Liputan6.com, Bogota - Tanah longsor melanda Kolombia. Sejumlah orang dilaporkan tewas, sementara beberapa lainnya hilang.
"Setidaknya 12 orang tewas dan sekitar 20 orang hilang setelah tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat di Kolombia tengah," kata pihak berwenang seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (19/7/2023).
Baca Juga
Tanah longsor terjadi pada Senin 17 Juli 2023 malam di kota pedesaan Quetame, sebelah tenggara ibu kota Bogotá di Provinsi Cundinamarca.
Advertisement
Gubernur provinsi tersebut, Nicolás García Bustos, memposting video Twitter pada Selasa 18 Juli mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 14, dengan enam orang dipindahkan ke pusat kesehatan karena cedera.
Direktur operasional pertahanan sipil Ricardo Coronado, sementara itu, menyebut kepada kantor berita Reuters perkiraan yang sedikit lebih rendah: "Sejauh ini kami telah menemukan 12 jasad, dengan dua anak di antara korban jiwa."
Gubernur Nicolás García Bustos menambahkan bahwa dia telah mengumumkan keadaan darurat publik dengan unit administrasi khusus provinsi untuk manajemen bencana untuk segera mengerahkan sumber daya guna mengatasi kehancuran.
"Badan bantuan dengan drone melanjutkan pencarian," kata Wali Kota Quetame Camilo Parrado, menambahkan bahwa beberapa rumah tangga telah kehilangan "dua, tiga, bahkan empat anggota keluarga".
Beberapa rumah hancur, dan jalur perdagangan utama tersumbat lumpur. Puing-puing, menumpuk tinggi di seluruh area, menyulitkan upaya pencarian. Video yang beredar menunjukkan lumpur dan reruntuhan berserakan di sekitar wilayah Quetame. Petugas pemadam kebakaran sejauh ini telah mengevakuasi puluhan orang.
Direktur pertahanan sipil Kolombia Jorge Diaz mengatakan tanah longsor menutupi bagian jalan yang menghubungkan Bogota ke tenggara negara itu, salah satu jalur transportasi utama negara itu. Pemblokiran terjadi di pos tol sekitar 60 km (37 mil) dari ibu kota.
Presiden Kolombia Berdukacita
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyampaikan "belasungkawa kepada keluarga para korban" dalam sebuah posting Twitter pada hari Selasa.
Musim hujan Kolombia, yang biasanya berlangsung dari Juni hingga November, memakan banyak korban setiap tahun. Selama musim hujan tahun 2022, sekitar 300 orang tewas akibat banjir.
Advertisement
Tanah Longsor Timbun Sebuah Bus di Kolombia, 34 Orang Tewas
Sementara itu, sedikitnya 34 orang tewas ketika tanah longsor mengubur sebuah bus di Kolombia barat laut pada Minggu (4 Desember), kata badan bencana pemerintah.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (6/12/2022), tanah longsor, yang disebabkan oleh hujan lebat, menghantam bus di jalan antara desa Pueblo Rico dan Santa Cecilia di Provinsi Risaralda - sekitar 230 km barat laut ibu kota Bogota - kata badan nasional untuk mengelola risiko dan bencana (UNGRD) dalam sebuah pernyataan.
Tim penyelamat kemudian menggali lumpur untuk mencari korban selamat dan pihak berwenang mengatakan sembilan orang telah diselamatkan hidup-hidup. Salah satunya adalah seorang gadis berusia 7 tahun yang ditemukan menempel pada almarhum ibunya, kata Gubernur Risaralda Victor Tamayo.
Presiden Gustavo Petro menggambarkan insiden itu sebagai tragedi dalam pesan Twitter.
Solidaritas dengan keluarga korban, kata Petro, menjanjikan dukungan dari pemerintah nasional.
Sementara itu, delapan dari korban adalah anak di bawah umur, kata UNGRD.
Tanah longsor biasa terjadi di Kolombia karena medan pegunungan, hujan lebat yang sering terjadi, dan pembangunan rumah yang tidak resmi.
Wali Kota Pueblo Rico Leonardo Fabio Siagama mengatakan kepada wartawan bahwa jenazah dibawa ke stadion olahraga di kota itu.
Bus tersebut melakukan perjalanan dari Cali, kota terbesar ketiga di Kolombia, ke kotamadya Condoto, di Provinsi Choco.
Tanah Longsor di Kolombia, 17 Orang Tewas Tertimbun
Sementara sebelumnya lagi, 17 orang di Kolombia barat daya dilaporkan tewas akibat tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 21 April 2019, waktu setempat.
Lima lainnya terluka dan beberapa rumah hancur di kota Rosas di wilayah Cauca, menurut keterangan pejabat setempat yang dikutip dari BBC, Senin (22/4/2019).
Longsor terjadi setelah hujan lebat selama berhari-hari mengguyur wilayah itu. Pihak berwenang beupaya melakukan pencarian korban lainnya di bawah timbunan tanah.
Pemerintah menyebut, tanah longsor biasa terjadi di negara Amerika Latin, terutama selama musim hujan tahunan.
"Sayangnya, musibah ini terjadi ketika Anda tidak menduganya dan karena musim hujan yang telah kita ketahui, seperti itulah yang terjadi," kata Wali Kota Kolombia, Jesus Diaz.
Selain mencari para korban, tim penyelamat juga membersihkan puing-puing yang menghalangi jalan raya utama di kawasan itu.
Presiden Kolombia, Ivan Duque, mengunjungi kota itu pada hari Minggu. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa bantuan medis dan perumahan alternatif sedang disiapkan untuk para korban dan keluarganya.
"Ini adalah masa-masa sulit, tetapi kami bersatu sebagai negara untuk membantu mereka," kata Duque di Twitter.
Advertisement