Liputan6.com, Esperance - Alam selalu memiliki misteri yang mampu membuat takjub manusia. Begitu halnya dengan eksistensi sebuah danau unik negara bagian Australia Barat, yang memuat air berwarna merah muda, di mana sekilas, warnanya menyerupai visual milkshake atau susu kocok stroberi.
Dinamai Lake Hillier, danau ini pertama kali ditemukan oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada 1802, dan berlokasi di Middle Island, yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Recherche, di pesisir selatan negara bagian Australia Barat.
Asal muasal warna merah muda pada peraian Lake Hillier masih belum diketahui pasti. Namun, sebagian besar ilmuwan meyakini fenomena unik itu mungkin ada hubungannya dengan kehadiran spesies spesifik mikroalga, Dunaliella Salina.
Advertisement
Baca Juga
Mikroorganisme pelahap garam secara fotosintesis ini mampu mentoleransi konsentrasi garam yang sangat tinggi, mulai dari 0,2 persen hingga sebanyak 35 persen.
Makhluk-makhluk kecil tersebut menghasilkan pigmen karotenoid, yakni sejenis beta-karoten yang juga ditemukan dalam wortel.
"Beberapa ilmuwan meyakini pigmen tersebut sebagai pemicu munculnya warna susu kocok stroberi pada air danau," kata Que Ying Morrison, pemandu dalam agenda tur wisata pasca-penyelenggaraan konvensi Australia Tourism Exchange 2019 di Perth.
Selain itu, kemunculan warna susu kocok stroberi tersebut turut dipengaruhi oleh adanya bakteri halofilik dan archaea di kerak garam danau. Mikroorganisme non-alga ini juga menghasilkan pigmen karotenoid yang serupa di dalam membran selnya, di mana berkontribusi memunculkan kepekatan warna merah danau pada air danau terkait.
Proyek Extreme Microbiome, bagian dari Asosiasi Fasilitas Sumberdaya Biomolekuler (ABRF) milik pemerintah Australia, pernah dilakukan di danau unik ini.
Para peneliti menggunakan analisis metagenomik di seluruh perairan Lake Hiller untuk menemukan Dunaliella serta Salinibacter Ruber, Dechloromonas Aromatica, dan beberapa spesies archaea lainnya.
Bakteri dan archaea cenderung membentuk sebagian besar ekologi-mikro danau hipersalin seperti yang tampak pada warna perairan Lake Hillier.
Di seantero dunia, Lake Hillier bukanlah satu-satunya danau yang memiliki warna merah muda pekat. Terdapat kembarannya yang lebih kecil di Senegal berjuluk Retba, dan terkenal sebagai salah satu lintasan unik dalam ajang balap tahunan Reli Dakar.
Â
Â
Tetap Waspada Meski Aman untuk Berenang
Di balik keunikannya, banyak orang yang mempertanyakan tentang aman atau tidaknya jika berenang di perairan Lake Hiller.
Menurut Que Ying, mengutip dari data pemerintah Australia Barat, perairan Lake Hiller aman untuk direnangi, meski dengan imbauan untuk tetap berada di sekitar tepian danau.
"Terlepas dari warnanya, air danau ini jernih dan tidak akan membahayakan kulit manusia," jelas Que Ying.
Danau ini juga dinilai aman karena tidak memiliki organisme makro, seperti ikan atau amfibi, yang perlu dikahwatirkan.
"Meski aman, meminum air danau yang kaya akan hipersalin adalah tindakan yang dilarang," tambah Que Ying mengingatkan.
Meskipun demikian, danau ini sangat sulit dicapai sehingga mustahil bagi wisatawan reguler untuk benar-benar menginjakkan kaki di Middle Island.
Otoritas wisata Esperance, salah satu kota terdekat, menyarankan pengunjung untuk menikmati keindahan Lake Hiller dari udara menggunakan pesawat kecil, yang terbang sesuai dengan perjanjian di awal.
Dari balik kabin pesawat, Anda akan dimanjakan oleh perpaduan kontras antara warna merah muda Lake Hiller, vegetasi hijau Mdiile Island, dan perairan Samudera Hindia di sekitarnya.
Advertisement
Sejarah Penemuan Lake Hillier
Penemu pertama Lake Hillier adalah seorang navigator dan kartograper (pembuat peta) asal Inggris, Mathew Flinders, pada 1802.
Pada Januari di tahun yang sama, dia dan kru Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya pada kapal HMS Investigator berlabuh di Middle Island, dan mendaki puncak tertinggi di sana, yang dinamai sesuai dengan nama belakangnya. Dari sanalah, dia pertama kali menyaksikan eksistensi unik Lake Hiller.
Dalam catatannya, Flinders mengaku terkejut melihat "danau kecil berwarna merah mawar". Dia memutuskan untuk memberi nama Danau Hillier dari seorang anggota kru yang baru meninggal, William Hillier, yang meninggal karena disentri ketika berlabuh di pulau itu.
Ketika para kru pergi ke darat untuk menyelidiki, mereka menemukan bahwa danau itu tampak asin seperti Laut Mati di perbatasan Israel dan Yordania.
"Di bagian timur laut ada sebuah danau kecil berwarna merah mawar, yang airnya sangat jenuh oleh garam, di mana sebagian darinya bisa dikristalisasi di dekat pantai, untuk kemudian diangkut ke dalam kapal. Spesimen tersebut memiliki kualitas garam yang baik, dan tidak memerlukan proses lain selain pengeringan agar layak digunakan," tulis Flinders dalam catatannya.
Saat ini, Middle Island sepenuhnya tidak dihuni manusia, dan ditetapkan sebagai salah satu kawasan lindung di Australia Barat.
Â