Jet Israel Gempur Kamp Pengungsi Gaza, Sekitar 50 Orang Tewas

Israel mengakui menyerang kamp pengungsi ini dengan alasan menyerang Hamas.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Nov 2023, 02:25 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 02:25 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Gaza - Militer Israel menyerang kamp pengungsi Palestina di kawasan Jabalia. Sekitar 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan itu. 

Argumen Israel adalah ingin menyerang petinggi Hamas. Juru bicara Israeli Defence Forces (IDF) Daniel Hagari berkata serangan dilancarkan oleh jet tempur, demikian laporan BBC, Selasa (31/10/2023) waktu London. 

Hagari berkata seorang komandan senior Hamas terbunuh dalam serangan itu. Infrastruktur bawah tanah milik Hamas juga hancur.

Akun Twitter @TimesofGaza memposting sebuah video viral yang menampilkan korban ledakan tersebut. Tampak seorang anak perempuan kecil yang menangis histeris denga tubuh tertutup abu. 

Times of Gaza juga memposting sejumlah foto-foto korban luka dan tewas akibat serangan di Jabalia.

Jubir IDF Hagari menyatakan bahwa infrastruktur milik Hamas itu digunakan untuk "melaksanakan aktivitas teroris". Selain komandan tersebut, anggota Hamas lain juga tewas, termasuk yang ada di bawah tanah.

Hagari juga mengkritik pemimpin Hamas, yakni Yahya Sinwar, bahwa ia tidak peduli terhadap rakyat Gaza, serta menuding Sinwar sengaja membangun infrastruktur Hamas di bawah rumah masyarakat. 

Masyarakat di utara Gaza juga diimbau agar segera evakuasi ke sisi selatan oleh Israel sementara perang terus berkecamuk. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menlu Retno Marsudi: Bantuan dari Indonesia untuk Gaza Bakal Diberangkatkan Pekan Ini

Kondisi Jalur Gaza Palestina
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza terlihat dari Israel selatan, Senin (23/10/2023). (AP Photo/Ariel Schalit)

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi menyebut bahwa bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk masyarakat di Gaza akan diberangkatkan pekan ini.

"Kita lagi cari waktu yang pas untuk pemberangkatan, tetapi semuanya kemarin sudah dibahas di rapat kabinet untuk pemberangkatan minggu ini," kata Menlu Retno ketika ditemui media di Kantor Sekretariat ASEAN, Selasa (31/10). 

Ia menegaskan bahwa bantuan ini bukan yang pertama dan terakhir dikirimkan ke wilayah tersebut. 

"Jadi akan ada lanjutan pemberangkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui Mesir. Karena pintu yang terbuka sejauh ini hanya pintu Rafah. Saya juga sudah berkoordinasi dengan menlu Mesir," sambung Menlu Retno. 

Bantuan kemanusiaan tersebut, ujar Retno, akan dikirimkan ke Bandara El Arish di Mesir, yang jaraknya sekitar 40 km dari Perbatasan Rafah. Saat ini, truk yang mengirim bantuan ke Gaza harus melalui rute yang berbeda, lebih jauh dari biasanya, dan harus melalui pemeriksaan oleh otoritas Israel. 

"Kan maksimal truk yang masuk dalam satu hari adalah 20, itu juga melalui pemeriksaan ketat oleh pihak Israel," katanya. 

Menlu Retno juga turut mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirimkan ini bukan hanya dari pemerintah Indonesia namun juga dari rakyat Indonesia yang dikumpulkan lewat berbagai organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Baznas, Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan lainnya. 

Pengiriman bantuan ini juga merupakan mandat langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang terus menekankan betapa pentingnya bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Gaza saat ini. 


Kondisi WNI di Gaza

Anak-Anak Palestina
Warga Palestina yang terluka duduk di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, Jalur Gaza, setelah tiba dari Rumah Sakit al-Ahli menyusul ledakan di sana, Selasa (17/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Sementara mengenai 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Gaza, Menlu Retno juga mengatakan bahwa seluruhnya berada dalam kondisi baik, sehat dan selamat.

"Baik dalam artian di tengah situasi yang sangat tidak baik, jadi alhamdulillah mereka sehat dan selamat," tuturnya. 

Ia mengaku sempat hilang kontak selama dua hari dengan para WNI tersebut karena terputusnya koneksi internet, namun kemudian dapat kembali terhubung dan memastikan kondisi mereka baik. 

Namun mengenai upaya evakuasi, Menlu Retno menyebut bahwa pihaknya tengah mengerahkan segala upaya melakukan evakuasi secara aman. Lantaran tingginya eskalasi konflik di wilayah tersebut, hingga saat ini belum ada satu negara pun yang dapat mengevakuasi warganya. 

"Para menteri luar negeri itu sekarang tiap hari kontak, kami terus saling membantu. Apa yang kita bisa lakukan karena bagaimana mungkin kita melakukan evakuasi kalau tidak ada jaminan keamanan, karena yang kita inginkan adalah a safe evacuation," ungkapnya lagi. 


Presiden Mahmoud Abbas Sebut Israel Lakukan Genosida ke Rakyat Palestina di Gaza

Nasib Anak Anak di Gaza
Menurut laporan Save the Children pada tahun 2022, empat dari lima anak di Gaza hidup dalam depresi, kesedihan dan ketakutan. (MOHAMMED ABED/AFP)

Dalam pertemuan penting Komite Eksekutif PLO yang diadakan malam ini di markas besar kepresidenan di Ramallah, Presiden Mahmoud Abbas mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Saat berbicara di depan komite, Presiden Abbas menekankan gawatnya situasi saat ini, karena rakyat Gaza sedang menghadapi pembantaian atau genosida oleh Israel di bawah pengawasan penuh komunitas internasional.

"Sejak awal krisis ini, Palestina telah melakukan segala upaya, terlibat dalam upaya diplomasi yang luas dengan para pemimpin dunia dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mencegah konflik eksternal, pengungsian, dan menghentikan serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat," kata Abbas, dikutip dari laman Wafa, Senin (30/10).

"Meskipun terdapat suara mayoritas di Majelis Umum PBB, pasukan pendudukan Israel menanggapinya dengan invasi darat dan tingkat penembakan, kehancuran, dan korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Jumlah korban warga Palestina di Jalur Gaza kini mencapai lebih dari 7.500 orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan, serta sekitar 20.000 orang terluka.

Presiden Abbas bertanya-tanya "bagaimana mungkin untuk tetap diam ketika 3.000 anak-anak Palestina yang terbunuh dan penembakan terhadap rumah sakit, bersamaan dengan penghancuran yang kejam dan hukuman kolektif terhadap warga sipil."

Infografis Ragam Tanggapan Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya