Gambar Gunung Matterhorn di Kemasan Cokelat Toblerone Bakal Dihapus, Ini Alasannya

Cokelat Toblerone akan mengganti kemasannya, tidak lagi memakai gunung Matterhorn. Ini alasannya.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 06 Mar 2023, 15:58 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2023, 15:58 WIB
Ilustrasi cokelat Toblerone.
Ilustrasi cokelat Toblerone. (Pixabay/Hans)

Liputan6.com, Jakarta Cokelat Toblerone akan menghapus gambar puncak gunung Matterhorn dari kemasannya saat sebagian produksi cokelat dipindahkan dari Swiss ke Slovakia.

Cokelat batang berbentuk piramida yang mencerminkan puncak pegunungan Alpen itu mengalami perubahan label dan akan memasukkan tanda tangan pendirinya, demikian kata perusahaan pembuat cokelat tersebut, dilansir dari BBC, Senin (6/3/2023).

Perusahaan Amerika Serikat (AS) Mondelez mengatakan citra gunung setinggi 4.478 meter itu akan digantikan oleh puncak yang lebih umum.

Aturan ketat telah diterapkan tentang "Swiss" sejak 2017. Mereka menyatakan bahwa simbol nasional tidak boleh digunakan untuk mempromosikan produk berbasis susu yang tidak dibuat secara eksklusif di Swiss. Untuk bahan makanan mentah lain ambang batasnya minimal 80 persen.

Pihak Mondelez mengatakan bahwa perusahaan sedang memindahkan beberapa produksi ke luar negeri untuk "menanggapi peningkatan permintaan di seluruh dunia dan mengembangkan merek Toblerone kami di masa depan".

Dikatakan bahwa kemasan barunya akan mencakup "jenis huruf dan logo Toblerone baru yang khas dan menarik inspirasi lebih lanjut dari arsip Toblerone serta penyertaan tanda tangan pendiri kami, Tobler".

Toblerone adalah cokelat batangan yang berbentuk gunung dan dibuat dari susu Swiss dengan madu dan almond nugat. Toblerone pertama kali dijual pada 1908 di Bern, ibu kota Swiss.

Namun, baru pada 1970, siluet bergerigi gunung Matterhorn muncul pada kemasannya. Sebelumnya, beruang Bernese dan elang ditampilkan di kemasan.

Pihak Mondelez mengatakan Bern adalah "bagian penting dari sejarah kami dan akan terus begitu untuk masa depan".

Pernah Ubah Desain pada 2016

Ilustrasi cokelat Toblerone.
Ilustrasi cokelat Toblerone. (Unsplash/Morgan Thompson)

Pada 2016, mengutip BBC, Toblerone pernah menimbulkan kontroversi ketika mengubah desain cokelat batangan dengan menghilangkan potongan segitiga yang khas dalam upaya menekan biaya.

Keputusan tersebut mengecewakan para penggemar yang mengatakan bahwa mereka keberatan dengan perbedaan tersebut.

Pembuat produk, Mondelez, mengatakan bahwa mereka telah mengubah desain untuk mengurangi bobot batangan 400 gram dan 170 gram.

Beberapa konsumen menggambarkan langkah itu sebagai "keputusan yang salah" dan mengatakan ruang yang lebih besar tampak "bodoh".

Mondelez mengatakan langkah itu dilakukan karena terjadi kenaikan biaya bahan baku. Dalam pernyataan di halaman resmi Facebook Toblerone, perusahaan pembuatnya mengatakan harus membuat keputusan antara mengubah tampilan cokelat batangan atau menaikkan harga.

Namun, konsumen di halaman Facebook Toblerone mempertanyakan mengapa perusahaan memutuskan untuk membuat celah di antara segitiga lebih besar, dari pada mengurangi panjang dari cokelat batangannya.

Salah satu akun dengan nama Lee Yarker berkata, "Cukup adil mengurangi bobot cokelat batangnya, tetapi mengapa ada celah besar di antara segmen? Terlihat bodoh menurut saya, bisa saja membuat ukuran cokelat lebih pendek dan mempertahankan desain aslinya."

Setelah banyak kritik, perusahaan kembali ke bentuk aslinya dua tahun kemudian.

Mengapa Cokelat Terasa Begitu Nikmat?

Ilustrasi cokelat  (sumber: Pixabay)
Ilustrasi cokelat. (Pixabay)

Bicara soal cokelat, mengapa kira-kira rasanya nikmat ketika dimakan? Mengapa membuat ketagihan?

Melansir dari Mental Floss, Rabu (8/2/2023), para ilmuwan di Universitas Leeds mencari tahu alasannya.

Jawabannya adalah lubrication atau pelumasan.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ACS Applied Materials and Interfaces, para peneliti meneliti bagaimana cokelat larut di mulut menggunakan lidah silikon cetakan 3D buatan.

Para peneliti di Fakultas Ilmu Pangan dan Nutrisi bersama dengan Fakultas Teknik Mesin, mereka mengandalkan tribologi, atau studi tentang bagaimana permukaan berinteraksi dalam gerakan.

Menggunakan 15 lidah silikon dengan papila kecil dan mukosa perut babi sebagai pengganti air liur, para peneliti mengamati bagaimana cokelat larut. Lemak di permukaan luar cokelat melapisi lidah, meninggalkan lapisan lemak di silikon. Setelah larut, partikel kakao menghantam lidah, menawarkan sensasi lebih lanjut.

Lemak di dalam cokelat tampaknya tidak banyak berpengaruh. Mengapa detail terakhir itu penting? Bisa jadi cokelat dengan kandungan lemak lebih rendah masih bisa memuaskan.

Baca selebihnya di sini...

Manfaat Cokelat bagi Ibu Hamil

Ilustrasi kehamilan.
Ilustrasi kehamilan. (Unsplash/Camylla Battani)

Cokelat juga merupakan salah satu makanan yang disukai hampir semua orang. Mulai dari anak-anak hingga dewasa menyukai cokelat, tidal terkecuali ibu hamil.

Secara umum, cokelat aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Namun, Anda perlu memantau dan memperhatikan gula dan kafein yang terkandung dalam cokelat. Ada baiknya untuk membaca dengan seksama jumlah dan kandungan yang ada di dalam produk cokelat sebelum Anda mengonsumsinya.

Beberapa manfaat konsumsi cokelat untuk ibu hamil dan janinnya adalah, yang pertama kaya akan antioksidan. Cokelat kaya akan flavonoid yang merupakan antioksidan yang membantu menjaga kesehatan. Sejumlah penelitian menemukan bahwa flavonoid dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan menjaga kesehatan tubuh.

Yang kedua adalah membantu mengurangi stres saat kehamilan. Cokelat diketahui baik bagi suasana hati, termasuk bagi ibu hamil. Ibu hamil sering kali mengalami perubahan suasana hati yang disebabkan oleh perubahan hormon.

Konsumsi cokelat dipercaya dapat memperbaiki suasana hati atau mood. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa cokelat hitam dapat membantu mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati ibu.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya