Liputan6.com, Jakarta - Leonardo da Vinci dikenal dengan karya seninya yang rumit, bernuansa dan memiliki ide-ide teknologi yang canggih. Namun, penelitian baru mengungkapkan bahwa tingkat kerumitan pada gambarnya yaitu adanya dunia tersembunyi dari bentuk kehidupan yang kecil pada karya seninya itu.
Kata para ahli seperti dilansir dari Livescience, Jumat (20/11/2020), penemuan tersebut dapat membangun sebuah "katalog" mikrobioma untuk karya seni. Masing-masing potongannya mempunyai koleksi mikroba yang unik, sehingga peneliti mengidentifikasinya lagi dari ahli studi biologi mikroskopisnya.
Baca Juga
Gambar mikrobioma itu memiliki elemen kunci yang sama untuk membantu peneliti menemukan barang palsu. Itu berdasarkan dari perbedaan mikrobioma mereka atau gambar asli yang telah disimpan dalam kondisi berbeda-beda pada berabad-abad.
Advertisement
Para peneliti juga menunjukkan, bahwa gambar Leonardo da Vinci memiliki mikrobioma. Hal itu sangat berbeda dari pada yang diharapkan, karena banyaknya bakteri dan DNA manusia kemungkinan itu adalah konsekuensi dari penanganan berabad-abad oleh pemulih seni dan orang lain.
Mikroba diketahui juga ada yang dapat membuat kertas terdegradasi pada waktu ke waktu. Para peneliti memeriksa sebuah materi biologis mikroskopis, hidup dan mati dalam tujuh gambar "emblematik" sang master dan menemukan kenekaragaman yang tidak terduga dari bakteri, jamur, dan DNA manusia.
Sebagian besar dari bahan itu mungkin ada di sketsa, setelah kematian Leonardo da Vinci pada 501 tahun yang lalu. Jadi sebagian besar dari DNA, kemungkinan besarnya berasal dari orang-orang yang menangani gambar itu selama berabad-abad lamanya dan bukan dirinya sendiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jamur Cenderung Dapat Mendominasi
Tetapi, bahan biologis yang ditemukan memiliki ceritanya tersendiri. Para peneliti menulis, bahwa kejutan terbesarnya adalah adanya konsentrasi bakteri yang tinggi pada gambar yang terutama jika dibandingkan dengan jamur.
Para peneliti menulis bahwa kejutan terbesarnya adalah adanya konsentrasi bakteri yang tinggi dalam sebuah gambar yang dibandingkan terutama dengan jamur. Studi sebelumnya sudah menunjukkan bahwa jamur cenderung mendominasi pada mikrobiom objek kertas pada gambar ini, tetapi dalam kasus ini jumlah bakteri sangat tinggi, melebihi dari manusia dan serangga seperti adanya kemungkinan lalat yang membuang kotorannya di atas kertas.
"Secara keseluruhan, serangga, pekerja restorasi dan lokasi geografis, tampaknya telah meninggalkan jejak yang tidak terlihat oleh mata pada gambar itu," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan.
"Tetapi, sulit untuk mengatakan apakah salah satu kontaminan ini berasal dari masa ketika Leonardo da Vinci membuat sebuah sketsa gambarnya."
Maka, sebagian besar DNA kemungkinan berasal dari orang-orang yang memulihkan pekerjaan yang dimulai pada abad ke-15. Tim juga belum menganalisis materi genetik dalam tingkatan secara detail, jadi yang diperlukan untuk melihat secara spesifiknya itu berasal dari siapa.
Para peneliti yang menggunakan alat baru juga disebut sebagai Nanopore, metode pengurutan genetik ini dengan cepat dapat memecah dan menganalisis materi genetik. Untuk membuat studi yang terperinci dari bahan biologis yang berbeda-beda.
Para peneliti yang sama juga sudah mempelajari mikrobiona artistik di masa lalu, itu dilakukan untuk menentukan bagaimana patung yang ditemukan dari penyelundup bisa disimpan pada saat mereka bersembunyi. Kata mereka, kedepannya teknik ini bisa mengungkap detail yang baru dari sejarah bahkan karya seni yang dapat dipelajari dengan baik.
Â
Reporter : Romanauli Debora
Advertisement