Lebih dari 32.000 Warga Australia Mengajukan Kebangkrutan Sepanjang 2018, Ada Apa?

Lebih dari 32.000 warga Australia mengajukan kebangkrutan personal sepanjang tahun ini. Ada apa?

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2018, 11:02 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 11:02 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera Australia (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Perth - Lebih dari 32.000 warga Australia mengajukan kebangkrutan personal sepanjang tahun ini. Kebanyakan terjadi di Australia Barat dan Queensland yang selama ini perekonomiannya bergantung pada sektor sumber daya alam.

Wilayah Baldivis sekitar 46 kilometer dari Kota Perth, mencatat jumlah tertinggi secara nasional. Jumlah warga yang mendaftarkan kebangkrutan mencapai 105 orang.

Laporan data analisa bisnis Illion menunjukkan kebangkrutan personal meningkat 4 persen selama 12 bulan terakhir. Totalnya mencapai 32.350 orang. Demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Rabu (1/8/2018).

CEO Illion Simon Bligh menjelaskan dari 10 wilayah tertinggi, kebanyakan yang mengajukan adalah pasangan keluarga muda.

Secara keseluruhan, Queensland mencatat jumlah tertinggi dengan 9.415 kasus kebangkrutan personal.

Australia Barat dengan 4.130 kasus, mengalami peningkatan 11,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Victoria menjadi satu-satunya negara bagian yang kasusnya menurun sebesar 2,2 persen. Sementara Australia Selatan mengalami peningkatan paling kecil 0,9 persen.

Menurut Bligh, meningkatnya tingkat utang, tingkat gaji yang stagnan serta jatuhnya harga rumah di pesisir timur Australia merupakan kabar buruk bagi konsumen.

Elson Goh dari Curtin University mengatakan komposisi demografi 10 wilayah tertinggi kebangkrutannya mencakup banyak keluarga muda.

Namun Goh menambahkan tidak semua isi laporan ini merupakan kabar buruk.

"Jelas orang mengalami banyak tekanan untuk memenuhi komitmen mereka. Ketika tekanan terlalu besar, orang pun mengajukan kebangkrutan," katanya.

Namun dia mengatakan saat ini harga rumah agak stabil di sejumlah wilayah Australia Barat serta kepercayaan dunia usaha mengalami peningkatan.

 

Saksikan video pilihan berikut:

Kebangkrutan Akibat Peristiwa Tak Terduga

ilustrasi-bangkrut-130910c.jpg
Ilustrasi bangkrut (File / Liputan6.com)

Elson Goh dari Curtin University menambahkan, pengajuan kebangkrutan seringkali disebabkan oleh peristiwa drastis atau tak terduga.

"Mulai dari ketidakmampuan menemukan pekerjaan, kematian anggota keluarga atau mungkin kegagalan dari mitra usahanya," katanya.

Sebelumnya, katanya, ada sejumlah opsi yang dapat dipertimbangkan. Namun hal itu tidak tersedia lagi menyusul jatuhnya harga rumah dan stagnannya tingkat gaji.

Di saat tingkat suku bunga tetap rendah, menurut Goh, tekanan cicilan kredit menjadi faktor utama peningkatan kebangkrutan personal.

Dia mengatakan sebenarnya masih ada jalan lain sebelum memilih untuk mengajukan kebangkrutan personal.

Di antaranya mencari konseling keuangan, menegosiasi bank atau kreditur lainnya untuk penjadwalan utang, serta menegosiasi penyedia layanan dasar (listrik, gas dan air) agar layanannya tidak diputus.

Dikatakan, mengajukan kebangkrutan seringkali bukannya membantu keadaan. Dampaknya malah bisa parah.

Dia menyarankan agar hal itu dihindari sebisa mungkin.

"Anda akan dikategorikan bangkrut selama tiga tahun. Seseorang akan ditunjuk untuk mengurusi urusan-urusan keuangan Anda," jelasnya.

Selain itu, katanya, nama Anda akan muncul dalam registrasi umum, perjalanan Anda mungkin dibatasi dan penyedia layanan dasar mungkin mengharuskan Anda membayar tagihan sebelum melanjutkan layanan mereka.

"Peluang kerja di masa depan juga dapat terpengaruh. Selain itu Anda mungkin sulit meminjam uang untuk membeli atau menyewa rumah," katanya.

 

*Briana Shepherd melaporkan untuk ABC.net.au

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya