Tetsuya Yamagami Penembak Shinzo Abe Bakal Jalani Evaluasi Kejiwaan hingga Akhir Tahun

Sebuah pengadilan di Nara, Jepang barat, tempat Tetsuya Yamagami tinggal dan penembakan terjadi, mengabulkan permintaan jaksa agar tersangka ditahan untuk pemeriksaan psikiatri.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Agu 2022, 18:35 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2022, 14:08 WIB
Tetsuya Yamagami, tersangka pembunuh mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. (KYODO News)
Tetsuya Yamagami, tersangka pembunuh mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. (KYODO News)

Liputan6.com, Tokyo - Tersangka pembunuh mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menjalani evaluasi kejiwaan hingga akhir tahun ini. Demikian menurut laporan media Jepang pada Sabtu (23/7/2022).

Tetsuya Yamagami, seorang pengangguran berusia 41 tahun, telah diidentifikasi oleh polisi sebagai tersangka yang mendekati ShinzoAbe pada pidato kampanye di sudut jalan pada 8 Juli dan melepaskan tembakan dengan senjata rakitan.

Sebuah pengadilan di Nara, Jepang barat, tempat tersangka tinggal dan penembakan terjadi, mengabulkan permintaan jaksa agar Yamagami ditahan untuk pemeriksaan psikiatri, Nikkei dan media lainnya melaporkan.

Jaksa Nara tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar di luar jam kerja.

"Evaluasi akan berlangsung hingga 29 November," lapor media Nikkei.

Setelah proses evaluasi kejiwaan tersebut, Tetsuya Yamagami baru akan ditentukan apakah ia akan didakwa atas penembakan tersebut atau tidak.

Sekilas Tetsuya Yamagami

Tetsuya Yamagami penembak Shinzo Abe adalah seorang warga Nara berusia 40-an, ditangkap sehubungan dengan insiden penembakan tersebut.

Foto-foto dari acara tersebut menunjukkan tersangka berdiri di dekat Abe beberapa saat sebelum dia ditembak.

Saksi mata menggambarkan melihat seorang pria membawa senjata besar bergerak dalam jarak beberapa meter dari Abe dan menembak dua kali. Mantan perdana menteri itu jatuh ke tanah ketika orang-orang berteriak kaget dan tidak percaya.

Petugas keamanan kemudian menyergap pria bersenjata yang terlihat tidak berusaha melarikan diri. Kemudian menyita senjata yang digunakan.

Menurut sumber di pemerintahan, ia merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Jepang. Mantan Marinir Angkatan Laut dan pasukan bela diri Jepang hingga 2005. 

Tetsuya Yamagami ditangkap di lokasi penembakan atas tuduhan percobaan pembunuhan, kata kepolisian, dikutip dari Kyodo, Jumat 8 Juli.

Yamagami pernah bekerja di sebuah pabrik manufaktur di wilayah Kansai di Jepang barat dari sekitar musim gugur 2020 hingga Mei tahun ini, Kyodo mengutip sebuah agen tenaga kerja.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tetsuya Yamagami Pembunuh Shinzo Abe Dendam karena Sang Ibu Bangkrut

Pelaku Penembakan Shinzo Abe
Tetsuya Yamagami, bawah, ditahan di dekat lokasi penembakan di Prefektur Nara, Jepang barat, Jumat, 8 Juli 2022. Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang telah mengalami insiden penembakan di kota barat Nara oleh seorang pria berusia 40-an yang diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami. (Katsuhiko Hirano/The Yomiuri Shimbun via AP)

Tetsuya Yamagami, pria yang membunuh Shinzo Abe percaya mantan pemimpin Jepang itu terkait dengan kelompok agama yang dia tuduh sebagai penyebab kebangkrutan ibunya. Ia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan terhadap Abe dengan menggunakan senjata rakitan, kata polisi, Sabtu 9 Juli 2022

Mengutip VOA Indonesia, Minggu (10/7/2022), Tetsuya Yamagami yang seorang pengangguran berusia 41 tahun, diidentifikasi sebagai tersangka pembunuhan Abe pada Jumat 8 Juli setelah seorang pria terlihat dalam video yang berulang kali ditampilkan di televisi Jepang dengan tenang mendekati perdana menteri terlama di negara itu dari belakang dan menembaknya.

Bertubuh kurus dan berkacamata dengan rambut kusut, tersangka terlihat melangkah ke jalan di belakang Abe, yang berdiri di atas anak tangga di persimpangan, sebelum melepaskan dua tembakan dari senjata sepanjang 40 cm yang dibungkus dengan lakban atau selotip hitam. Dia ditangkap oleh polisi di tempat kejadian.

