Liputan6.com, Jakarta - Menurut direktur fotografi dan film asal Australia yang telah meraih penghargaan, Rick Rifici, teknik pengambilan gambar di alam termasuk di bawah air merupakan pekerjaan yang cukup menantang.
"Pengambilan gambar di semua jenis alam cukup menantang, karena alam selalu berubah. Dan penting untuk kami agar bisa beradaptasi dengan kondisi alam di hari kami melakukan syuting," tutur Rick Rifici dalam acara "Masterclass: Seni Bercerita Sinematis" yang diselenggarakan oleh Festival Sinema Australia Indonesia atau FSAI 2024 di GoWork Senayan City, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/6/2024).
Karena pengambilan gambar di alam selalu bervariasi, Rick Rifici menegaskan bahwa penting untuk menggunakan teknik pengambilan gambar yang fleksibel dan mengadaptasi diri terhadap kondisi sekitar.
Advertisement
"Misalnya saya akan syuting suatu adegan di bawah air, maka saya akan mencoba menemukan area yang cocok untuk scuba, di mana saya masih bisa menapakkan kaki di pasir. Lalu, pasir tersebut akan saya gunakan sebagai pantulan cahaya alami," jelasnya.
Rick Rifici juga mengungkapkan bahwa kondisi pencahayaan yang bagus itu juga dipengaruhi oleh pengambilan gambar di darat dan di air.
"Kondisi pencahayaan yang dianggap buruk saat pengambilan gambar di darat sering kali menjadi kondisi yang ideal saat pengambilan gambar di bawah air," lanjut Rick.
Tak hanya dalam aspek pencahayaan saja, Rick juga mengatakan bahwa pengambilan khusus di bawah air memiliki tantangan tambahan karena segalanya bergerak dengan lambat atau kurang responsif. Hal tersebut disebabkan oleh faktor seperti pergerakan air.
"Jadi, aspek-aspek seperti itulah yang selalu menambah tantangan dalam pekerjaan ini," tuturnya.
Pentingnya Mencari Lokasi Cadangan
Ketika sedang syuting film di lokasi pantai, Rick juga mengatakan betapa pentingnya untuk memiliki lokasi cadangan.
"Jika lokasi utama tidak tersedia, misalnya karena serangan hiu atau badai, kami harus memiliki lokasi cadangan," kata Rick.
Rick mengungkapkan bahwa sebelum syuting dimulai, ia dan rekan-rekannya selalu melakukan peninjauan lokasi dan mencari setidaknya tiga atau empat lokasi berbeda, tetapi masih dalam area yang sama.
"Hal tersebut untuk memastikan bahwa kru dapat melakukan produksi jika ada masalah dengan lokasi utama. Jika terjadi serangan hiu (yang sangat umum terjadi di Australia), kami akan pindah ke lokasi lain."
Membaca storyboard dan skenario sebelum melakukan survei lokasi juga penting, "Misalnya, jika ada satu pantai berbentuk tapal kuda dan angin datang dari arah yang salah di sana, kami langsung tahu bahwa kami tidak bisa syuting di sana dan kami akan pergi ke tempat cadangan."
Rick juga mengatakan bahwa segala kesulitan yang dihadapi pasti ada rencana lain yang membantu mengatasi masalah tersebut.
"Akan ada rencana cadangan B dan C. Bahkan jika ada badai yang sangat buruk, kami biasanya masih dapat menemukan tempat untuk syuting sesuatu, apakah itu di dalam ruangan atau dengan pengaturan khusus lainnya," lanjutnya.
Advertisement
Keamanan Tetap Nomor Satu
Mengambil risiko dalam melakukan syuting di bawah air laut atau di alam bebas lain memang menjadi bagian dari pekerjaan Rick, tetapi keselamatan harus tetap menjadi yang terpenting.
"Keamanan sangat penting, terutama saat bekerja di air," katanya.
"Saya selalu mempelajari cuaca selama seminggu sebelum syuting dan terus memantau hingga malam hari," ucap Rick, seraya mengungkapkan upaya yang selalu ia lakukan agar kejadian yang tidak diinginkan karena faktor cuaca saat syuting tidak terjadi.
"Kami juga selalu memiliki tim keamanan saat bekerja. Jika kami bekerja di set film besar dengan aktor Hollywood, kami akan memilih jet ski untuk keselamatan saat syuting," kata Rick.
Adapun pemilihan kendaraan yang digunakan saat syuting juga didasarkan pada suatu alasan tertentu.
"Kami menggunakan jet ski daripada perahu karena jet ski tidak memiliki baling-baling," ungkap Rick.
Rick juga mengatakan bahwa jet ski merupakan kendaraan yang tidak akan melukai orang seperti baling-baling perahu.
"Selain itu, jet ski sangat berguna untuk menyelamatkan orang jika terjadi sesuatu dan juga membantu saya (sebagai direktur) dengan cepat tanpa harus berenang kembali ke pantai."
Perjalanan Rick Hingga Menjadi Direktur Fotografi Air
Pada kesempatan yang sama, Rick Rifici juga membagikan sedikit cerita tentang perjalanannya hingga menjadi direktur fotografi seperti sekarang.
"Ketika saya masih menjadi mahasiswa, saya mulai terpesona dengan kursus yang saya ikuti waktu itu, yaitu bidang film dan televisi," ujarnya.
Rick mengungkapkan bahwa karirnya sebagai direktur fotografi ini dimulai ketika dirinya mendapatkan pekerjaan di suatu jaringan televisi Australia.
"Saya mulai di sana sebagai junior. Saya kerja di sana sekitar delapan tahun sebelum diminta bergabung dengan Seven Network dan bergabung dengan tim produksi mereka," ujarnya.
"Saat bekerja dengan salah satu jaringan, mereka memiliki hak media untuk siaran langsung acara selancar profesional. Sebagai peselancar, saya cukup antusias."
Rick pun langsung mengambil kesempatan untuk turut berkontribusi dalam siaran langsung tersebut dan menjadi kameramen air.
"Sejak hari itu, sekitar 35 tahun yang lalu, saya tidak pernah melihat ke belakang lagi. Saya langsung menemukan bahwa pengambilan gambar di air merupakan pekerjaan yang memuaskan bagi saya."
Rick Rifici, seorang direktur fotografi air yang mendapatkan penghargaan, telah berkarya dalam berbagai film dan serial televisi, termasuk Facing Monsters, The Furnace, Blueback, dan serial Netflix Surviving Summer.
Advertisement