Liputan6.com, Beijing - Selama pandemi Virus Corona COVID-19, banyak lulusan universitas yang tak bisa diwisuda. Momen puncak setelah berjuang mendapat gelar sarjana pun tidak bisa dirasakan angkatan 2020.
Di tengah kekecewaan ini, ada kabar gembira bagi wisudawan di kampus top China. Acara kelulusan mereka akan dihadiri pemimpin WHO: Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan New York Post, Selasa (16/6/2020), Dr. Tedros akan memberi pidato ke lulusan Tsinghua University School of Economics and Management (Tsinghua SEM). Universitas Tsinghua adalah kampus nomor wahid di China yang berlokasi di Beijing.
Pidato akan disampaikan pemimpin WHO secara online. Rencananya, acara berlangsung pada 21 Juni mendatang.
"Tahun ini, Tsinghua SEM merasa terhormat karena kedatangan Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk menyampaikan Pidato Kelulusan online," tulis pihak kampus di situs resminya.
Pihak kampus juga menulis biografi singkat Dr. Tedros dan memuji pengalaman serta transformasi yang dilakukan pria kelahiran kota Asmara itu.
Hubungan mesra antara WHO dan China menimbulkan tanda tanya di tengah pandemi ini. Ketika virus baru merebak, Dr. Tedros memuji China yang dianggap transparan dalam menangani Virus Corona (COVID-19).
Kedekatan tersebut membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh WHO menyebarkan misinformasi China. Trump juga mengumumkan bahwa negaranya angkat kaki dari WHO.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
AS Angkat Kaki dari WHO
Amerika Serikat (AS) mengakhiri hubungan dengan WHO. Seluruh pembiayaan yang AS berikan akan dialihkan ke lembaga kesehatan lain.
Pengumuman itu dibuat oleh Presiden Donald Trump yang menganggap WHO terlalu pro-China. Hal ini tak terlepas dari pandemi Virus Corona (COVID-19).
Presiden Trump juga mengungkit bahwa kontribusi finansial AS ke WHO lebih besar, tetapi WHO malah dikendalikan China.
"China memiliki kontrol total atas World Health Organization, meski hanya membayar USD 40 juta per tahun, dibandingkan dengan yang dibayar Amerika Serikat, yakni hampir USD 450 juta per tahun," ujar Trump pada konpers di Kebun Mawar, Gedung Putih, akhir Mei kemarin.
Lebih lanjut, Donald Trump menyebut WHO tidak mau bertindak saat diminta reformasi. Presiden Trump memang sempat mengirim surat ke WHO dan menuntut reformasi dalam 30 hari.
Batas akhir 30 hari itu sebetulnya belum tercapai, tetapi Trump sudah keburu memutuskan hubungan.
"Karena mereka gagal melaksanakan permintaan reformasi yang sangat urgent dibutuhkan, kita hari ini mengakhiri hubungan dengan World Health Organization," kata Trump.
Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir menyalahkan WHO karena lambat memperingatkan soal COVID-19. Ketika awal pandemi, WHO memuji China yang dinilai transparan dan berhasil meredam virus itu di negaranya.
Advertisement