Ribuan Warga Yahudi Berdoa Minta Hujan di Tembok Barat Yerusalem

Lima tahun berturut-turut, Israel alami kekeringan. Ribuan warga Yahudi pun menggelar doa bersama meminta hujan di Tembok Ratapan Yerusalem.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 29 Des 2017, 17:31 WIB
Diterbitkan 29 Des 2017, 17:31 WIB
Yerusalem di Pusaran Konflik Tiga Agama
Satu lokasi yang disucikan umat Yahudi adalah Kotel atau Tembok Barat di Yerusalem. Terkenal dengan sebutan Tembok Ratapan, bagian ini dipercaya sebagai bagian dari dinding yang tersisa dari bangunan Bait Suci. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Yerusalem - Israel kini tengah menghadapi musim dingin. Namun, selama lima tahun berturut-turut, musim dingin terus-menerus kering tanpa hujan setetes pun. Dengan cuaca yang seperti itu, ribuan warga Yahudi berkumpul di Tembok Barat atau Tembok Ratapan di Old City, Yerusalem. Mereka berdoa bersama meminta hujan.

Acara ini diorganisasi oleh Kementerian Pertanian Israel, Uri Ariel, dan doa dipimpin oleh Kepala Rabbi Israel, David Lau dan Yitzhak Yosef, bersama sejumlah rabbi terkemuka lainnnya.

Dikutip dari Times of Israel, pada Jumat (29/12/2017), tahun ini menjadi tahun kelima berturut-turut tanpa hujan. Menurut beberapa ahli, 2017 adalah musim kekeringan terburuk dalam 40 tahun.

Israel hanya menerima 45 persen curah hujan rata-rata untuk bulan September sampai November.

Hujan hanya turun dua kali pada bulan Desember, dan perkiraan untuk hari-hari mendatang sebagian besar akan panas, sementara sedikit hujan ringan turun di utara.

"Saya meminta masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara ini pada tanggal 10 Tevet (atau 28 Desember)," kata Ariel saat mengumumkan acara awal pekan ini, "dan untuk membawa payung, karena bersama-sama kita akan mengetuk pintu gerbang surga."

Meski demikian, beberapa orang telah mengkritik menteri pertanian karena mengandalkan doa untuk membawa hujan ke negara tersebut. Tak sedikit yang menyebut menyebutnya voodoo. 

Mereka juga mengkritik doa bersama ini disponsori negara yang selama ini dianggap sebagai pemerintahan sekuler.

Namun Ariel, dari Jewish Home party, Israel, menanggapi dengan para kritikusnya secara langsung, mengatakan bahwa meminta doa tidaklah susah dan berharap mungkin saja keajaiban bisa terjadi.

Ariel juga menunjukkan bahwa kementeriannya dan lembaga lainnya telah bekerja dengan tekun untuk menemukan sumber air baru bagi negara tersebut.

"Saya adalah seseorang yang tidak bergantung pada keajaiban dan melakukan semua yang saya ketahui sebagai menteri pertanian, bersama menteri energi dan menteri keuangan, untuk menemukan solusi atas krisis air," katanya dalam sebuah wawancara dengan Ynet situs berita berbahasa Ibrani

Di antara upaya tersebut, katanya, mengebor sumber air bawah tanah di Dataran Tinggi Golan dan Galilea, membangun pabrik desalinisasi tambahan untuk melengkapi yang sudah ada, dan melakukan penelitian pertanian untuk menciptakan tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air.

Bagi mereka yang mengatakan bahwa kegiatan doa bersama tersebut disponsori negara Israel, Ariel mengatakan: "Jika Anda tidak percaya akan hal itu, jangan datang ke acara tersebut."

Saksikan video doa bersama warga Yahudi Israel meminta hujan di Tembok Ratapan Yerusalem:

 

 

Bukan Kali Pertama Gelar Doa Bersama Minta Hujan

Ini bukan pertama kalinya sebuah doa bersama diadakan untuk meminta hujan ke Israel. Dalam empat dari delapan tahun terakhir, kepala rabbi menggelar doa bersama minta hujan.

Awal bulan ini, salah satu rabi kepala meminta masyarakat untuk menambahkan doa tambahan minta hujan ke ritual ibadah mereka sehari-hari.

Sejak musim dingin yang lalu, Danau Galilea hanya menerima 10 persen dari arus masuk rata-rata tahunannya, dan pada bulan Februari mencapai tingkat terendah dalam hampir seratus tahun.

Situasi di Sungai Yordan yang lebih rendah bahkan lebih buruk lagi. Saat ini, arus sungai turun menjadi hanya 30 juta meter kubik (7,9 miliar galon) per tahun, kurang dari seperempat sepanjang sejarahnya.

Sungai Thames di London, sebagai perbandingan, menghabiskan sekitar 2 miliar meter kubik (530 miliar galon) per tahun.

Meskipun Israel dapat memproduksi semua kebutuhan air minum dari lima pabrik desalinasi yang ada di pantai Mediterania, kekeringan berdampak serius terhadap pertanian.

Ahli meteorologi Israel memperkirakan pada awal Desember ini, pada bulan-bulan yang akan datang akan lebih kering daripada musim dingin rata-rata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya