Liputan6.com, Nusa Dua - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia yang dianggap sukses sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
"Terima kasih Indonesia yang telah sukses menyelenggarakan KTT G20. Saya juga terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah menjadi tuan rumah yang baik dan memberikan sambutan luar biasa," ungkap Presiden Erdogan dalam konferensi pers di media center, BICC Westin, Nusa Dua Bali, ditulis Jumat (17/11/2022).
Baca Juga
Selain sukses dalam penyelenggaraan, Presiden Erdogan juga memuji Indonesia yang mampu mendatangkan banyak kepala negara dan ketua Lembaga internasional.
Advertisement
Menurut Presiden Erdogan, anggota G20 berhasil menjalankan peran kepemimpinan dalam menghadapi berbagai tantangan global yang sedang dihadapi semua negara saat ini. Presiden Erdogan juga percaya negara-negara yang tergabung dalam G20 mampu mengatasi krisis ekonomi dengan pendekatan yang efektif dan solutif dari hasil kesepakatan G20 selama dua hari ini.
"Kami membuahkan kesepakatan bersama dengan penekanan dalam bidang global health (kesehatan global), food security (keamanan pangan) dan effective migration management (manajemen migrasi yang efektif)," ujar Erdogan.
Presiden Erdogan menambahkan, Turki terlibat secara aktif di setiap agenda dan pertemuan pertemuan di tingkat menteri dalam rangkaian KTT G20. Bahkan negaranya selalu berkontribusi dengan menyampaikan pandangan-pandangan secara aktif dalam setiap pertemuan.
Dunia dikatakannya telah mengalami penderitaan dimulai dengan pandemi selama tiga tahun terakhir dan bertambah buruk karena adanya konflik antar negara dan meningkatnya ketegangan di kawasan regional.
"Ini mengakibatkan terganggunya supply chain dan terjadinya kerawanan pangan. Juga tingginya angka inflasi dan resesi ekonomi. Jika hal ini tidak bisa diatasi maka dunia akan semakin terpuruk," tuturnya.
Konflik Rusia Ukraina
Soal konflik antara Rusia dan Ukraina, Presiden Erdogan mengatakan pihaknya Bersama PBB telah berhasil menjadi mediator bagi negara-negara yang terlibat konflik dengan berhasil menghadirkan semua yang terlibat konflik dalam satu meja perundingan. Hasilnya menyepakati pembukaan blokade Rusia di pelabuhan Ukraina dimana saat ini sudah 11 juta ton biji gandum yang terdistribusi di dunia. Selain itu pihaknya akan membahas kemungkinan ekspor pupuk dan amonia dari pelabuhan Ukraina bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara itu terkait dengan keamanan pangan, menurut Presiden Erdogan, ketika Turki tuan rumah G20 pada tahun 2015, pihaknya telah berkomitmen untuk mengurangi food waste (limbah makanan) serta menginisiasi zero waste project. Presiden Erdogan percaya proyek ini tidak hanya akan mengurangi polusi lingkungan namunjuga respon isu bahwa limbah makanan telah menjadi permasalahan global.
Selanjutnya mengenai topik kesehatan, Turki juga memberikan pandangan-pandangan terkait arsitektur kesehatan global dan menekankan soal solidaritas internasional seperti yang dilakukan Turki untuk membantu negara-negara di Afrika.
"Kami telah mengirimkan bantuan medis ke sejumlah 12 organisasi dunia dan 161 negara yang membutuhkan bantuan," ungkapnya.
Advertisement
Turki Berbagi Cerita
Selain itu Turki pun telah berbagi pengalaman keberbagai negara mengenai kesuksesan pembangunan infrastruktur kesehatan yang telah dimulai sejak 20 tahun lalu. Turki memiliki total ranjang rumah sakit 264.000 dan tenaga kesehatan profesional lebih dari satu juta orang.
“Kami salah satu dari negara yang memproduksi vaksin. Kami ingin menunjukkan ke dunia Turki dapat menjadi brand dalam bidang kesehatan,” jelas Erdogan.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Erdogan berterima kasih kepada semua negara yang memberikan dukungan agar Turki segera pulih setelah serangan terorisme di Istanbul yang mengakibatkan dua anak meninggal dunia.
“Tidak ada tempat bagi terorisme di negara kami atau kawasan. Kami akan meneruskan terus upaya untuk menghapus terorisme,” pungkasnya.