Liputan6.com, Jakarta - Gempa Lombok dan di kawasan sekitarnya diketahui berkekuatan 6,4 SR dan terjadi pada 29 Juli 2018 pagi waktu setempat.
Getaran terasa hingga ke berbagai wilayah lain di kawasan kepulauan Sunda Kecil. Menurut laporan, warga Pulau Bali pun ikut merasakannya.
Pihak BMKG mengatakan, episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
Advertisement
Tak hanya BMKG, lembaga pemerintah dari berbagai negara turut memantau aktivitas sesimik tersebut.
Lembaga pemantau gempa independen yang berbasis di Prancis, European-Mediterranean Seismological Centre (EMSC) mencatat "gempa berkekuatan 6,4 SR di Lombok dan sekitarnya" pada 28 Juli 2018 sekitar pukul 05.47 pagi WIB.
EMSC juga mencatat adanya "gempa susulan berkekuatan 5,3 SR di Lombok dan sekitarnya" pada 29 Juli 2018, sekitar pukul 07.50 pagi WIB.
Sementara itu, lembaga pemerintah Amerika Serikat, US Geological Survey (USGS) mencatat bahwa gempa tersebut "berkekuatan 6,4 SR dengan titik pusat di Lelongken, Lombok Mataram, Indonesia, pada lokasi 8.332° selatan dan 116.489° timur dengan kedalaman 7,5 Km, sekitar pukul 05.47 pagi WIB."
Baca Juga
Getaran gempa Lombok juga diperkirakan mencapai ke Nusa Tenggara Timur dan Bali.
USGS juga mencatat bahwa lindu itu berstatus "hijau" dengan perkiraan kerusakan fasilitas, korban, dan kerugian ekonomi yang minim.
Sementara itu, lembaga pemerintah AS lainnya, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memantau bahwa gempa tersebut tak berpotensi tsunami.
Kendati demikian USGS meminta agar penduduk mewaspadai potensi getaran serta gempa Lombok susulan dalam hitungan jam, hari, atau pekan usai gempa pertama.
Â
Simak video pilihan berikut:
Laporan BMKG
Gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter mengguncang kawasan wilayah Lombok, Bali dan sebagian wilayah Sumbawa, Minggu 29 Juli 2018.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
Daryono mengatakan guncangan gempa bumi dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI).
Sementara di Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar skala intensitas ada pada II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ucap Daryono dalam keterangan tertulisnya, Minggu 29 Juli 2018.
Advertisement