Yamagami adalah seorang penyendiri yang tidak menjawab ketika diajak bicara, kata tetangga kepada Reuters. Dia yakin Abe telah mempromosikan sebuah organisasi keagamaan yang membuat ibunya bangkrut karena telah memberi donasi, kata kantor berita Kyodo, mengutip sumber-sumber.

"Ibu saya terlibat dalam kelompok keagamaan dan saya membencinya," Kyodo dan media domestik lainnya mengutip polisi.

Shinzo Abe ditembak saat berpidato di Nara pada Jumat 8 Juli. Ia menjalani perawatan selama sekitar 4.5 jam, namun nyawanyanya tetap tak tertolong.

Shinzo Abe disebut kehabisan darah dan sempat mengalami henti jantun. Shinzo Abe meninggal dunia.


Benang Merah Pembunuhan Shinzo Abe: Gereja Unifikasi hingga Dugaan Cuci Otak

Pelaku Penembakan Shinzo Abe
Dalam gambar dari sebuah video, Tetsuya Yamagami ditahan di dekat lokasi penembakan di Nara, Jepang barat Jumat, 8 Juli 2022. Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang telah mengalami insiden penembakan di kota barat Nara oleh seorang pria berusia 40-an yang diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami. (Kyodo News via AP)

Motif dari pelaku penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe semakin terkuak. Benang merah muncul antara Gereja Unifikasi, masalah ekonomi keluarga, dan Shinzo Abe. 

Dilaporkan Kyodo, Jumat (15/7/2022), pihak keluarga menduga ibunda dari pelaku Tetsuya Yamagami mengalami cuci otak. Total donasi yang diberikan wanita itu mencapai 100 juta yen (Rp 10 miliar).

Donasi itu berasal dari penjualan lahan dan rumah keluarga. Meski wanita itu bangkrut di tahun 2022, ia terus memberikan sumbangan dalam jumlah kecil.

"Saya percaya ia merupakan pengikut yang sangat penting dari gereja itu. Ia berada di bawah kendali pikiran," ujar paman dari Tetsuya Yamagami.

Paman dari Tetsuya Yamagami bercerita wanita itu bergabung ke Gereja Unifikasi pada 1991 setelah ayahandanya bunuh diri. Nama lengkap dari gereja itu adalah Federasi Keluarga untuk Kedamaian Dunia dan Unifikasi.

Pihak gereja mengklaim telah mengembalikan 50 juta yen kepada wanita itu, namun tidak mencatat jumlah donasi yang ia berikan ke organisasi tersebut. Paman dari Tetsuya Yamagami mengkritik respons dari gereja yang dinilai tak bertanggung jawab.

Pihak keluarga Yamagami disebut jatuh miskin karena gereja tersebut. Pelaku bahkan tidak bisa kuliah karena kekurangan uang.

"Ia (Tetsuya Yamagami) sangatlah cerdas seperti ayahnya," ujar paman pelaku. "Ia juga pekerja keras dan saya hanya punya memori yang baik tentangnya."

 


Video Detik-Detik Shinzo Abe Ditembak

Foto diduga pelaku penembakan eks PM Jepang Shinzo Abe. (Source: Twitter/ @Global_Mil_Info)
Foto diduga pelaku penembakan eks PM Jepang Shinzo Abe. (Source: Twitter/ @Global_Mil_Info)

Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, ditembak dari belakang ketika sedang pidato di Nara. Ia sedang membantu kampanye untuk pemilihan legislatif 2022. 

Penembakan terjadi sekitar 11.30 siang waktu Jepang, Jumat (8/7/2022). Shinzo Abe tampak pidato di pinggir jalan di atas sebuah platform. 

Berdasarkan rekaman video dari netizen, Abe sedang berbicara ketika terdengar suara ledakan senjata, tak lama kemudian, muncul kepulan asap putih dan ada suara tembakan lain.

 

Video lain dari NHK melengkapi momen ketika Shinzo Abe ditembak. Pada tayangan berikutnya, Shinzo Abe sudah kolaps di lantai dan berusaha ditolong oleh tim medis. 

Abe sudah dibawa ke rumah sakit, namun dilaporkan bahwa tak ada tanda-tanda kondisi vital di tubuhnya. 

Seorang pria berusia 40 tahunan telah ditangkap atas insiden ini. Senjata api yang ia pegang juga telah diambil aparat. 

Insiden penembakan seperti ini sangatlah langka di Jepang. Aturan senjata api di negara itu juga sangat ketat.

Infografis Ragam Komentar Sejumlah Pemimpin Dunia atas Penembakan Shinzo Abe. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Komentar Sejumlah Pemimpin Dunia atas Penembakan Shinzo Abe. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya