Indo Defence 2018, Saab Swedia Tawarkan 5 Produk Pertahanan Unggulan ke RI

Saab menawarkan 5 produk unggulan serta prospek kerja sama dengan Indonesia, guna memperkuat kapabilitas pertahanan dan keamanan Tanah Air.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 09 Nov 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 09:01 WIB
SAAB dalam Indo Defence Expo & Forum di JI-Expo Kemayoran, 7-10 November 2018 (sumber: SAAB Indonesia)
Saab dalam Indo Defence Expo & Forum di JI-Expo Kemayoran, 7-10 November 2018 (sumber: SAAB Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Firma industri pertahanan asal Swedia, Saab, menawarkan lima produk unggulan serta prospek kerja sama transfer teknologi kepada Indonesia, guna memperkuat kapabilitas pertahanan dan keamanan Tanah Air.

"Indonesia punya wilayah yang luas, terutama wilayah maritim mereka. Dan, sudah jadi kewajiban bagi pemerintah dan militer Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara serta menjamin keamanan warga. Oleh karenanya, Saab siap membantu Indonesia untuk hal tersebut," kata Anders Dahl, Presiden Saab Indonesia kepada sejumlah wartawan dalam Indo Defence 2018 Expo & Forum di JI-Expo Kemayoran, Kamis (8/11/2018).

Saab bukan pemain baru dalam industri pertahanan. Berdiri tahun 1937, perusahaan itu telah membuat sejumlah teknologi pertahanan yang digunakan Swedia dan sejumlah negara dunia. Produk mereka, mulai dari pesawat hingga sistem komunikasi peperangan, telah teruji di lapangan dan digunakan pada sejumlah kesempatan, mulai dari Perang Dunia II hiingga konflik modern.

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang menggunakan teknologi Saab. Mulai dari sistem pertahanan udara jarak sangat pendek (VSHORAD) RBS 70 yang digunakan sejak 1987 dan sistem civilian air-traffic di Bandara Internasional Djuanda sejak 2018.

"Tentara Nasional Indonesia memiliki sembilan unit RBS 70 dan dua sistem radarnya, yang telah dioperasikan sejak lebih dari 30 tahun lalu dan masih berfungsi sampai sekarang. Itu bagus bukan? Tapi, mereka perlu melakukan peremajaan," kata Rickard Svensson, marketing Saab di Indo Defence 2018 Expo & Forum.

Oleh karenanya, Saab ingin kerjasamanya dengan Indonesia meningkat dan tak hanya terbatas RBS 70 dan sistem civilian air-traffic saja.

"Indonesia perlu menambah jumlah alat pertahanan, meningkatkan kapabilitas mereka, serta meremajakan apa yang mereka punya selama ini," jelas Dahl.

Lebih lanjut, Saab berkomitmen mendukung misi Indonesia untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan memajukan industri berteknologi tinggi dalam negeri.

"Dengan diperkenalkannya UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan, Indonesia sedang berjalan menujukemandirian kapabilitas pertahanan dan Saab siap untuk menaati segala kewajiban dan seluruh aturan pengadaan yang ketat," jelas Saab dalam pernyataan tertulis.

Berikut, 5 produk yang ditawarkan Saab kepada Indonesia, sebagaimana yang dipamerkan oleh perusahaan itu dalam Indo Defence 2018 Expo & Forum:

1. Sistem Pertahanan Udara

SAAB RBS 70-NG di Indo Defence 2018 Expo & Forum 7-10 November 2018 (sumber: SAAB Indonesia)
Saab RBS 70-NG di Indo Defence 2018 Expo & Forum 7-10 November 2018 (sumber: SAAB Indonesia)

Saab menawarkan Indonesia untuk meremajakan sembilan unit Saab RBS 70 yang TNI punya sejak 1987 dengan generasi baru.

Oleh karenanya, dalam Indo Defence Expo & Forum 2018, Saab memamerkan RBS 70 NG (New Generation). Itu merupakan sistem pertahanan udara jarak sangat pendek (VSHORAD) termutakhir milik Saab.

RBS 70 NG menggunakan komponen canggih dan teknologi teranyar untuk menyediakan sistem pertahanan udara yang sangat terintegrasi dan modular. Inti dari RBS 70 NG adalah modul penglihatan generasi baru dengan fitur:

  1. Penginderaan termal resolusi tinggi dan terintegrasi
  2. Alat bantu penanda canggih untuk meningkatkan waktu reaksi dan akuisisi target
  3. Auto-tracker, membantu operator selama pengoperasian dan meningkatkan probabilitas tepat sasaran di seluruh jangkauan rudal
  4. Panduan yang lebih apik yang dipandu laser, semakin meningkatkan kinerja sistem, baik untuk keterlibatan manual dan pelacak otomatis
  5. Rekaman video internal untuk peninjauan setelah tindakan

RBS 70 NG memiliki daya jangkau 220 - 9.000 m dengan altitude maksimal 5.000 m. Waktu tempuh maksimal ke target adalah 30 detik.

