Radioaktif Cesium-137 Terdeteksi di Perumahan Serpong, Bahaya Bagi Manusia?

Perumahan Batan Indah, Serpong dikabarkan sebagai komplek perumahan yang terkontaminasi paparan radioaktif nuklir Cesium-137 (CS-137).

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Feb 2020, 19:43 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2020, 19:43 WIB
Tanah Lapang Terpapar Radioaktif
Tim Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR) Gegana Polri mengecek titik radioaktif di Perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, Sabtu (15/2/2020). Sebelumnya, sebuah area tanah kosong di dalam Perumahan Batan Indah, terpapar radioaktif jenis Cesium-137. (merdeka.com/Magang/Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Jakarta - Perumahan Batan Indah di kawasan Serpong, Tangerang Selatan menjadi kawasan yang dilaporkan adanya temuan radioaktif nuklir.

Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan BAPETEN, salah satu jenis radioaktif telah diketahui, yaitu Cs-137 atau Cesium 137. Hal ini diungkapkan Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN, Abdul Qohhar Teguh.

Dilansir dari website resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Sabtu (15/2/2020), Cesium-137 (Cs-137) diketahui digunakan dalam jumlah kecil untuk kalibrasi peralatan pendeteksi radiasi, seperti penghitung Geiger-Mueller. Dalam jumlah yang lebih besar, Cs-137 digunakan dalam perangkat terapi radiasi medis untuk mengobati kanker; dalam pengukur industri yang mendeteksi aliran cairan melalui pipa; dan pada perangkat industri lainnya untuk mengukur ketebalan bahan, seperti kertas, film fotografi, atau lembaran logam.

Umumnya, Cs-137 diproduksi oleh fisi nuklir untuk digunakan dalam perangkat medis dan alat pengukur.

Cs-137 juga merupakan salah satu produk sampingan dari proses fisi nuklir di reaktor nuklir dan pengujian senjata nuklir.

Sejumlah kecil Cs-137 dapat ditemukan di lingkungan dari tes senjata nuklir yang terjadi pada 1950-an dan 1960-an dan dari kecelakaan reaktor nuklir, seperti kecelakaan pembangkit listrik Chernobyl pada tahun 1986, yang mendistribusikan Cs-137 ke banyak negara di Eropa.

Karena mudah terikat dengan klorida, Cs-137 biasanya muncul sebagai bubuk kristal, bukan dalam bentuk cair murni.

Bentuk temuan dari Cs-137 pun beragam. Biasanya, sejumlah kecil Cs-137 dimasukkan ke dalam disk, batang, dan biji Lucite. Sumber Cs-137 yang lebih besar tertutup dalam wadah timah (seperti tabung panjang yang ditutup di setiap ujungnya) atau wadah logam bundar kecil.

Jika wadah timbal Cs-137 dibuka, zat di dalamnya tampak seperti bubuk putih dan dapat bercahaya. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Bahayanya bagi Manusia: Sakit Kulit hingga Kematian

Tanah Lapang Terpapar Radioaktif
Tim Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR) Gegana Polri seusai mengambil sampel tanah yang terpapar radioaktif di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, Sabtu (15/2/2020). Sebuah area tanah kosong di Perumahan Batan Indah, terpapar radioaktif jenis Cesium-137. (merdeka.com/Magang/Muhammad Fayyadh)

Sejumlah kecil Cs-137 tercatat muncul di lingkungan dari pengujian senjata pada 1950-an dan 1960-an, sehingga orang-orang terpapar sejumlah Cs-137 setiap hari.

Namun, Cs-137 berbahaya dalam jumlah besar, terkonsentrasi yang ditemukan di unit terapi radiasi dan alat pengukur industri. Sumber-sumber dalam perangkat ini dirancang untuk tetap tersegel dan menjaga orang-orang dari paparan. Namun, jika tabung ini sengaja atau tidak sengaja dibuka, bagian dalam Cs-137 bisa tersebar.

Paparan eksternal Cs-137 dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian.

Paparan Cs-137 dapat meningkatkan risiko kanker karena paparan radiasi gamma berenergi tinggi.

Paparan internal Cs-137, melalui konsumsi atau inhalasi, memungkinkan bahan radioaktif untuk didistribusikan di jaringan lunak, terutama jaringan otot, yang kemudian dapat mengekspos jaringan ini ke partikel beta dan radiasi gamma dan meningkatkan risiko kanker.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya