Liputan6.com, Manila - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak Presiden Filipina Marcos Jr untuk mengeratkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Filipina di bidang politik keamanan hingga ekonomi. Pertemuan bilateral yang dilakukan di Istana Malacanang itu bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
"Bapak Presiden menyampaikan bahwa momentum 75 tahun ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama kedua negara," ungkap Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi dalam pernyataan resmi yang dikutip Kemlu RI, Rabu (10/1/2024).
Baca Juga
Di bidang politik dan keamanan, kedua pemimpin negara sepakat memperkuat kerja sama perbatasan, termasuk melalui patroli bersama.
Advertisement
"Dalam hal ini, Presiden menyampaikan pentingnya mendorong percepatan revisi Border Patrol Agreement, Border Crossing Agreement untuk mengatasi dinamika tantangan dan perubahan struktur," lanjutnya.
Selain itu, kedua negara juga sepakat mendorong penyelesaian batas landas kontinen antar kedua negara serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk pengadaan alutsista.
Di bidang ekonomi, Jokowi dan Marcos Jr sepakat untuk terus saling membuka akses pasar baik untuk komoditas Filipina ke Indonesia maupun sebaliknya, mengingat bahwa Filipina merupakan mitra penting ekonomi bagi Indonesia dalam perdagangan.
"Selama 5 tahun terakhir volume perdagangan kita terus meningkat bahkan naik lebih dari 16 persen pada tahun 2022," kata dia.
"Kalau kita lihat dari angka perdagangan bilateral, jumlahnya sudah melampaui lebih dari 10 milyar USD dengan surplus berada di pihak Indonesia," sambungnya.
Menlu Retno juga mengatakan bahwa Indonesia mengharapkan dukungan Filipina untuk meninjau kembali special safeguard measures terhadap produk kopi Indonesia sehingga kebijakan tersebut dapat segera dicabut.
Jokowi, sebut Menlu Retno, juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Filipina pada BUMN Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur penting di Filipina serta mendorong percepatan groundbreaking North-South Commuter Railway Project.
Isu Global dan Kawasan Turut Dibahas
Dalam pertemuan Jokowi dan Marcos Jr, keduanya juga membahas isu kawasan dan global, termasuk ASEAN.
"Bapak Presiden menyampaikan pentingnya penguatan kesatuan dan sentralitas ASEAN yang bukan hanya sekedar jargon," kata Menlu Retno.
"Beliau juga menegaskan ASEAN harus tetap berpegang pada prinsip hukum internasional dan menjadi positive force untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran."
Advertisement
Hasil Pertemuan
Pertemuan bilateral antara kedua pemimpin menghasilkan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang energi.
Menurut Menlu Retno, MoU ini akan mempromosikan pengaturan jangka panjang untuk komoditas energi antara pemasok Indonesia dan pengguna Filipina, serta mendorong diskusi sektor usaha.
Setelah pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina, Jokowi melakukan pertemuan singkat dengan Kadin Indonesia dan Filipina, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik PT Mayora Indah Tbk dan kunjungan ke pabrik pengolahan rumput laut, W Hydrocolloids, di kawasan Industri Carmona.
Pertemuan Bilateral Menlu RI dan Filipina
Sehari sebelum Jokowi tiba di Manila, Menlu Retno telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Filipina Enrique Manalo.
"Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat hubungan bilateral kita di berbagai sektor yang menjadi kepentingan bersama dan untuk bersama-sama mengatasi tantangan regional dan global," ujarnya usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo, Selasa (9/1/2024).
Selengkapnya di sini...
Advertisement