Pelaku Teror London Sempat Jadi Pelatih Senam untuk Anak

Pejabat keamanan Italia mengaku telah memberi peringatan terhadap otoritas Inggris tentang Youssef Zaghba.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Jun 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 08:15 WIB
Youssef Zaghba, Pelaku Ketiga Teror London Warga Negara Italia
Youssef Zaghba, Pelaku Ketiga Teror London Warga Negara Italia (handout polisi/AFP)

Liputan6.com, London - Salah satu pelaku teror London, Youssef Zaghba, bekerja sebagai pelatih di gimnastik bagi anak-anak di Dagenham, London timur. Ada dugaan Zaghba bekerja di situ tanpa adanya pengecekan latar belakang.

Dikutip dari Daily Mail pada Jumat, (9/6/2017), Zaghba adalah warga Italia keturunan Maroko berusia 22 tahun. Ia adalah pelaku teror London ketiga yang berhasil diidentifikasikan oleh polisi.

Ia bersama dua pelaku teror London lainnya melakukan aksi keji pada Sabtu, 3 Juni 2017, yang menewaskan delapan orang dan melukai 48 lainnya.

Mengetahui bahwa Zaghba adalah pengajar gimnastik di klub senam itu membuat orangtua khawatir bahwa pemuda itu telah melakukan internalisasi paham radikal terhadap anak-anak didiknya.

Pada Maret 2016, warga Italia keturunan Maroko itu ditangkap oleh polisi kala ia tengah bersiap terbang ke Istanbul dengan tiket sekali jalan.

Kepada petugas bandara saat itu, ia mengatakan, "Saya ingin jadi teroris." Ibu kandungnya sendiri--yang mengetahui insiden tersebut--meminta polisi agar menahan anaknya.

Pihak Catleaps Gymnastics Club meminta agar anggota klub dan orangtua untuk tenang.

"Pertama, kami mengucapkan simpati yang dalam bagi mereka yang terdampak terhadap serangan," kata juru bicara Catleaps Gymnastics Club.

Terkait dugaan tak ada pengecekan latar belakang, pihak gimnastik mengelak dengan mengatakan, "Untuk masalah salah satu pelatih, saya bisa konfirmasi bahwa Youssef Zaghba adalah anggota dari klub dan telah mendapatkan akreditasi. Itu berarti ia telah kami monitor setiap saat."

"Untuk pengecekan latar belakang (DBS) untuk posisi pelatih pembantu selevel dirinya tidaklah diperlukan. Ia bekerja sukarela untuk enam minggu, dua kali tiap sepekan. Pada bulan Februari ia memutuskan untuk berhenti," ujar juru bicara itu.

"Karena masih ada investigasi polisi, kami tak bisa berkomentar lebih lanjut," ujar juru bicara.

Pejabat keamanan Italia mengaku telah memberi peringatan terhadap otoritas Inggris tentang Zaghba. Namun, ia kedapatan telah bekerja di Inggris dan bekerja di sebuah restoran di London.

Intelijen Inggris mengaku Zaghba tidak berada di daftar 'person of interest'. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya