Liputan6.com, Singapura - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris secara resmi mengumumkan bahwa negaranya siap menjadi tuan rumah forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Pengumuman itu dibuat pada pidato Wapres Kamala di Singapura pada Selasa (24/8/2021).
Ia menyiratkan bahwa keputusan ini adalah tanda pentingnya kawasan Indo-Pasifik serta Asia Tenggara bagi AS.
Advertisement
Baca Juga
"Secara kolektif, negara-negara Asia Tenggara mewakili pasar ekspor keempat dari negara kami. Ini adalah pasar yang sangat cemerlang dan dinamis, serta masuk jajaran pasar-pasar terbesar di dunia," ujar Kamala Harris.
Perdagangan dengan Asia Tenggara juga menghasilkan 600 ribu pekerjaan di AS. Sementara, perdagangan antara AS dan Indo-Pasifik nyaris US$ 2 triliun pada 2019, sebelum pandemi corona.
"Dan sekarang, dengan pandangan ke depan, kita memperkuat jalinan ekonomi kita. Faktanya, hari ini saya mengumumkan bahwa Amerika Serikat menawarkan menjadi tuan rumah APEC 2023," ujar Kamala.
Ia berkata bahwa melalui APEC, "Amerika Serikat telah lama bekerja dengan mitra-mitra kita di Asia dan Amerika Latin untuk membangun kawasan yang terinterkoneksi yang memajukan kesejahteraan ekonomi kolektif."
APEC bermarkas di Singapura. Pada 2022, forum itu akan digelar di Selandia Baru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fokus di Investasi Hijau
Wapres Kamala Harris menyatakan bahwa fokus investasi bersama kawasan Asia Tenggara adalah pada investasi hijau. Kolaborasi dengan negara kawasan lantas dibutuhkan untuk melawan perubahan iklim.
AS dan Singapura lantas sepakat untuk bekerja sama dalam bidang ini melalui program pendanaan yang berkelanjutan.
"Negara-negara Asia Tenggara sangat memahami dampak dari krisis iklim. Kenaikan level laut, topan, bencana-bencana ini dapat membahayakan nyawa dan mata pencaharianmu," ujar Kamala.
Pada awal Agustus 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) juga merilis laporan mengenai peran manusia dalam terjadinya perubahan iklim.
"Ini sudah jelas selama berpuluh-puluh tahun bahwa iklim Bumi telah berubah, dan peran dari pengaruh manusia pada sistem iklim tidak bisa dibantah," ujar IPCC Working Group I Co-Chair Valérie Masson-Delmotte
Dijelaskan bahwa perubahan iklim membuat siklus air menjadi semakin intensif, akibatnya hujan deras semakin intens terjadi, sehingga berdampak pada banjir.
Wilayah pesisir juga akan terdampak dengan kenaikan level laut. Peristiwa level laut yang dulunya terjadi tiap 100 tahun bisa saja terjadi setiap tahunnya di akhir abad ini.
Perkotaan pun terkena dampak parah, mulai dari semakin panas, banjir, hingga kenaikan level air laut di kota-kota pesisir.
Advertisement