Tim Astrofisika Ini Siap untuk Rilis Foto Pertama dari Lubang Hitam

Astrofisika siap untuk mengungkapkan foto pertama dari Lubang Hitam.

oleh Afra Augesti diperbarui 08 Apr 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2019, 20:10 WIB
Lubang Hitam
Lubang Hitam. (ESO/El Calcada)

Liputan6.com, Tokyo - Satu tim astronom internasional mengumumkan bahwa mereka akan merilis foto pertama dari lubang hitam (black hole) pada Rabu mendatang, 10 April 2019.

Sebagai bentuk terobosan ilmiah di bidang kosmologi, para ilmuwan dari berbagai negara siap untuk menunjukkan ke publik gambar sesungguhnya dari lubang hitam --raksasa langit yang begitu padat, sehingga medan gravitasi lubang hitam mampu menelan segala sesuatu, termasuk cahaya, yang bersentuhan dengannya.

Dalam sebuah pengumuman, kumpulan ahli ini akan mempublikasikannya pada pukul 09.00 waktu setempat (13.00 GMT), menurut US National Science Foundation di Washington D.C., Amerika Serikat.

Potret-potret tersebut disebut sebagai hasil terobosan dari proyek Event Horizon Telescope (EHT). Proyek EHT, sebuah kolaborasi ilmiah dari kosmolog lintas benua, dibentuk pada 2012 sebagai sarana untuk mengamati langsung area yang mengelilingi lubang hitam.

Peluncuran tersebut akan dilakukan secara serentak di Tokyo, Brussels, Taipei, Santiago, dan Shanghai, menurut situs web EHT yang dikutip pada Senin (8/4/2019).

Tim tersebut terdiri atas lebih dari 200 ilmuwan, peneliti dan astrofisika yang bersinkronisasi secara global. Meski demikian, mereka belum menawarkan gambaran tentang lubang hitam yang akan ditampilkan pada hari Rabu esok.

"Ini adalah proyek visioner untuk mengambil foto pertama dari lubang hitam. Kami berkolaborasi dengan lebih dari 200 ahli," tegas astrofisikawan Sheperd Doeleman, direktur EHT di Center for Astrophysics, Harvard & Smithsonian.

Temuan baru ini akan menguji teori fisikawan legendaris Albert Einstein tentang relativitas umum, menurut ahli astrofisika proyek EHT Dimitrios Psaltis.

 

 

Membantah Teori Albert Einstein?

Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole yang berjarak 13 miliar tahun cahaya dari Bumi (Robin Dienel/Carnegie Institution for Science)

Untuk melakukan penemuan tersebut, EHT melihat dua lubang hitam supermasif: Sagitarius A* yang ada di pusat galaksi Bimasakti, dan Messier 87 yang terletak di pusat galaksi Virgo A.

Sagitarius A* diukur sekitar 26.000 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki massa sekitar 4 juta kali lipat dari matahari. Virgo A diperkirakan sekitar 3,5 miliar kali massa matahari dan terletak sekitar 54 juta tahun cahaya dari Tata Surya.

Baru-baru ini terungkap bahwa lubang hitam terbentuk ketika bintang yang sangat besar mati, runtuh ke atas diri mereka sendiri dengan gravitasi yang begitu tinggi, sehingga semua materi dan radiasi --termasuk cahaya-- terjebak di dalam lapisan batas horizon dari peristiwa ini.

Pengamatan baru ini akan digunakan untuk mendeteksi bukti dari apa yang terjadi di bayangan dari lubang hitam.

"Bentuk bayangan akan menjadi lingkaran yang sempurna dalam teori Einstein," kata Psaltis, menambahkan bahwa, "Jika kita menemukan itu berbeda dari apa yang diprediksi oleh Einstein, maka kita kembali ke titik awal dan kita berkata, 'Jelas, ada sesuatu yang tidak beres'."

Ada 10.000 Lubang Hitam 'Bersembunyi' di Galaksi Bimasakti

Ilustrasi lubang hitam 'menelan' bintang
Ilustrasi lubang hitam 'menelan' bintang (NASA/Swift/Aurore Simonnet)

Baru-baru ini, para ilmuwan mengumumkan tentang penemuan sekitar 10.000 lubang hitam berukuran raksasa, yang letaknya tersembunyi di galaksi kita.

Para ilmuwan telah lama menduga bahwa mungkin ada sejumlah lubang hitam kecil yang mengelilingi satu supermasif, yang berlokasi di pusat galaksi Bima Sakti.

Akan tetapi, menurut para peneliti, pada hakikatnya puluhan ribu lubang hitam tersebut sulit untuk dilihat, dan karenanya teori tersebut belum terbukti.

"Hal ini dapat membantu memprediksi lebih baik tentang berapa banyak peristiwa gelombang gravitasi, yang mungkin terkait dengan mereka (lubang hitam)," jelas laporan studi tersebut, sebagaimana dikutip dari Independent.co.uk pada Kamis, 5 April 2018.

"Semua informasi yang dibutuhkan astrofisikawan berada di pusat galaksi," lanjut laporan tersebut menjelaskan.

Lubang hitam berukuran masif yang terletak di jantung Bima Sakti, dikenal sebagai Sagittarius A(Sgr A), dan diketahui memiliki sekitar empat juta kali massa matahari, serta berjarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi.

Lingkup gas dan debu di sekitar Sgr A dianggap menyediakan tempat tumbuh sempurna, untuk bintang-bintang besar yang jatuh ke lubang hitam ketika mereka mati.

Menurut peneliti, lubang hitam ini, dan yang lain dari luar lingkaran, tertarik ke arah Sgr A, untuk kemudian 'disekap' di sekitarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya