.
Theallet meminta agar para desainer mengikuti aksinya.
"Karena saya menjunjung perbedaan, keberagaman dan kebebasan individu serta menghormati gaya busana tiap orang, saya tidak akan berpartisipasi atau apapun yang terkait dengan first lady berikutnya," kata Theallet dalam surat pernyataan
"Retorik rasisme, seksisme dan xenofobia telah dilontarkan oleh suaminya sangat tidak sesuai dengan nilai yang kita miliki sekarang ini," ujarnya lagi.
Theallet dengan sadar bahwa sangat tidak bijaksana jika ia melibatkan politik sejenis itu. Ia tak ingin, perusahaan keluarganya 'terjerumus' hal seperti itu.
Surat pernyataan tersebut mendapat reaksi di media sosial, sayangnya kebanyakan berisi hal negatif.
Theallet, yang kini berusia 52 tahun, telah bekerja di AS selama 15 tahun. Ia juga perancang busana yang mendapat sorotan dan rajin mengikuti New York's fashion week.
Desain perempuan asal Prancis itu menarik hati Michelle Obama, yang secara terbuka menyebut Theallet sebagai desainer favoritnya semenjak 2002.
"Sementara itu, Michelle Obama adalah sosok yang telah membuat brand kami terkenal dan dihormati di seluruh dunia," lanjut surat itu.
"Nilai-nilai yang dimiliki Michelle, aksi dan tindakannya sangat membuat saya bangga..."