Kisah Dokter di Australia Bikin Alat Tes COVID-19 Mandiri Sukses Tembus Pasar AS

Berikut adalah cerita seorang dokter dan pendiri perusahaan teknologi medis di Australia yang berhasil mengirimkan alat tes COVID-19 mandiri buatannya ke AS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jan 2021, 16:25 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 16:25 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta- Seorang dokter di Australia memimpin upaya besar-besaran untuk mengirimkan alat tes COVID-19 non-resep pertama yang disetujui regulator Amerika Serikat. Dokter tersebut mulanya membuat sebuah alat pendeteksi virus, yang ia geluti sebagai hobi. 

"Kami membuat produk pertama yang akan dikirimkan ke AS. Jadi ini hari yang penting," kata pendiri Ellume, Sean Parsons kepada AFP. 

Dilansir AFP, Senin (11/1/2021) Ellume, sebuah perusahaan teknologi medis Australia yang berbasis di kawasan industri pinggiran kota Brisbane. 

Produk alat tes Ellume, diketahui memberikan hasil hanya dalam 15 menit dan akan segera tersedia di apotek di seluruh wilayah AS yang paling terdampak pandemi COVID-19

Sebelumnya disetujui, Badan Makanan dan Obat AS (FDA) di Washington menyetujui alat tes COVID-19 buatan Ellume untuk penggunaan darurat. Ellume bahkan telah memproduksi hingga 16.000 alat tes dalam sehari.

Dengan target produksi 100.000 unit per harinya untuk Januari 2021, dan satu juta unit pada pertengahan tahun, perusahaan tersebut kini tengah berupaya meningkatkan produksi alat tes buatannya. 

"Tujuannya adalah untuk mendiagnosis sebanyak mungkin orang - jutaan orang dengan Virus Corona - untuk mengaktifkan dan mendorong mereka mengurangi penularan di antara masyarakat," terang Parsons.

Alat tes sekali pakai itu, dilengkapi dengan alat swab hidung mandiri, yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang mampu mendeteksi virus. 

Pengguna diminta untuk mengunduh sebuah aplikasi gratis dan juga menyambungkan aplikasi ke alat tes tersebut dengan bluetooth guna mendapatkan hasil dari tes yang telah dilakukan. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Akan Dibutuhkan dalam Waktu Lama

Sydney di Tengah Kemunculan Klaster Baru Kasus Covid-19
Orang-orang mengunjungi Opera House di Sydney pada Rabu (30/12/2020). Pihak berwenang berupaya menekan klaster kasus virus corona Covid-19 yang terus bertambah di kota terpadat di Australia tersebut. (Saeed KHAN / AFP)

Meskipun peluncuran vaksin COVID-19 kini sudah berlangsung di AS, upaya terjadinya kekebalan pada Virus Corona diperkirakan masih akan membutuhkan waktu lama.

Hal itu pun membuat Parsons meyakini alat tes COVID-19 buatannya akan dibutuhkan untuk tahun-tahun yang akan datang.

"Akan ada masyarakat yang tidak hanya khawatir terkena virus corona, tapi juga masyarakat yang memilih tidak divaksinasi dengan alasan apapun," sebutnya. 

"Pengujian dalam skala besar di antara masyarakat akan tetap ada, seperti yang kami lihat," tambahnya. 

Pada awal Februari 2021- sebelum Australia menutup perbatasan internasionalnya untuk mencegah penyebaran Virus Corona - Parsons dan timnya "mengeluarkan energi mereka" untuk menyelesaikan pekerjaan dalam membuat alat penguji COVID-19.

Alat tes buatannya pun berhasil menarik investasi sebesar US$31 juta dari lembaga pemerintah AS, untuk memperluas penjualan di apotik-apotik Negeri Paman Sam. 

Sebuah uji klinis menemukan alat tes COVID-19 tersebut 96 persen efektif seperti pengujian laboratorium - memposisikannya sebagai pelengkap metode tradisional dan akhirnya meyakinkan FDA untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat.

Meski saat ini fokus distribusi alat tes COVID-19 buatan Ellume masih berada pada AS, tetapi Parsons ingin memperluas upaya tersebut secara global dan berharap untuk mendapatkan persetujuan pengiriman ke Uni Eropa akhir 2021 ini.

Selain itu, meski butuh lebih dari delapan tahun untuk menciptakan teknologi dan delapan bulan untuk menyesuaikannya guna mendeteksi COVID-19, Parsons mengungkap bahwa ia melihat bagaimana wabah penyakit besar berikutnya diatasi dengan lebih baik.

"Kami juga membangun kapasitas ini untuk menanggapi pandemi di masa depan. Itu tidak bisa dihindari, dan kami harus siap," ujar Parsons. 


Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari COVID-19

Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya