Liputan6.com, California - Siswa AS kembali memulai aktivitas ke sekolah secara langsung di tengah pandemi Corona COVID-19. Banyak yang menilai kebijakan ini dapat kembali meningkatkan penyebaran virus di lingkungan sekolah.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (20/8/2020) beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak yang tertular Corona COVID-19 memiliki gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa.
Dan laporan awal tidak menemukan bukti kuat tentang anak-anak sebagai kontributor utama virus mematikan yang telah menewaskan lebih dari 780.000 orang di seluruh dunia.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi penelitian yang lebih baru mulai menunjukkan bagaimana anak-anak yang terinfeksi dapat menularkan pada orang lain, bahkan mereka tidak memiliki gejala.
"Bertentangan dengan apa yang kami yakini, berdasarkan data epidemiologi, anak-anak tidak luput dari pandemi ini," kata Dr Alessio Fasano, direktur Pusat Penelitian Imunologi dan Biologi Mukosa di Rumah Sakit Umum Massachusetts.
Sekolah-sekolah di seluruh negeri mencoba berbagai macam strategi untuk dibuka kembali, dari semula kelas online hingga semua secara langsung di tengah pandemi Corona COVID-19.
Mereka bertanya apakah membuka kembali sekolah dengan langkah-langkah mitigasi yang ketat sepadan dengan risikonya bagi siswa, keluarga dan pendidik, mengingat bahwa menutup sekolah kemungkinan akan membahayakan kemajuan akademis, perkembangan sosial dan emosional, kesehatan mental dan ketahanan pangan.
Simak video pilihan berikut:
Virus di Saluran Udara
Dr. Fasano dan rekannya di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan MassGeneral di Boston menemukan bahwa anak-anak yang terinfeksi memiliki tingkat virus yang jauh lebih tinggi di saluran udara mereka daripada orang dewasa yang dirawat di unit perawatan intensif untuk perawatan COVID-19.
Studi yang dipublikasikan pada Kamis di Journal of Pediatrics, melibatkan 192 peserta berusia 0-22 tahun yang terlihat di klinik perawatan darurat untuk dugaan COVID-19.
Empat puluh sembilan dari mereka -- seperempat dari total -- dinyatakan positif terkena virus. 18 lainnya dimasukkan dalam penelitian setelah didiagnosis dengan sindrom peradangan multisistem, penyakit terkait COVID-19 yang serius yang dapat berkembang beberapa minggu setelah infeksi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat membawa viral load yang tinggi, yang berarti mereka dapat sangat menular, terlepas dari kerentanan mereka terhadap penyakit COVID-19.
"Ada beberapa data yang bertentangan di luar sana tentang sejauh mana anak-anak dapat menularkan virus," kata Dr Marybeth Sexton, asisten profesor penyakit menular di Sekolah Kedokteran Universitas Emory di Atlanta, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
"Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa kita mungkin melihat anak-anak sebagai sumber infeksi."
Dia menambahkan diperlukan penelitian yang lebih luas.
Advertisement
Potensi Penyebaran Virus dari Anak-Anak
Sebuah studi terpisah yang diterbitkan bulan lalu di JAMA Pediatrics menemukan bahwa anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 memiliki tingkat virus yang sama di saluran pernapasan bagian atas mereka seperti orang dewasa, tetapi anak-anak di bawah lima tahun membawa jumlah yang jauh lebih besar.
Namun, kelompok medis lain menunjukkan informasi yang berbeda mengenai potensi anak-anak untuk menyebarkan virus. American Academy of Pediatrics memperbarui pedomannya untuk mencerminkan "bahwa anak-anak di bawah 10 tahun mungkin lebih kecil mengalami kemungkinan terinfeksi dan menyebarkan infeksi, sementara mereka yang berusia 10 tahun ke atas dapat menyebarkannya seefisien orang dewasa".
Sebuah penelitian di Korea Selatan baru-baru ini menemukan bahwa orang-orang kemungkinan besar tertular virus corona baru dari anggota rumah tangga mereka sendiri, dengan anak-anak berusia sembilan tahun ke bawah kemungkinan besar menjadi kasus pertama yang diidentifikasi.
Karena sebagian besar anak yang terinfeksi virus corona memiliki gejala yang sangat ringan, mereka sebagian besar diabaikan sebagai demografis pada tahap awal pandemi, kata Dr. Fasano.