Jumlah Kematian Karena Corona COVID-19 di AS Kini Posisi Kedua Dunia Setelah Italia

Angka kematian akibat virus corona COVID-19 di Amerika Serikat semakin meningkat, kini berada di posisi kedua tertinggi di dunia setelah Italia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Apr 2020, 15:22 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2020, 15:22 WIB
Bendera di gedung-gedung federal AS dikibarkan setengah tiang untuk menghormati kepergian John McCain (AP/J David Ake)
Bendera di gedung-gedung federal AS dikibarkan setengah tiang untuk menghormati kepergian John McCain (AP/J David Ake)

Liputan6.com, Washington D.C - Angka kematian akibat Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat pada Rabu 8 April telah melampaui 14.600. Angka ini menjadikannya sebagai yang tertinggi kedua di dunia setelah Italia.

Melansir Channel News Asia, Kamis (9/4/2020), pandemi ini telah merenggut nyawa setidaknya 14.695 orang di Amerika Serikat, yang memimpin dunia dalam jumlah infeksi yang dikonfirmasi dengan 429.052, menurut perhitungan yang dilakukan Johns Hopkins University.

New York, negara bagian yang paling terpukul di Amerika melaporkan jumlah tertinggi terkait kematian akibat Virus Corona jenis baru dalam satu hari pada hari Rabu. Bahkan, para dokter dan perawat veteran juga mengaku syok dengan kecepatan kenaikan angka tersebut.

Jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di negara bagian New York saja mendekati 150.000 pada hari Rabu, bahkan ketika pihak berwenang memperingatkan penghitungan kematian resmi negara bagian itu mungkin mengecilkan jumlah sebenarnya.

Gubernur New York Andrew Cuomo, yang memerintahkan mengibarkan bendera setengah tiang di seluruh New York sebagai pengakuan atas jumlah korban, mengatakan 779 orang tewas pada hari sebelumnya di negara bagiannya.

Sedangkan Gubernur New Jersey, Phil Murphy mengatakan 275 orang telah meninggal di sana. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Gubernur New York Masih Yakin

Ilustrasi Chinatown, New York City (unsplash)
Ilustrasi Chinatown, New York City (unsplash)

Meskipun angkanya terlihat suram, Cuomo mengatakan tren keseluruhan masih tampak positif. 

Cuomo mengutip adanya penurunan angka rawat inap baru dan poin data lainnya sebagai bukti bahwa New York berhasil "menekuk kurva" dan dapat melakukan kontrol atas tingkat infeksi.

Cuomo mengatakan jumlah kematian akan terus bertambah pada tingkat saat ini atau meningkat dalam beberapa hari mendatang karena pasien yang sakit kritis. Serta, kemungkinan pasien yang sudah menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator meninggal. 

Para pejabat telah memperingatkan Amerika untuk memperkirakan jumlah kematian akibat virus corona yang mengkhawatirkan minggu ini, bahkan ketika model universitas yang berpengaruh pada hari Rabu mengurangi proyeksi angka kematian pandemi AS sebesar 26 persen menjadi 60.000.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya