Jumlah Kematian Akibat Corona COVID-19 di Prancis Tembus 10 Ribu Orang

Jerome Salomon, kepala otoritas kesehatan masyarakat, mengatakan pada konferensi pers bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 masih meluas di Prancis.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Apr 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 08:30 WIB
FOTO: Prancis Kerahkan Kereta Kecepatan Tinggi Evakuasi Pasien Corona COVID-19
Petugas medis merawat pasien virus corona COVID-19 dalam kereta kecepatan tinggi TGV di Stasiun Gare d'Austerlitz di Paris, Prancis, Rabu (1/4/2020). Prancis mengerahkan kereta kecepatan tinggi untuk mengevakuasi pasien COVID-19 dari Paris ke wilayah Brittany. (Thomas SAMSON/AFP/POOL)

Liputan6.com, Paris - Prancis telah menjadi negara keempat di dunia yang jumlah kematian akibat Virus Corona COVID-19 menembus angka 10.000 orang, menyusul Italia, Spanyol dan Amerika Serikat.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (8/4/2020), jumlah angka kematian di negara tersebut juga meningkat pada Selasa, 7 April 2020.

Jerome Salomon, kepala otoritas kesehatan masyarakat, mengatakan pada konferensi pers bahwa pandemi itu masih meluas di Prancis, yang sekarang berada di minggu ke empat dari penutupan nasional (lockdown).

Salomon juga mengatakan, jumlah kasus Virus Corona serius yang dirawat di unit perawatan intensif telah meningkat 0,8 persen dalam satu hari.

"Kebutuhan untuk menemukan tempat baru (ICU) kurang mendesak. Tetapi keseimbangan pasien tambahan yang membutuhkan perawatan tetap positif, yang berarti pandemi masih berkembang", kata Salomon.

Sebelumnya pada Selasa kemarin, Italia menjadi negara dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi pada 17.127 orang.

Kini, Italia melaporkan adanya penurunan angka harian secara berturut-turut selama empat hari.

Prancis memonitor dengan cermat tetangganya, yang melakukan lockdown sejak 9 Maret, untuk mengevaluasi efisiensi tindakannya sendiri.

Sementara itu, pada 6 April kemarin menjadikan hari paling mematikan bagi warga Prancis. Pasalnya, ada 833 orang meninggal dalam 24 jam akibat Virus Corona Virus SARS-CoV-2.

Menteri Kesehatan Prancis Olivier Véran berkata bahwa kasus negaranya masih belum mencapai puncaknya, meski korban sangat tinggi.

"Kita belum mencapai akhir dari menanjaknya epidemi ini," ujar Menteri Véran seperti dikutip France24.

"Ini masih belum berakhir. Jauh dari itu. Jalannya panjang. Angka yang saya umumkan menunjukkan hal tersebut," lanjut Menkes Prancis yang meminta masyarakat tetap di rumah saja.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:

Lockdown Prancis

Prancis Perpanjang Lockdown Virus Corona hingga 15 April
Seekor bebek berjalan di sebuah ruas jalan di Paris, Prancis (6/4/2020). Prancis memberlakukan lockdown nasional selama dua pekan mulai 17 Maret lalu, yang kemudian diperpanjang hingga 15 April. (Xinhua/Aurelien Morissard)

Prancis sudah melakukan lockdown akibat Virus Corona baru sejak 17 Maret lalu. Jam keluar masyarakat untuk olahraga atau beraktivitas luar rumah dibatasi satu jam saja, dan polisi bisa aktif mengecek waktu aktivitas warga.

Pekerja juga diminta untuk work from home, penumpang angkutan umum harus saling memberi jarak, dan warga tak boleh mengunjungi keluarga apabila tidak penting.

Prancis cukup transparan memberikan data. Jumlah kematian virus Corona tak hanya berasal dari pasien di rumah sakit, tetapi yang meninggal di luar rumah sakit seperti di nursing home.

Secara keseluruhan, jumlah pasien yang meninggal di rumah sakit ada 605 orang.

Berdasarkan peta Gis And Data, ada total 110.070 total kasus Virus Corona jenis baru di Prancis per Rabu 8 April. Lebih dari 19 ribu orang sudah sembuh di Prancis, jauh lebih banyak dari pasien yang meninggal dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya