Laut Ini Lebih Mengerikan dari `Kutukan` Segitiga Bermuda

Segitiga Bermuda tak masuk dalam daftar laut paling berbahaya di muka bumi versi WWF. Lho?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 18 Jun 2013, 00:05 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2013, 00:05 WIB
bermuda130617c.jpg
Soal lautan, belum ada yang mengalahkan reputasi Segitiga Bermuda dalam hal kemisteriusan juga horor. Segitiga imajiner yang menghubungkan Bermuda, San Juan - Puerto Rico, dan Miami di Amerika Serikat itu sarat dengan kisah-kisah kecelakaan yang aneh dan belum bisa dijelaskan penyebabnya.

Namun, dalam studi yang dirilis WWF baru-baru ini, Segitiga Bermuda tak masuk dalam daftar laut paling berbahaya di muka bumi, dari sisi jumlah kecelakaan kapal maupun tingkat bahaya bagi manusia dan kehidupan laut.

Lantas, laut apa saja yang lebih berbahaya dari Segitiga Bermuda?

Masuk dalam daftar di antaranya Laut China Selatan dan Hindia Timur, Laut Mediterania dan Laut Hitam, serta Laut Utara dan perairan Kepulauan Inggris.

Seperti dimuat situs sains, Christian Science Monitor, WWF menyebut tingkat bahaya perairan dunia dipengaruhi dua hal, lalu lintas laut yang makin ramai dan kegagalan otoritas dan industri untuk menyesuaikan dengan laju percepatan itu.

Problem akut misalnya terjadi di sekitar Asia Tenggara. Sementara kapal kargo hilir mudik dengan cepat, mengikuti permintaan yang makin meningkat di wilayah yang sedang booming, aturan diberlakukan setengah hati,  pelayanan pelabuhan-pelabuhan masih memprihatinkan.

Akibatnya, selama dekade terakhir, jumlah kecelakaan di Laut China Selatan lebih banyak daripada perairan manapun di dunia. Ditambah, kurangnya kerja sama global untuk mengatur lalu lintas laut, belum lagi perubahan iklim, cuaca ekstrem. Kecelakaan makin marak terjadi, kapal-kapal bocor atau bahkan terbelah.

Tak hanya manusia yang jadi korban. Di bawah lambung kapal -- yang seringkali mengangkut "emas hitam" alias minyak bumi-- ada harta karun tak ternilai yang terancam: terumbu karang. Misalnya Coral Triangle di Asia, yang meliputi perairan Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.

Minyak dan zat beracun yang bocor dari kapal yang celaka bisa berarti bencana bagi kehidupan bawah laut yang tak tergantikan.

"Sejak tahun 1999, ada 239 kecelakaan kapal di Laut China Selatan dan Hindia Timur, lokasi Coral Triangle, rumah bagi 76 persen spesies koral dunia," demikian ujar Manajer Kelautan WWF, Simon Walmsley dalam rilisnya.

Sebanyak 106 kapal tenggelam tahun lalu, naik 91 kejadian dari tahun sebelumnya. Sementara, rata-rata ada 146 kapal hilang setiap tahun.

"Seiring armada global yang terus berkembang pesat dan mulai beroperasi secara rutin di daerah yang lebih berisiko kecelakaan, keparahan dampak akan meningkat, kecuali ada tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi  faktor-faktor risiko," tambah WWF.

Salah satu kecelakaan yang paling buruk terjadi tahun 2002. Saat itu kapal minyak Prestige tenggelam di perairan Spanyol. Salah satu tangkinya yang meledak menumpahkan 70 ribu ton minyak ke Laut Atlantik.

"Tak hanya menyebabkan dampak lingkungan yang parah, tapi menyebabkan kerugian sampai US$ 10,4 miliar."

Segitiga Bermuda, 50 kapal, 20 pesawat

Kembali ke Segitiga Bermuda. Menurut catatan lebih dari 50 kapal dan 20 pesawat hilang di area yang nama populernya tak ada dalam peta.

Yang paling terkenal adalah Penerbangan 19. Pada 5 Desember 1945 pukul 14.10 waktu setempat, lima pesawat yang dipiloti para penerbang terlatih dari kesatuan Penerbangan 19 tiba-tiba hilang di segitiga itu. Padahal cuaca sedang cerah.

Para pilot sempat meminta pertolongan lewat radio, namun, mereka tiba-tiba raib. Sebelumnya, pilot sempat melaporkan kejadian aneh yang ia lihat. "Semuanya tampak aneh, bahkan lautnya. Kami memasuki perairan berwarna putih."

Tak hanya itu, pesawat yang ditugasi mencari mereka juga lenyap secara misterius. Total 6 pesawat dan 27 orang hilang dalam peristiwa itu.

Tak kalah sohor peristiwa hilangnya kapal induk USS Cyclops yang jadi misteri terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat.

USS Cyclops (AC-4) hilang pada 4 Maret 1918 dalam perjalanan dari Barbados menuju Baltimore. Tak ada jejak yang tertinggal. Kapal dan kru serta penumpang yang berjumlah 306 orang raib. Ini kehilangan nyawa terbesar dalam sejarah Angkatan Laut AS -- yang bukan akibat pertempuran. (Ein/Yus)


Baca juga:  Asal Usul Mitos Segitiga Bermuda, Dari UFO Hingga 'Rumah Iblis'

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya