Cukur Paksa! Perampok Afsel Incar Pemilik Rambut Gimbal

Para pemilik rambut gimbal di Afsel cemas bukan main. Bisa-bisa mereka dihadang rampok dan dicukur paksa.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Feb 2013, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2013, 05:00 WIB
rambut-gimbal130227c.jpg
Jack Maseko berjalan sendirian membelah malam di Johannesburg, Afrika Selatan. Tiba-tiba tiga orang pria sangar menghadang langkahnya. Ternyata  para begal. Mereka merampas dua harta miliknya: telepon genggam dan rambut gimbal yang susah payah ia bentuk selama tiga tahun.

"Mereka membawa pisau dan mencukur rambutku dengan gunting. Aku masih merasa sakit ketika mengingat kejadian itu," kata pria 28 tahun asal Zimbabwe itu pada BBC, Rabu (27/2/2013).

Jack tak menyangka ia jadi target. "Aku biasa melihat orang menjual rambut gimbal di jalanan. Awalnya aku tak tahu dari mana asalnya," kata dia.

Punya rambut gimbal ala penyanyi reggae bukan perkara gampang. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkannya. Tapi, tak semua orang sabar dan telaten menumbuhkan rambut. Keinginan untuk memiliki gaya rambut -- yang dalam bahasa Inggris disebut dreadlock -- panjang secara instan membuat permintaan rambut di pasar gelap meningkat.

Para pencuri rambut, yang bekerja secara kejam, bahkan terkadang kasar, menggunakan apapun -- asalkan tajam, untuk merampas rambut orang. Dari pisau sampai pecahan kaca yang tak terkira sakitnya. Cukur, lalu lari.

Geng perampas rambut beroperasi Johannesburg, namun praktek serupa juga menyebar hingga kota tepi pantai di Durban, KwaZulu-Natal.

Rambut gimbal dengan panjang sebahu dihargai 200 rand atau sekira Rp 223 ribu hingga 700 rand. Makin panjang makin mahal, sampai 2.000 rand.

Lalu apa yang terjadi dengan rambut curian itu?

Ini yang dilakukan para penata rambut. Menggunakan metode baru yang dinamakan "merajut", menggunakan jarum tipis mereka menenun potongan rambut gimbal ke rambut asli.

Karena teknik ini relatif baru, para penata rambut tak punya persediaan rambut gimbal yang cukup. Kompetisi pun berlangsung sengit, sebab, mereka yang punya stok rambut gimbal menguasai pasar.

Bikin Ngeri

Kasus perampasan rambut kali pertama menyebar ke seantero Afsel, saat insiden yang menimpa pria Zimbabwe, Mutsa Madonko, yang diserang dan rambutnya dicukur habis di luar sebuah klub di ibukota, jadi berita utama media massa bulan lalu. Padahal, pria malang itu butuh waktu 10 tahun untuk menumbuhkannya.

Tak ayal, kasus ini membikin ngeri para pemilik rambut gimbal lain. Salah satunya, Andile Khumalo, yang mengais rejeki dari membuka salon di pinggir jalan.

"Aku bahkan tak berani jalan dengan rambut tergerai, terutama di malam hari. Aku harus memastikan rambutku tertutup. Ini sangat mengerikan, karena kau tak akan tahu dengan apa mereka mencukur paksa rambutmu," kata dia.

Belum Ada yang Ditangkap

Meski insiden kerap terjadi, korban memilih tak melapor ke polisi. Demikian juga dengan Jack Maseko. "Aku tak melapor karena kupikir polisi juga tak bisa melakukan apapun. Aku tak yakin mereka bakal memproses laporan tentang kehilangan rambut," kata dia.

Sebaliknya, polisi justru minta korban mau melapor. "Kami baru mendengar ceritanya, belum ada kasus yang dilaporkan pada kami," kata juru bicara kepolisian Johannesburg, Kapten Lungelo Dlamini.

Korban akan dibantu, namun polisi toh bingung, pasal apa yang bakal dikenakan untuk pelaku. Polisi juga menduga, korban urung melapor karena malu.

Namun, malu atau tidak, ternyata banyak korban pencurian rambut yang jadi terkenal. Meski mereka takut untuk kembali menggimbal rambutnya.(Ein)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya