Liputan6.com, Riyadh - Mariah Carey, penyanyi kelahiran New York, Amerika Serikat, tetap tampil dalam konser di Jedah, Arab Saudi, pada Kamis malam 31 Januari 2019. Pertunjukan itu tetap digelar meskipun banyak aktivis melancarkan protes.
Sebelum konser itu dihelat, sejumlah aktivis Arab Saudi melakukan protes meminta Carey untuk membatalkan pentas musiknya. Mereka menganggap kehadiran Carey hanya akan digunakan oleh pemerintah Saudi untuk pengalihan isu terkait hak asasi manusia yang terjadi di dalam negeri.
Tidak ingin menanggapi protes tersebut, Mariah Carey --penyanyi asing perempuan pertama yang menggelar konser di Arab Saudi-- tetap hadir bersama rekannya, Sean Paul dan DJ Tiesto. Demikian sebagaimana dikutip dari CNN pada Sabtu (2/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sebagai informasi, Saudi telah melakukan penahanan terhadap 11 aktivis hak-hak perempuan sejak Mei 2018.
Salah satu aktivis perempuan yang ditahan adalah Loujain Alhathloul.
Masih dalam suasana penolakan konser, Walid Alathloul, seorang kerabat dari Loujain, memberikan pernyataan terkait apa yang dilakukan oleh otoritas Arab Saudi.
Walid menceritakan bahwa saudara perempuannya, Loujain Alhathloul, disiksa dan dilecekan secara seksual oleh otoritas penjara. Ia mengaku melihat dengan mata kepalanya sendiri saat berkunjung ke tempat penahanan bersama dengan keluarga.
Meskipun belum memberikan komentar terbaru, pemerintah Arab Saudi pernah memberikan pernyataan pada November 2018 silam.
Saat itu, salah seorang pejabat pemerintah menyatakan bahwa negaranya tidak pernah memperbolehkan dan mendukung siapapun, melakukan penyiksaan. Sumber yang sama juga menyatakan bahwa siapapun yang ditahan, baik laki-laki maupun perempuan, akan menjalani proses hukum sesuai prosedur yang berlaku.
Â
Saksikan video pilihan berikut:
Mariah Carey Menggaungkan Keadilan Gender?
Sejumlah warga Saudi yan peduli terhadap kondisi perempuan di negaranya, memberikan pernyataan yang seolah menantang Carey agar berbuat lebih. Salah seorang kerabat tahanan menyampaikannya secara berani di depan media.
"Sekarang, setelah saya menceritakan kisah saudara perempuan saya, akankah Mariah Carey dapat meminta pembebasan untuknya di atas panggung? Apakah suara saya akan didengar?", kata Walid Alathloul setelah menceritakan apa yang menimpa saudaranya.
Meskipun tidak dapat menyuarakan pembebasan aktivis perempuan di Arab Saudi, pihak Mariah Carey berharap konsernya dapat menjadi fondasi bagi keadaan perempuan yang lebih baik di negara itu pada khususnya, dan keadilan gender pada umumnya.
"Sebagai artis internasional pertama yang tampil di Arab Saudi, Mariah menyadari signifikansi konser ini secara budaya, dan akan terus mendukung upaya global untuk menciptakan keadilan bagi semuanya," tutur bagian hubungan masyarakat dari pihak Mariah Carey.
Advertisement