Terkait RUU Pro-Demokrasi Hong Kong, China Minta AS Tak Ikut Campur

Setelah kongres AS meloloskan RUU pro-demokrasi Hong Kong, China menyatakan kesiapannya untuk melawan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 21 Nov 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2019, 18:35 WIB
20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS, Donald Trump menjabat tangan Presiden China, Xi Jinping saat jamuan makan malam di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Kedua pemimpin negara tersebut diagendakan akan menghabiskan waktu bersama secara privat. (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Beijing - China memberi peringatan siap untuk melakukan perlawanan setelah Kongres AS menyetujui RUU pro-demokrasi di Hong Kong pada Kamis (21/11/2019) . 

Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong meloloskan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dari 417 menjadi 1 pada hari Rabu (20/11), satu hari setelah Senat dengan suara bulat menyetujui langkah tersebut. Demikian dikutip dari Strait Times, Kamis (21/11/2019).

RUU itu mewajibkan presiden AS untuk setiap tahun meninjau kembali status perdagangan menguntungkan yang diberikan Washington ke Hong Kong, dan mengancam untuk mencabutnya jika kebebasan wilayah China semi-otonom dibatalkan.

RUU kedua, yang juga disetujui Senat dan House, berpotensi untuk melarang ekspor amunisi pengontrol massa kepada pasukan polisi Hong Kong. Langkah itu melarang ekspor barang-barang seperti gas air mata, semprotan merica, peluru karet dan senjata bius.

Gedung Putih tidak mengancam untuk memveto tindakan itu dan Presiden Donald Trump diperkirakan akan menandatanganinya, menurut sumber yang mengetahui masalah itu.

"Kami mengecam keras dan dengan tegas menentang pengesahan RUU terkait Hong Kong," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang pada jumpa pers reguler.

Geng Shuang memperingatkan Amerika Serikat agar tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Hong Kong dan China.

"Jika pihak AS bertekad untuk bertindak sendiri, China akan mengambil langkah-langkah efektif untuk melawan dengan tegas," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang tindakan apa yang mungkin diambil Beijing.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya