Kerja Sama Ditunda, Kepala Militer Australia Hubungi Panglima TNI

Pemerintah Australia menanggapi serius penghentian sementara kerja sama pertahanan dengan Indonesia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Jan 2017, 16:23 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 16:23 WIB
20161124-Tentara-Australia-Tarik-Pesawat-Hercules-Reuters
Semangat anggota Royal Australian Air Force menarik sebuah pesawat Hercules C-130J saat mengikuti lomba ketangkasan di Pangkalan Udara Richmond, Sydney (24/11). Lomba ini sebagai kegiatan melatih ketangkasan sekaligus kebersamaan. (REUTERS/David Gray)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia menanggapi serius penghentian sementara kerja sama pertahanan dengan Indonesia. Menurut TNI , penundaan ini didasari sejumlah persoalan teknis.

Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, mengatakan, kepala militer negaranya sudah melakukan kontak dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Panglima Angkatan Bersenjata, Marsekal Angkatan Udara Mark Binskin telah menyurati mitra Indonesianya, Jenderal Gatot Nurmantyo," sebut Binskin seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Pertahanan Australia, Selasa (4/1/2016).

"Bahwa hal ini akan ditangani dengan serius dan kami akan menyelidiki masalah yang disoroti," ujar dia.

Dia menyebut Australia melihat kerja sama pertahanan negaranya dengan Indonesia adalah hal penting. Oleh sebab itu, kondisi seperti sekarang tak dapat dibiarkan berlarut-larut.

"Australia memiliki komitmen membangun kerja sama pertahanan yang kuat dengan Indonesia, termasuk lewat kerja sama pelatihan," ucap Payne.

"Kami akan bekerja dengan Indonesia untuk mengembalikan kerja sama secara penuh secepat mungkin," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Wuryanto memastikan kabar terkait penghentian sementara kerja sama militer dengan Australian Defences Forces (ADF).

"Betul (ditunda)," sebut Wuryanto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/1/2016).

Menurut Wuryanto, ada alasan khusus kenapa Indonesia memutuskan penundaan kerja sama, yakni terkait hal teknis.

"(Penundaan) hanya soal masalah teknis," sebut dia.

Wuryanto menambahkan, belum bisa memastikan kapan kerjasama ini akan kembali terjalin. Namun, jika permasalah teknis sudah bisa diselesaikan maka sesegera mungkin pembicaraan mengenai lanjutan kerja sama akan diteruskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya