Rekam Jejak Pelaku Penembakan di Utrecht, Pernah Dipenjara 2 Kali

Pelaku penembakan di Utrecht ternyata pernah menjalani sanksi kriminal berupa hukuman bui pada tahun 2013 dan 2017.

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Mar 2019, 14:48 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 14:48 WIB
Pelaku Penembakan Utrecht
Foto yang dirilis oleh polisi Utrecht yang menunjukkan potrt dari pelaku penembakan di trem kota tersebut, Gokman Tanis dari Turki. (Dutch Police)

Liputan6.com, Utrecht - Polisi Belanda telah menangkap seorang pria berusia 37 tahun yang dicurigai sebagai pelaku penembakan di trem di Utrecht. Laki-laki kelahiran Turki ini menembak mati tiga orang dan melukai lima lainnya pada Senin pagi kemarin, sekitar pukul 10.45 waktu setempat.

Tersangka yang bernama Gokmen Tanis, sudah mulai diburu oleh polisi setelah beberapa jam melancarkan aksinya. Dalam pencarian yang dilakukan selama 8 jam tersebut, sebagian besar kota Utrecht --termasuk masjid, sekolah, dan perkantoran-- ditutup dan dijaga ketat.

Meskipun tingkat ancaman teror lokal sempat ditetapkan ke level lima, namun kini sudah diturunkan seiring diringkusnya Tanis.

Polisi sebelumnya telah merilis nama dan foto-foto wajah Tanis. Ia diduga melepaskan tembakan dari pistol yang ia bawa ke arah orang-orang di dalam trem yang melinta di persimpangan 24 Oktoberplein, Utrecht.

Tanis kemudian kabur dengan mengendarai mobil Renault Clio warna merah yang ia curi. Kepala jaksa penuntut umum setempat, Rutger Jeuken, mengatakan bahwa indikasi awal motif pelaku adalah serangan teror.

"Penafsiran pertama tentang apa yang terjadi disesuaikan dengan pernyataan saksi dan bukti yang kami temukan, di ama menunjukkan motif terorisme, meskipun kami tidak dapat mengesampingkan motif lain," katanya dalam konferensi pers pada Senin malam, dikutip dari Telegraph.co.uk, Selasa (19/3/2019).

Tetapi polisi mengakui bahwa laporan lain di media Belanda dan Turki menunjukkan bahwa mungkin ada motif pribadi, sebab Tanis --dari rekaman CCTV-- terlihat menyerang seorang wanita yang diduga merupakan saudara tiri atau mantan pasangannya.

Sementara itu, menurut keterangan dari reporter keamanan internasional di Belanda, Bud Wichers, Gokmen Tanis dilaporkan pernah beberapa kali menjalani proses hukum atas tindak kriminal yang dilakukannya.

Dua minggu lalu, ia baru saja menjalani persidangan atas tuduhan melakukan pemerkosaan yang ia lakukan pada tahun 2017. Sebelum ini, ia juga ditangkap karena percobaan pencurian kendaraan, mengemudi di bawah pengaruh minuman keras dan meludahi polisi.

"Ia baru saja keluar dari penjara pada 1 Maret (tahun ini)," ujar Wichers kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (19/3/2019).

Gokman Tanis pun dilaporkan pernah dihukum atas kasus percobaan pembunuhan pada tahun 2013, setelah ia melepaskan tembakan ke arah sebuah gedung apartemen.

"Ia juga pernah didakwa melakukan pissing di sel penjara karena melakukan pembunuhan dan mengancam seorang wanita," lanjut Wichers.

"Saudaranya adalah anggota kultus salafi fanatik. Ia mem-posting propoganda di Facebook-nya. Organisasi ini dilarang di Jerman. Sedangkan pemimpinnya dipenjara selama 17 tahun," kata Wichers lagi.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengatakan dalam konferensi pers bahwa semua bendera di gedung pemerintah akan dikibarkan setengah tiang mulai Rabu esok.

"Masih belum jelas apa motif di balik serangan itu: teroris atau pribadi. Apa pun motifnya, tiga orang telah tewas dan tiga korban terluka edang berjuang untuk tetap hidup. Seluruh dunia merasakan penderitaan ini," tutur Rutte.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kata Saksi Mata

Keamanan di Belanda
Unit polisi militer dikerahkan di Bandara Schiphol, dekat Amsterdam, Senin (18/3). Pihak keamanan di Belanda meningkatkan keamanan di bandara dan bangunan penting lainnya usai penembakan di Utrecht yang menewaskan 3 orang. (Evert Elzinga/ANP/AFP)

Seorang saksi mata bernama Greet Oldenlam (65) mengatakan bahwa dia melihat paramedis membawa tubuh yang ditutupi kain putih berlumuran darah dari dalam trem. "Aku tidak percaya ini terjadi di kotaku," katanya.

"Sepertinya tidak ada tempat yang aman sekarang. Orang-orang malang itu diserang di dalam trem pada hari Senin yang tenang," kenangnya.

Saksi lain yang berada di dalam trem, Daan Molenaar, menceritakan kepada media Belanda, NOS, bahwa "Saya melihat seseorang terbaring di bagian belakang trem dan mengira dia (wanita) telah ditunggangi."

Polisi bersenjata mengepung sebuah apartemen lantai satu di jalan dekat Trumanlaan. Sebuah mobil Renault Clio merah, yang diduga digunakan untuk kabur oleh tersangka, ditemukan di sana dengan pintu terbuka dan mesin menyala.

Dalam konferensi pers pada Senin malam, polisi mengumumkan bahwa tersangka kedua telah ditangkap pada hari yang sama. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya