Liputan6.com, Kelantan - Seorang pria nekat mencuri di dalam masjid di Pasir Mas, Kelantan, Malaysia. Ia memanfaatkan momentum salat Subuh berjemaah di rumah ibadah itu. Aksinya terekam kamera pengintai CCTV, meski hanya beberapa detik saja.
Dalam rekaman tersebut nampak si pria -- yang mengenakan jaket berwarna hitam dan celana jeans digulung -- duduk di belakang para jemaah wanita, di dekat pintu masuk masjid.
Begitu para jemaah melakukan gerakan sujud, dengan tak sopan, pencuri itu melompati dua barisan jemaah wanita. Seketika, sebuah tas dan ponsel raib. Ia pun ambil langkah seribu tanpa diketahui oleh jemaah masjid.
Advertisement
Bendahara masjid, Said Kamaruzaman mengatakan, seorang jemaah mengaku kehilangan dompet dan telepon genggamnya. Di dalam dompet itu ada uang tunai senilai RM 60 (ringgit Malaysia) atau sekitar Rp 200 ribu.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin 18 Desember 2017, sepertinya tersangka telah merencanakan pencurian itu.
Sebab, awalnya, ia terlihat berada di shaf pria. Ia pura-pura hendak ikut salat berjamaah. Tapi setelah ibadah dimulai, ia tiba-tiba pergi ke barisan jemaah wanita dan langsung menjalankan aksinya.
Said menambahkan, CCTV masjid sebelumnya pernah merekam aksi pencurian sepeda motor dan mobil, namun belum pernah ada kejadian pencurian di dalam masjid.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Pasir Mas, Malaysia Ismail Jusoh mengatakan kepada New Straits Times bahwa mereka belum menerima laporan mengenai kasus itu.
Â
Â
Kasus Kriminal Lain di Malaysia
Sebelumnya, otoritas Malaysia mengabarkan tengah menggelar penyelidikan terkait skandal susu formula untuk bayi yang diduga palsu.
Penyelidikan itu dilakukan setelah produsen susu bayi, Mead Johnson, mengatakan ada pihak tak bertanggung jawab yang memalsukan dan memproduksi secara massal salah satu produk mereka, Enfalac A+ Step 1.
Gelar investigasi itu juga dilakukan di tengah maraknya sejumlah kabar yang menyebut bahwa ada beberapa orangtua yang anak-anaknya menderita demam dan ruam setelah mengonsumsi produk susu bayi palsu tersebut. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (14/12/2017).
Namun, Kementerian Kesehatan Malaysia mengaku belum menerima laporan dari para orangtua anak-anak tersebut.
Kendati demikian, aparat Negeri Jiran mengatakan tengah memeriksa dalang di balik produsen susu palsu tersebut serta potensi bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya.
Advertisement