Senjata itu juga menggunakan misil BOLIDE, yang memiliki teknologi minim bising, sehingga menghasilkan manuver dan potensi tepat sasaran yang lebih tinggi terhadap target kecil pada jangkauan maksimum. RBS 70 NG juga bisa terintegrasi dengan sistem radar Saab Giraffe-1.

2. Pesawat Peringatan Dini

Model miniatur SAAB 2000 Erieye AEW&C di Indo Defence 2018 Expo & Forum 7-10 November 2018 (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Model miniatur Saab 2000 Erieye AEW&C di Indo Defence 2018 Expo & Forum 7-10 November 2018 (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Firma Swedia itu juga memamerkan pesawat peringatan dini Saab 2000 Erieye Airborne Early Warning & Control (AEW&C).

Pesawat peringatan dini (AEW&C) adalah pesawat yang membawa sebuah sistem radar khusus untuk mendeteksi pesawat terbang lain. Radar khusus itu, yang ditempatkan di body atas pesawat, dirancang untuk dapat membedakan antara pesawat terbang kawan dan pesawat terbang musuh dari jarak jauh. Pesawat peringatan dini digunakan dalam operasi penerbangan defensif maupun ofensif.

Secara ofensif, burung besi itu bertugas --sebagai command and control-- dengan mengarahkan pesawat tempur ke targetnya. Secara defensif, sistem bertugas untuk mengawasi serangan musuh.

"Saab 2000 Erieye AEW&C jadi salah satu produk potensial untuk Indonesia," kata German Wijaya, marketing Saab Representative Office Indonesia.

"Indonesia belum punya pesawat sistem peringatan dini. Dan kita punya Saab 2000 Erieye, pesawat yang cost effective dan tepat guna untuk wilayah udara Indonesia," tambahnya.

Sistem radar Erieye yang disematkan pada Saab 2000 Erieye AEW&C menyediakan kemampuan untuk kebutuhan militer dan sipil, seperti: pengawasan udara, pengawasan laut, intelijen, command & control, kemampuan multi-misi, hingga pencarian dan penyelamatan (SAR).

Pesawat yang ditaksir bernilai "ratusan juta dollar" itu telah digunakan oleh militer Swedia, Yunani, Brazil, Meksiko, Pakistan, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

3. Jet Tempur

Saab Gripen JAS 39 (Wikimedia / Creative Commons)
Saab Gripen JAS 39 (Wikimedia / Creative Commons)

Pada Indo Defence Expo & Forum, Saab juga memamerkan jet tempurnya, Gripen, pesawat tipe eurocanards multi-role fighter generasi terbaru (latest generation).

Ini menjadi salah satu produk unggulan Saab, karena, biaya operasional Gripen adalah yang terendah jika dibandingkan dengan jet tempur modern lain, menurut laporan dari IHS Jane's Information Group, seperti dikutip dari Stratpost.

"Pesawat ini cost effective dan reliabel. Kami juga siap melakukan transfer teknologi penuh dengan Indonesia jika tertarik membelinya," kata Anders Dahl, Presiden Saab Indonesia.

"Indonesia mungkin bisa mengikuti jejak Brazil, yang sudah melakukan transfer teknologi penuh untuk Gripen. Dan kini, mereka telah membuat versi indigenous (pabrikan dalam negeri) agar sesuai dengan kebutuhan domestik mereka," tambahnya.

Cek informasi lengkap seputar Saab Gripen di situs resmi mereka: saab.com/gripen.

Produk Lain dan Prospek Transfer Teknologi

Saab di Indo Defence 2018 Expo & Forum (sumber: Saab Indonesia)
Saab di Indo Defence 2018 Expo & Forum (sumber: Saab Indonesia)

Saab juga menawarkan set sistem komunikasi dan sistem air-traffic untuk penggunaan militer dan sipil di Indonesia.

"Teknologi sistem komunikasi kami telah teruji. Sebagian besar alutsista AL Australia menggunakan sistem komunikasi dari Saab," jelas Anders Dahl, Presiden Saab Indonesia.

Sementara sistem air-traffic yang ditawarkan Saab, menurut klaim mereka, "telah digunakan secara global dengan air-traffic management yang komprehensif serta dapat digunakan untuk kepentingan sipil dan militer," kata Dahl dalam materi presentasi kepada media.

Selain produk, Saab juga menawarkan potensi kerja sama transfer teknologi dengan pemerintah dan industri pertahanan Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya